Islam Memuliakan Para Ibu

Oleh: Ulfah Alawiyah
(Ibu Rumah Tangga) 

IMPIANNEWS.COM

Setiap tanggal 22 Desember biasanya diperingati sebagai Hari Ibu Nasional. Peringatan ini sudah ada sejak 1928. Sedangkan peringatan hari ibu saat ini sangat amatlah menarik. Karena mengusung tema utama yaitu "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju".

Hari ini ibu berdaya dimaknai sebagai ibu yang bisa menghasilkan materi atau uang. Ibu berdaya adalah ibu yang bisa mandiri secara financial, tanpa mengandalkan suami atau siapapun. Dan juga para ibu yang terjun ke dalam ranah perpolitikan agar bisa dipandang dan mempunyai pengaruh di tengah masyarakat. Bahkan dikatakan ibu berdaya ketika mampu sejajar dengan para lelaki dalam segala bidang. Sehingga dengan kiprah para ibu tersebut, Indonesia disebut negara maju. Benarkah demikian? 

Tidak heran, ketika kita hidup di dalam sistem kapitalis sekuler, segala sesuatu diukur dengan banyaknya materi. Sehingga memperoleh  keuntungan sebanyak-banyaknya menjadi acuan. Akhirnya perempuan pun dijadikan mesin pencetak uang bukan hanya untuk keluarganya tetapi untuk negaranya.

Para perempuan didorong untuk keluar rumah agar bisa menghasilkan uang. Dan masyarakat pada saat ini juga hakikatnya mereka diperas dari berbagai arah mulai dari tenaga dan pikirannya. Para perempuan dijadikan tulang punggung untuk menopang keluarganya. Mereka meninggalkan suami dan anak-anaknya hanya untuk bekerja.

Perempuan yang sudah menikah khususnya ada yang secara terpaksa terjun berkarir karena tuntutan ekonomi. Ada juga yang bekerja karena merasa bangga ketika memiliki karir yang bagus dan gaji yang besar. Mereka merasa setara dengan laki laki dan merasa dihargai baik oleh suami ataupun oleh keluarganya. Mereka juga merasa mandiri  dan tidak menyusahkan suami.

Padahal sebenarnya ada pembajakan peran ibu sebagai pendidik generasi. Dampaknya hari ini marak problem generasi dalam segala aspek, seperti seks bebas, kecanduan narkoba, tawuran dll. Permasalahan tersebut timbul dari akibat adanya peran ibu yang dihilangkan. Kewajiban ibu fokus di rumah mengurusi urusan rumah tangga malah beralih menjadi pekerja. Pekerjaan rumah tangga diserahkan kepada orang lain, semisal mempekerjakan asisten rumah tangga dan pengasuh atau ada pergantian peran dengan suami. Sehingga para ibu sudah merasa urusannya sudah beres karena sudah ada yang menghandle pekerjaannya di rumah.

Sehingga pengasuhan dan pendidikan anak terabaikan. Anak kurang kasih sayang dan mengalihkan rasa kesal, kurang perhatian tersebut ke dalam kemaksiatan seperti konsumsi narkoba, miras, seks bebas dan kenakalan lainnya.

Secara fitrah, anak-anak ingin diperhatikan dan ingin kasih sayang yang penuh dari ibunya. Namun, karena ibunya sibuk maka mereka mencari perhatian dan kasih sayang di luar rumah. Sementara lingkungan pergaulannya tidak kondusif dan kebanyakan menjerumuskan pada kemaksiatan. Apalagi sama sekali tidak ada peran negara untuk menyelamatkan generasi.

Di dalam kapitalisme sekuler, beban ibu sangatlah berat. Bukan hanya berperan di rumah saja, tetapi para ibu dituntut agar bisa berperan ganda. Para ibu tak berdaya dituduh sebagai penyebab kemiskinan. Sehingga mereka harus berdaya dan ikut mengentaskan kemiskinan keluarga. 

Demikian pula di masyarakat, para ibu dituntut agar bisa menyelesaikan berbagai permasalahannya per individu, tidak melibatkan negara. Padahal rusaknya generasi saat ini akibat abainya peran negara terhadap masyarakat. Negara berlepas tangan mengurusi rakyatnya dari segi ekonomi, keamanan, kesehatan, kesejahteraan keadilan dan sebagainya. Sehingga membuat orang tua berusaha keras menjamin kebutuhan keluarga yang mendesak. Ditambah kenaikan bahan pokok yang semakin hari semakin melonjak. Para ibu  harus berpikir keras memenuhi kebutuhan rumah tangga tersebut.  Apalagi jika suaminya pengangguran, maka dengan sukarela ketika ada pekerjaan si ibu akan langsung menyetujui pekerjaan tersebut.

