Motif Meyer Levin dalam Karya Terlarisnya “Compulsion”

Foto/Figtrebooks.net

Oleh: Anita Triani
(Mahasiswi Universita Andalas)

IMPIANNEWS.COM

Meyer Levin adalah seorang novelis dan jurnalis asal Amerika Serikat. Beliau menjadi populer setelah merilis karyanya tentang kasus Leopold dan Loeb. Ia menuangkan sudut pandangnya dan pendapatnya terkait kasus tersebut kedalam novelnya “Compulsion” yang ia tulis pada tahun 1956 di kampung halamannya, Chicago. Seperti yang disampaikan Destiny Guerrero dalam AtticusReview, “Tujuan Levin menulis novel itu bukan untuk mendapatkan kebenaran dari kejahatan itu, tetapi agar ia menemukan kebenarannya sendiri sehubungan dengan kejahatan itu.” Namun berbeda dengan pembaca, sebagian pembaca penasaran dengan beberapa hal. Seperti yang dilansir dari GoodReads, “Novel ini memaksa kita untuk bertanya-tanya, apa yang mendorong para penjahat itu lebih jauh ke dalam kegelapan dan beberapa hal untuk penebusan kejahatan mereka.” 

Meyer Levin lahir di Chicago, Illinois, AS, pada tanggal 8 Oktober 1905. Meyer Levin merupakan penulis yang sangat menyukai cerita berlatar belakang psikologi dan ironi kehidupan terkait kekerasan dan kriminalitas. Menurut putranya, “Meyer Levin sangat tersentuh oleh Holocaust dan topik terkait tentang bagaimana manusia dapat kehilangan kemanusiaannya dan melakukan kejahatan.” Pada usia 18 tahun ia bekerja sebagai reporter di Chicago Daily News. Kemudian empat tahun berikutnya ia menjadi kontributor untuk majalah nasional, The Menorah Journal. Pada tahun 1929 ia menerbitkan novel pertamanya “The Reporter”, dan ia menerbitkan enam novel lainnya sebelum Perang Dunia II. Dari tahun 1933 hingga 1939 Levin bekerja sebagai associate editor dan kritikus film di salah satu majalah pada masa itu yaitu Esquire dan menjadi reporter dari pihak loyalis dalam Perang Saudara Spanyol. Dia juga seorang koresponden perang selama Perang Dunia II mewakili Overseas News Agency dan Jewish Telegraphic Agency. Setelah perang berakhir, Levin menulis beberapa karya, salah satunya sebuah drama yang terinspirasi dari The Diary of Anne Frank, tetapi drama tersebut tidak diproduksi karena dianggap sebagai plagiarisme. 

Beberapa tahun kemudian, Meyer menulis novel Compulsion (1956), yang terinspirasi dari kasus Leopold dan Loeb. Menurut Goodreads, “Novel thriller sastra klasik karya Meyer Levin “Compulsion” ini memperkenalkan lagi kasus fiksi Leopold dan Loeb – yang pernah dianggap sebagai “kejahatan abad ini” – di masanya.” 

Kasus itu terjadi di Chicago tahun 1924. Dua mahasiswa menculik dan membunuh seorang anak laki-laki untuk membuktikan bahwa mereka bisa lolos dari kejahatan dengan sempurna. Judd Steiner(Leopold) dan Artie Straus(Loeb), mereka memuliki kekayaan, kecerdasan, dan mereka merasa seperti dunia bisa mereka atur seenaknya, dan tak heran karena mereka merupakan bagian dari komunitas elit Yahudi kelas atas di Chicago pada tahun 1920-an. Artie tampan, atletis, dan populer, tetapi dia memiliki sifat tersembunyi yang kelam, sadis dan kuat serta memiliki keinginan untuk mendominasi segalanya. Judd adalah seorang introvert, berbadan kurus, seorang jenius yang mendambakan seseorang yang bisa dia idolakan dan sembah. Ia terobsesi dengan gagasan Nietzsche tentang manusia super. Keduanya memutuskan untuk membuktikan bahwa mereka berada di atas hukum manusia dengan secara sewenang-wenang memilih dan membunuh seorang anak laki-laki Yahudi di lingkungan mereka. Novel ini penuh dengan ketegangan dan Meyer Levin berhasil menggambarkan setiap poin dengan tajam.

Berkat novel “Compulsion” ini, Meyer Levin memperoleh Special Edgar Award dari the Mystery Writers of America pada tahun 1957. Kemudian novel ini diadaptasi menjadi drama pada tahun 1957 dan film tahun 1959. Novel ini menjadi pelopor novel non-fiksi, seperti yang dibahas dalam Fig Tree Books,”Compulsion adalah "documenter” atau 'novel non-fiksi' pertama,” dan disebut "pencapaian luar biasa dalam keahlian sastra" oleh Earle Stanley Gardner di The New York Times Book Review. 

Meyer Levin meninggal pada tahun 1981, ia meninggalkan warisan sastra yang luar biasa dan beragam yang tidak hanya mencerminkan kehidupan yang ia jalani, tetapi juga mencatat perkembangan umat Yahudi selama abad ini. Los Angeles Times menjululi Meyer Levin sebagai, "penulis Yahudi paling signifikan pada zamannya." Evolusi Levin berjalan seiring dengan generasi di masanya, dan karena alasan itulah dia dianggap oleh banyak orang saat ini sebagai penulis Yahudi Amerika paling signifikan di abad kedua puluh.

Post a Comment

0 Comments