Paradoks Sikap Kaum Muslim di Pergantian Tahun

Oleh: Siti Maryam
Ibu Rumah Tangga 

IMPIANNEWS.COM

Sangat Miris, pada malam pergantian tahun ini, Zionis Yahudi semakin beringas menyerang Palestina di jalur Gaza. Laporan baru menyebut pasukan Zionis memaksa masuk ke area Tengah dan Selatan Gaza (30/12) waktu setempat. Menurut penuturan warga sekitar, serangan zionis dilancarkan menggunakan artileri berat. Sebelumnya zionis menyatakan perang akan berlangsung berbulan bulan.

Selain itu, pada malam pergantian tahun ini pun menjadi duka bagi Muslim Rohingya. Baru-baru ini pengungsi Rohingya mendapat pengusiran dari Mahasiswa Aceh. Hal tersebut menyisakan trauma dan ketakutan bagi para pengungsi tersebut 'kami kira akan mati disini'. 

Begitulah sekiranya derita kaum Muslim saat ini. Belum lagi derita lainnya yang tak kunjung usai meluluh lantakan jiwa-jiwa yang lemah.

Sisi Gelap Pergantian Tahun 

Paradoks sikap kaum Muslim saat ini sungguh sangat memilukan. Sebagian muslim lainnya sedang mengalami penderitaan akibat Zionis dan kekejaman sistem kapitalis sekuler. Namun kaum muslim lainnya malah disibukkan dengan perayaan menyambut malam pergantian thun. 

Kepedulian dan simpati kaum muslim terhadap muslim di Palestina pun mulai surut. Gaungan semangat pembelaanpun mulai luntur, seruan pembaikotan produk Zionis mulai mengendor. Pada akhirnya derita saudara Muslimnya hilang dari benak. Tergantikan oleh kesenangan perayaan tahun baru yang sejatinya bukan tahun baru Islam.

Terbukti, pada malam pergantian tahun baru ini, kaum muslim disibukkan dengan wisata liburan akhir tahun. Bahkan tempat-tempat wisata saat ini penuh para pengunjung. Selain itu, pada puncaknya kaum muslim ikut-ikutan menyalakan kembang api, bakar-bakaran, makan-makan sebagai wujud kebahagiaan mereka menyambut tahun baru. Sangat Menyedihkan sekali.

Pergantian Tahun baru ini juga memiliki sisi Gelap tersendiri.  Biasanya pada malam pergantian malam tahun baru dijadikan puncak kemaksiatan. Satu malam tahun baru dijadikan ajang ekspresi kebebasan bergaul bebas. Selain itu, mabuk-mabukkan, kansumsi narkoba, dan perjudian. Dan beragam kemaksiatan yang sengaja dilakukan manusia. Semuanya tak luput sebagai sisi gelap tahun baru ini. Naudzubillahimin dzalik.

Begitulah faktanya tingkah kaum muslim khususnya di negeri kita. Tak ada sedikitpun kepedulian akan penderitaan saudara Muslim lainnya. Semangat perjuangan membela saurdaranya, hanya seruan semu semata. Tak sekali pun tampak dalam sikapnya sebagai muslim. 

Tidak sedikitpun meraba perasaan saudara kita yang dilanda derita saat ini. Namun kita hanya sibuk dengan kebahagiaan sendiri.

Demokrasi dan Nasionalisme Biang Umat Terpecah 

Kaum muslim di negeri  ini menjadi tidak peduli lagi akan derita muslim di negeri lainnya. Hal tersebut terjadi karena sekat nasionalisme. Dalam Islam, kaum muslim itu bagaikan satu tubuh, yang ketika bagian tubuh lainnya merasakan sakit, maka seluruh tubuhnyapun merasakan sakit yang sama. Namun hal ini tidak ada dalam benak kaum Muslim saat ini, mereka terhalang oleh sekat bangsa yang mengutamakan kebahagiaan diri sendiri. Karena berbeda bangsa itu yang menjadi penghalang untuk saling menolong, membantu, menyelamatkan saudaranya sendiri. 

Inilah wajah buruk sistem demokrasi yang memisahkan satu bagian tubuh kaum Muslim. Namun hal tersebut tidak disadari oleh mereka, karena benak mereka telah tercekoki oleh paham nasionalisme. 

Padahal Rasulullah sendiri berpesan kepada kita, "Barang siapa yang bangun di pagi hari kemudian dia tidak memikirkan nasib muslim lainnya, maka dia bukan termasuk golonganku". Maka sedikitpun mereka telah lupa akan seruan dan ancaman Rasulullah kepada kita yang abai terhadap saudaranya sendiri.

Muslim makin Taat dan Bersatu di Tahun Baru

Sebagai seorang muslim, ada sikap yang seharusnya ditunjukkan ketika pergantian tahun terjadi. Pertama, pada pergantian tahun baru masehi ini, seharusnya tidaklah menjadikan kita terganggu untuk melakukan hal yang mubah bahkan cenderung haram. Oleh karenanya, sudah seharusnya kita bersikap biasa saja tanpa mengistimewakan tahun baru ini, apalagi tahun baru masehi bukanlah tahun baru kaum muslim, karena kaum muslim pun memiliki tahun barunya sendiri yaitu tahun baru hijriyah.

Kedua,  pada pergantian tahun baru masehi ini, saudara kita sedang mengalami penderitaan yang sangat buruk. Maka kepedulian kita kepada mereka haruslah semakin meningkat, bukan terkesannya meredup dan lenyap seketika seperti saat ini. 

Ketiga, Tidak ada sekat apapun yang membatasi kepedulian kaum Muslim terhadap saudaranya, baik itu Muslim Rohingya, Muslim Palestina atau Muslim lainnya. Karena mereka adalah satu tubuh dengan kita. Justru semangat jihad yang seharusnya semakin digaungkan untuk membela saudara-saudara kita. 

Keempat, sudah saatnya kita membuang sistem rusak yang telah dicekoki kepada kaum Muslim. Karena dari sistem yang melahirkan paham nasionisme inilah kaum Muslim terpecah belah dari satu tubuhnya. 

Oleh karena itu, umat seharusnya sadar bahwa kaum Muslim membutuhkan satu komando untuk menyatukan seluruh kaum muslim di belahan  dunia manapun untuk membela saudara kita yang mengalami kekejaman dan kebiadaban sistem, dan Zionis penjajah. 

Satu komando ini hanya akan ada di bawah kepemimpinan Khilafah a'la minhajin nubuwah. Dengan seorang Khalifah yang akan menjadi komandannya. Sehingga persatuan umat di seluruh dunia terealisasi. Kemudian bersama menegakkan kembali hukum-hukum Allah di muka bumi. Tidak akan terjadi lagi penderitaan kaum muslim seperti saat ini. Umat Islam yang menderita akibat ketiadaan pemimpin yang satu seperti seekor anak ayam tanpa induknya.

Berdiam diri bukanlah solusi dari penderitaan kaum muslim. Hanya mengecam juga bukanlah obat untuk saudara kita. Jadi sikap yang perlu kita tunjukkan adalah berdakwah menyadarkan umat untuk kembali menegakkan Khilafah Islamiyyah. Institusi tersebut sebagai satu-satunya solusi permasalahan dan penderitaan kaum muslim saat ini. Maka mari bangkitlah dari tidur nyenyak ini. Jangan sampai menyesal di akhirat kelak karena tidak diakui sebagai umat Baginda Muhammad saw. 

Wallahua'lam bishawab.

Post a Comment

0 Comments