Dengan mudahnya sekarang pemerintah juga memberikan fasilitas kepada perempuan agar bisa menghasilkan uang. Upaya pemberian bantuan melalui bantuan UMKM kepada para ibu. Sehingga mereka berlomba-lomba agar bisa mendapatkan bantuan tersebut dan menyalurkan bakat apa saja yang mereka punya. Para ibu saat ini begitu mudah teralihkan pikirannya dengan hal hal yang berbau materialistik. Karena pada dasarnya para ibu juga sudah teracuni pemikirannya dengan paham materialistis, hedonis, liberal serta kesetaraan gender. Sehingga mereka terus berlomba-lomba agar bisa memenuhi kriteria sebagai wanita mandiri dari berbagai segi.

Padahal di dalam Islam perempuan begitu dimuliakan dan dijaga serta dijadikan ratu bukan jadi babu. Dalam Islam perempuan tidak mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah. Justru para perempuan ditanggung nafkahnya, bahkan dikatakan di dalam hadist bahwa, "Sebaik-baik manusia adalah yang berbuat baik terhadap keluarganya, dan sebaik-baik laki-laki adalah yang paling baik terhadap istrinya."

Para perempuan tidak mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah. Hukum bekerja bagi perempuan hanya mubah. Itupun harus memenuhi syarat pekerjaan yang tidak mengeksploitasi kecantikan, tidak meruntuhkan akhlak dan memang pekerjaan yang menggunakan keahlian tangannya. Ketika bekerja, perempuan harus terjamin keamanannya, terjaga izzah/kesucian dan iffah/kehormatan serta sesuai aturan Islam dalam pergaulan. 

Perempuan adalah makhluk lemah dan penuh kasih sayang. Bahkan perempuan adalah tulang rusuknya laki-laki, maka tidak akan bisa menjadi tulang punggung sampai kapanpun. Maka untuk memperbaiki peran ibu dan perempuan perlu adanya revitalisasi peran ibu sebagai pendidik generasi.

Oleh karena itu, fitrahnya para ibu dan perempuan mempunyai peran yang sangat berpengaruh dalam mendidik anak-anaknya. Setidaknya ada 4 hal yang harus dilakukan para ibu dan perempuan di dalam Islam:

1. Mendidik generasi, menjadikan anak-anak mempunyai kepribadian Islam. Sehingga anak akan taat terhadap perintah orang tuanya.

Karena di dalam Islam, surga berada di telapak kaki ibu, rida Allah tergantung rida orang tua.

Jadi kita akan menemukan anak yang menghormati orang tuanya. Bukan fakta miris saat ini seperti kasus anak memenjarakan ibu, mengusirnya bahkan membuang orang tuanya. Keimanan anak-anak yang berkepribadian Islam.  menjadikan orang tuanya mulia. Maka mereka akan menggapai kesuksesan di dunia dan juga akhirat.

2. Para muslimah menyiapkan generasi Qurata'ayun. Para generasi ini sangat menyenangkan mata dan menyejukkan hati dengan karakteristik generasinya yang bertakwa. Berarti terbentuknya takwa kepada  Allah saja. Mereka dengan ringan dan bersegera melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga bisa mengantarkan generasi menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa, menjadi umat terbaik.

3. Muslimah mendakwahkan Islam politik. Islam sebenarnya bukan hanya mengurusi ibadah ritual saja tetapi Islam adalah solusi bagi setiap permasalahan kehidupan. Islam mengatur dalam berbagai hal mulai dari ekonomi, sosial, kesehatan, dan lain lain. Maka tidak akan kita dapati banyak para ibu yang bekerja keluar hanya sekedar untuk memenuhi hajat hidupnya. Islam hadir dengan politik ekonomi yang luar biasa. Tidak akan ada krisis karena kekayaan di negeri Islam akan dikelola dengan sangat baik. Pengelolaan dan kepemilikan tidak diserahkan kepada asing. Sehingga negara akan mampu menjamin pemenuhan hak dasar masyarakatnya.

4. kaum muslimin mendakwahkan Islam secara kafah dalam naungan Khilafah. Hanya dengan berislam secara kafah maka setiap problem yang ada akan terselesaikan. Akhirnya umat Islam  akan bangkit. Dengan pemimpin dan negara yang menerapkan hukum Islam, maka para ibu dan perempuan akan terjaga kesejahteraannya. Para ibu dan perempuan tidak akan resah karena tidak perlu memikirkan kembali bagaimana mereka hidup dengan cara tidak bekerja. Para ibu akan merasa aman karena negara telah menjamin pendidikan, kesehatan, keamanan. Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan juga telah dipenuhi oleh negara.

Dengan demikian, para ibu hanya akan fokus  menghasilkan generasi yang unggul dan bertakwa. Agar suatu saat bisa berkumpul kembali di surga. Dan impian itu, hanya bisa terwujud jika sistem Islam tegak dalam naungan Khilafah di muka bumi ini. Islam menjadi rahmatan lil'alamiin, rahmatnya akan sangat terasa oleh manusia dan oleh seluruh makhluk di alam semesta ini.

Wallahu'alam bishawab

Post a Comment

0 Comments