Impiannews.com. Surian - Tersebarnya video memilukan warga menandu jenazah seorang guru SDN 20 Lubuk Rasam di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, menjadi tamparan keras bagi pemerintah dan publik. Jalan berlumpur, akses terputus, dan kondisi pedalaman yang masih terisolasii semuanya kembali tersorot dalam satu momen duka penuh haru.
Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, tampak warga bahu membahu menggotong jenazah melewati jalan licin dan berlumpur menuju pemakaman. Adegan tersebut menggambarkan kenyataan pahit yang masih dialami masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Solok: keterisolasian yang belum juga terobati.
Peristiwa itu sontak memicu keprihatinan luas, bukan hanya dari masyarakat, tetapi juga dari para wakil rakyat di DPRD Kabupaten Solok.
Pemkab Solok: Terhalang Status Jalan Provinsi dan Kawasan Hutan
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok, Medison, S.Sos, M.Si, menyampaikan duka cita mendalam dan menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam. Namun, ia menekankan adanya kendala teknis dan kewenangan.
“Sebagian akses ke Surian dan Lubuk Rasam merupakan jalan provinsi dan berada dalam kawasan hutan negara. Bupati Solok Jon Firman Pandu sudah berulang kali berkoordinasi dengan pusat dan provinsi untuk pembukaan akses dan peningkatan jalan,” ujar Medison.
Menurutnya, Pemkab Solok terus menekan pemerintah provinsi dan kementerian terkait agar wilayah selatan segera mendapat perhatian nyata.
DPRD: Momentum Perubahan, Bukan Sekadar Simpati
Anggota DPRD dari Fraksi PKS, Nazar Bakhri, menegaskan bahwa perjuangan membuka keterisolasian ini harus menjadi prioritas bersama.
“Bupati Solok sudah berusaha keras memperjuangkan anggaran. Mari kita dukung dengan doa dan dorongan moral agar wilayah terpencil seperti Lubuk Rasam tidak lagi tertinggal,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Fraksi Gerindra, Hafni Hafiz, menyoroti akar masalah yang sering terabaikan: status kawasan hutan yang menghambat pembangunan.
“Banyak nagari sudah ditempati puluhan tahun, tapi masih tercatat kawasan hutan. Kita dorong Pemkab segera mengusulkan pelepasan kawasan ke kementerian,” tegasnya.
Hafni memastikan Fraksi Gerindra akan mengeluarkan rekomendasi resmi untuk percepatan penuntasan status lahan dan akses jalan.
RTRW Menjadi Kunci: “Kalau Tidak Diselesaikan, Isolasi Akan Terus Terjadi”
Anggota DPRD , Efdizal, menegaskan bahwa percepatan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah langkah strategis yang mendesak.
“RTRW harus segera tuntas. Tanpa dasar hukum tata ruang yang jelas, akses jalan dan fasilitas tidak bisa dibangun. Ini penting untuk pemerataan pembangunan,” ujarnya.
Efdizal memastikan DPRD akan bekerja bersama pemerintah daerah agar wilayah tertinggal di Solok mendapatkan porsi perhatian yang layak.
Video Jenazah Jadi Simbol Perjuangan
Viralnya video ini bukan sekadar kesedihan. Bagi DPRD, ini menjadi alarm kemanusiaan sekaligus momentum mempercepat penyelesaian masalah tata ruang dan pembebasan kawasan hutan.
Masyarakat berharap derita seperti yang dialami warga Lubuk Rasam tidak terulang. Akses layak adalah hak dasar. Dan kini, perjuangan untuk mewujudkannya.**(YM-Koto)
