Dampak COVID-19 dari pariwisata dalam negri terhadap perekonomian Australia

Photo/ABC Indonesia
Oleh: Intan Salsabilla (2110731029)
(Mahasiswa Sastra Inggris Unand)

IMPIANNEWS.COM

Australia mempunyai banyak wisata terkenal seperti Gunung Kozciuszka, Gurun Pasir di Australia, pantai Bondi, dan masih banyak destinasi lain di negara tersebut. Negara ini juga mempunyai bangunan yang mempunyai model arsitektur yang unik dan terkenal sehingga banyak wisatawan yang berkujung di Australia. Jadi saat COVID-19 muncul pariwisata menjadi pendorong utama pertumbuhan di banyak negara dan wilayah. Dengan sifat interaksi sosial yang kuat, industri ini rentan terhadap resesi,terrorism,bencana alam dan penyakit menular. Wabah penyakit coronavirus pada akhir 2019 (selanjutnya disebut COVID-19) sudah berdampak parah dan cepat pada kehidupan manusia secara global dengan penyakit pernapasan yang telah  mempengaruhi lebih dari 67 kasus yang terinfeksi dan lebih dari satu setengah juta kematian disaat penulisan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Meninjau bagaimana pandemi sebelumnya berdampak pada sektor pariwisata, COVID-19 akan membawa kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada industri pariwisata.  Pariwisata telah menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di Australia selama beberapa dekade. Penyebaran COVID-19 sebagai bola penghancur ekonomi bagi sektor pariwisata Australia. Sementara pasar pariwisata domestik dapat memulai pemulihan awal karna pertemuan sosial dilonggarkan , pembatasan perjalanan internasional diperkirakan akan berlanjut lebih lama, yang sangat membatasi pasar pariwisata internasional. Tingkat ketidak pastian yang tinggi menghadiri perkiraan pengurangan jumlah pariwisata dan pengurangan pengeluaran terkait, mengingat perkembangan pandemi yang sedang berlangsung.

Mengingat pentingnya industri pariwisata dalam perekonomian Australia,industri pariwisata ini sangat rentan terhadap pandemi menular. Pandemi covid-19 sangat berdampak pada industri pariwisata. Karna adanya pembatasan sosial yang bertujuan untuk mengurangi dan mencegah penularah virus membuat para usaha dibidang pariwisata harus mencari jalan lain untuk bertahan hidup. Menurut data dari Tourism Research Australia (TRA) pada periode tahun keuangan Maret 2020 hingga Juni 2021, jumlah turis asing ke Australia turun hingga lebih dari 98 persen. Tercatat hanya ada 138 ribu orang lebih turis asing yang datang ke Australia sejak pandemi dimulai sampai pertengahan tahun 2021. Sebagai perbandingan, di tahun keuangan 2019 atau sebelum pandemi, jumlah turis asing yang masuk ke Australia bisa mencapai lebih dari 8,7 juta orang. Penyebab utama berkurangnya jumlah turis asing ke Australia adalah ditutupnya perbatasan bagi turis asing, meski sudah mulai dibuka perlahan dan tetap dibatasi.

Industri pariwisata Australia dapat bertahan dari krisis dan menjadi industri yang lebih kuat dan tangguh. Efek pandemi mencakup banyak aspek berbeda seperti banyaknya orang yang kehilangan pekerjaannya serta tidak adanya pemasukan. Ini tentu butuh waktu untuk memperbaiki ekonomi dan juga mengembalikan aktivitas masyarakat di Negara kangguru ini. Seperti yang dikatakan oleh aisha dalam wawancara singkat “Pelajaran yang bisa diambil dari sejarah adalah semakin cepat masyarakat bisa kembali mendapat pekerjaan-mengurangi antrean pengangguran, akan semakin baik perekonomian dan masyarakatnya”. 

Pada website pham et al 202, menerapkan model CGE pariwisata untuk memperkirakan dampak ekonomi dari industri pariwisata pada ekonomi Australia selama pandemi pada tahun 2020. Mereka berpendapat bahwa COVID-19  memengaruhi berbagai industri dan pekerjaan di luar sektor pariwisata dan menyerukan dukungan kuat dari pemerintah pada pariwisata.dukungan yang kuat untuk penggabungan dan rekombinasi dari industri pariwisata dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan untuk beriwisata, tetapi juga dapat mendorong manfaat pariwisata 

Banyak ekonomi global sangat bergantung pada sektor  pariwisata untuk menggerakkan ekonomi mereka dan dalam banyak hal, industri pariwisata dipandang sebagai roda penggerak  untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, begitu kata mifta anak sasing 2021. Dampak COVID-19 terhadap pariwisata terlihat pada penurunan kunjungan wisatawan luar negeri dan dalam negeri. Menurunyan sektor transportasi dan penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan awal dari memburuknya kndisi ketenagakerjaan sektor pariwisata.

Kunjungan turis dari lima negara yang menjadi pasar terbesar Australia juga mengalami penurunan hampir 100 persen. Meski tidak masuk ke dalam daftar lima negara tersebut, data dari TRA menunjukkan jumlah warga Indonesia yang masuk ke Australia menurun 99 persen dibandingkan sebelum pandemi. Namun dalam catatan tahunan Bob East, Chairman dari lembaga Tourism Australia menyatakan optimis jika kondisi pariwisata akan membaik meski butuh waktu. Di antara semua Negara lain, industri pariwisata Australia pasti menjadi korban wabah tersebut,kehilangan miliaran dolar karena penyakit tersebut terus berlanjut.

Asosiasi  industri pariwisata Australia telah bersatu  dalam tuntunan baru untuk langkah-langkah dukungan. Pemerintah telah mengambil tindakan seperti masa perang untuk membatasi penyebaran penyakit dan kematian dengan memberlaukan pembatasan yang kuat pada peraturan perjalanan,pertemuan social dan jarak sosial. Langkah-langkah jarak sosial membatasi sisi permintaan dan penawaran layanan pariwisata.

Post a Comment

0 Comments