Catatan Kecil Yulfian Azrial |
Catatan , --- "DO'AKAN KAMI IBU..... Do'akan kami selamat dunia dan akhirat. Do'akan kami selalu penuh ghirah Illahiyah dalam menjalankan tugas. Do'akan kami Ibu... agar kuat menghadapi godaan yang bersifat keduniaan......." ujar Edy Sumardi (AKBP) begitu tawaduk, dengan penuh ketakziman dan ketulusan yang dalam ; spontan dan tak dibuat-buat
Bagaimana saya tak akan tersedak, tersintuh, bahkan sempat tergugu..... dalam keharuan yang teramat dalam. Kalau ini dilakukan oleh pejabat politik, saya tentu akan mengira ini mungkin sekadar pencitraan. Begitu pula kalau itu semua dilakukan oleh para calon anggota legislatif yang sedang menimba dan memburu simpati dalam rangka Pemilu.
Tapi semua kenyataan ini terjadi di dalam kegiatan yang telah rutin dilakukan sesosok polisi, jauh-jauh hari sebelum ia menjadi seorang AKBP Edy Sumardi. Jauh-jauh hari sebelum menjabat Kapolres di Kampar, atau sekarang ketika menjadi Wakapolresta Kota Pekanbaru.
"Saya berasal dari keluarga orang biasa Bang. Bahkan sewaktu masih sekolah saya sempat berjualan Jambu Klutuk. Insha Allah saya saya sadar dan merasakan benar, banyak masyaraat kita yang luput dari perhatian, padahal mereka sangat butuh perhatian dan bantuan kita, " ujarnya sebelum kami turun dari mobilnya.
"Pak Yul. Semua ini telah rutin dilakukan Pak Edy sejak lama. Jauh-jauh hari sejak beliau masih menjadi polisi biasa. Bahkan kegiatan yang kini dikenal sebagai Jum'at Barokah dimulai beliau secara diam-diam dengan menyumbang sejumlah "tangkelek" dan sandal jepit di masjid-masjid tempat beliau singgah untuk sholat jum'at," ungkap Ary dan Ipad dua awak kegiatan Jum'at Barokah yang banyak memasok saya dengan rekaman video dan berbagai informasi tentang kegiatan Jum'at barokah dan kiprah sesosok Edy Sumardi.....
Lagi-lagi saya merasa 'ditampar'. Kenapa? Karena saya dibuat tersentak. Betapa mudah sebenarnya untuk bersedekah.
"Kenapa selama ini saya belum pernah melakukan hal seperti yang telah dilakukan seorang Edy Sumardi yang usianya jauh lebih muda dari saya? Artinya, untuk bersedekah tak perlu menunggu kita kaya raya. Menyumbang 'tangkelek' atau sandal jepit ke masjid untuk berwudhuk oleh umat,.apalah susahnya?" saya bermanolog dengan batin terdalam......
Lama saya tenggelam dalam keterpanaan. Tak menyangka dan masih sulit percaya bahwa hari ini saya berkesempatan melihat wajah 'asri' aparat polisi RI, yang sejak dulu ada di dalam bangunan fatamorgana saya........(ul)
#noteya_kubutapakrajo
0 Comments