Quran & Hadis Jelaskan 3 Hal Ini Jadi Tanda Ajal Kamu Sudah Dekat

Tak ada yang bisa memastikan kapan datangnya kematian. Meski demikian, maut dapat tiba kapan saja.

Kematian bisa terjadi terhadap mereka yang sakit maupun yang sehat, juga yang tua maupun yang muda.

Dari sejumlah firman Allah SWT dalam Alquran, maupun hadis Rasulullah SAW, ada sejumlah pertanda yang muncul ketika ajal sudah dekat.

Hal ini dibuktikan juga dengan hasil kajian medis di bidang kedokteran.
Napas Semakin Berat
Allah SWT berfirman;

“Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. (Al Qiyamah: 26-30)

Hal yang diungkapkan dalam Al Qur’an tersebut, dibuktikan oleh dunia kedokteran. Secara medis disebutkan, salah satu pertanda bahwa kematian seseorang sudah dekat adalah ketika mengalami pernapasan Cheyne-Stokes. Yaitu napas tidak dalam yang berubah menjadi lebih cepat, lebih dalam, dan lebih tidak teratur.

Bisa jadi terdapat jeda beberapa waktu di sela tarikan napas.

Selain itu tubuh secara alami memproduksi dahak di dalam sistem pernapasan.

Dahak ini secara alami akan terbuang melalui batuk. Namun jika tubuh sudah tidak banyak bergerak dan mendekati kematian, dahak menumpuk dan menimbulkan bunyi seperti mendengkur, pada tarikan napas.

Lelah dan Mengantuk
Perubahan metabolisme tubuh membuat orang lebih tidak bertenaga, lelah, dan mengantuk. Dia akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur dan bisa jadi tidak sadarkan diri dalam tidurnya.

Keadaan ini juga membuat seseorang kehilangan selera, sehingga cenderung menolak makan atau minum dan terlihat kesulitan dalam mengonsumsi makanan, minuman, serta obat melalui mulut.

Menjelang kematian, tubuh tidak mampu lagi memproses makanan dengan baik.

Beberapa hadis Nabi, menguatkan pertanda sakaratul maut yang diungkapkan medis.

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu‘anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
“Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air.

 Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”.

Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas”

Dari Anas Radhiyallahu anhu berkata;
“Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: ‘Alangkah berat penderitaanmu ayahku’. Beliau menjawab: ‘Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini’.”

Dalam riwayat Tirmidzi dengan ‘Aisyah menceritakan, “Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah”.

Halusinasi

Orang yang sudah menjelang ajal, menurut ilmu kedokteran cenderung mengalami halusinasi. Yaitu ketika seseorang mengaku melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

Selain itu mungkin juga terjadi linglung, tidak mengenali di mana dia berada, jam berapa, atau sedang berada bersama siapa. Disorientasi ini dapat membuat resah dan susah tidur.

Terkait orang yang sudah mendekati ajal, seolah-olah melihat sesuatu yang sebenarnya ‘tidak nyata’, Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, serta yang selainnya, telah meriwayatkan dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib. Suatu ketika para sahabat berada di pekuburan Baqi’ul ghorqod.

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk. Sementara para sahabat duduk disekitarnya dengan tenang. Lalu beliau berkata;

“Sesungguhnya bila seorang yang mukmin menghadap ke alam akhirat dan meninggalkan alam dunia, turun kepadanya sejumlah malaikat berwajah putih yang seolah-olah seperti matahari.

Mereka membawa sebuah kain kafan dan minyak wangi dari surga. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya.

Malaikat pencabut nyawa berkata, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau kepada keampunan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”

Post a Comment

0 Comments