Anak Muda Payakumbuh di Film Nasional

Hanif Thamrin 
IMPIANNEWS.COM 
Nasional, --- Film Pemburu di Manchester Biru adalah adaptasi novel berdasarkan kisah nyata Hanif Thamrin, mantan International Content Producer di klub liga Inggris, Manchester City dan juga mantan Direktur Hubungan Internasional dan Media PSSI. 

Demi kebutuhan komersil tentu saja film ini tidak mengungkap semua fakta nyata dari cerita yang sebenarnya. Di Film ini tidak dikisahkan bahwa sebenarnya ayah Hanif (pak Thamrin Manan) adalah seorang tokoh Masyumi yang memiliki prinsip yang kuat dan sangat disegani di Sumatera Barat. Mantan pengacara kawakan dengan jam terbang nasional. Ibu Hanif Hj.Len Thamrin adalah aktifis Aisyiyah Payakumbuh

Pak Thamrin Manan adalah tokoh sangat saya kagumi. Beliau inisiator berdirinya YARSI yang menaungi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina. Inisiator pendirian Yayasan Kebangkitan Islam (Islamic Revival Foundation) Sumatera Barat. Saya masih ingat saat beliau rapat di kantor YKI jalan M.Yamin atas sate Laweh Padang dengan bapak  Moestamir Makmoer dan tokoh yang lain. Beliau juga bersama pengurus Masjid Baitusslam  mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Raudhatul Jannah di Payakumbuh

Fakta lain yang juga disamarkan dalam film ini adalah bahwa Hanif adalah adik (seayah beda ibu) dari Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya Yuri Oktavian Thamrin. Tapi Hanif memang seorang anak yang mandiri. Kalau nggak salah beliau adalah murid angkatan pertama SD Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh tahun 1990

Film yang dirilis 6 Februari 2020 lalu disutradarai oleh Rako Prijanto (setelah sukses dengan Warkop DKI reborn). Dibintangi oleh Adipati Dolken sebagai Hanif. Ganindra Bimo memerankan tokoh Pringga sahabat Hanif. Doni Alamsyah sebagai Ayah Hanif dan Vonny Cornelya sebagai Ibu Hanif. “Ada nilai keluarga juga yang bisa diambil dari cerita ini terkait hubungan ayah dan anak, serta budaya merantau orang Minang,” ujar Rako Prijanto dalam keterangannya saat rilis film ini

Di film ini diceritakan Hanif tinggal se apartemen dengan pringga di kota London. Hanif bekerja paruh waktu di kedai Burger. Setelah menamatkan studi magisternya, Hanif diminta ibunya untuk pulang kampung. Tapi keinginan Hanif untuk bekerja di Inggris cukup kuat. Dalam kebimbangan itu datang tawaran untuk mendaftar sebagai jurnalis di Klub Manchester City. Hanif memilih untuk mencari pengalaman yang menantang di Kota Manchester dan tentu saja setelah direstui ibunya.

Nilai edukatif dari film ini perjuangan pantang menyerah Hanif untuk menjadi jurnalis dan menyesuaikan diri di kota Manchester dan kultur Manchester City sampai akhirnya bisa menaklukkan tantangan dari bossnya Shopie untuk dapat wawancara ekslusif dengan Pelatih City Manuel Pellegrini atas bantuan penjaga stadion Pak Tua Chappy 

Walaupun tak lebih seminggu tayang di bioskop, tapi kutipan dari Hanif "Lebih baik berbuat sesuatu dan meng-influence 20 orang dengan karya kita ketimbang diam dan tidak berbuat apapun," tuturnya.(rel)