Pemko Payakumbuh Terima Bantuan Kementerian PU


IMPIANNEWS.COM
 

Pemko Payakumbuh Terima IPLT Dan 1 Unit Mobil Truk Penyedot Lumpur Tinja Dari Kementerian PUPR


Payakumbuh, --- Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Payakumbuh diresmikan dan diserahkan pengelolaannya sekaligus bersama truk penyedot lumpur tinja oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Pemko Payakumbuh di Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina), Rabu (23/12).

Setelah melalui proses rehab yang difasilitasi Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar, dan dalam rangka memulai operasionalnya, perlu dilakukan peresmian dan serah terima kelola IPLT dari kementerian kepada wali kota.

Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Prasetio yang mengikutinya via daring diwakili secara fisik oleh Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumatera Barat Syafrianti. Sementara itu Wali Kota Riza Falepi didampingi Kepala Dinas Perkim Marta Minanda, Kepala Dinas PUPR Muslim, Kepala Dinas LH Dafrul Pasi, Camat Latina David Bachri, lurah, dan tokoh masyarakat setempat.

IPLT adalah instalasi pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang akan diangkut melalui mobil (truk tinja). Wali Kota Riza Falepi dalam kesempatan itu mengungkapkan rasa syukur, bangga, dan apresiasi akhirnya IPLT Kota Payakumbuh telah selesai direhab, apalagi ditambah bantuan operasional satu unit mobil tinja melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW).

"Dukungan kementerian sangat membuat kita senang dan kita semua berharap kerjasama dan komunikasi yang sudah terjalin dapat terus ditingkatkan, dengan tujuan mengoptimalisasi pelayanan publik di Kota Payakumbuh. IPLT sudah dibangun, pengelolaan selanjutnya ini adalah tantangan bagi kita semua," kata Riza.

Riza mengajak untuk bersama menjaga, memelihara, dan merawatnya karena ini merupakan aset bagi Kota Payakumbuh. Fasilitas telah dibangun, tinggal memanfaatkan prasarana IPLT dengan optimal, sehingga kondisi sanitasi di Kota Payakumbuh menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. 

Menurut Riza, dengan tambahan 1 mobil truk penyedot lumpur tinja, maka di Payakumbuh sudah ada 4 mobil, dengan ini di Payakumbuh sudah bisa memprogram kegiatan di dinas agar dilakukan penyedotan terjadwal limbah domestik. Riza menegaskan keseriusannya untuk menjadikan Payakumbuh sebagai daerah bebas dari BAB sembarangan.

"Kita sudah sangat serius menangani limbah domestik, jangan sampai karena kurang perhatian, terjadi kejadian yang tidak kita inginkan seperti membangun jamban yang terbuka. Kita prioritaskan kepada septik tank yang penuh dan septik tank individu rumah tangga. Sekarang kalau ada jamban yang terbuka maka diruntuhkan oleh pemko," kata Riza.

Pemko juga telah membeli toilet mobile atau mobil toilet untuk digunakan tamu VIP saat acara-acara digelar. Saat ini, untuk urusan air minum bersih hampir 100 persen rumah tangga di Payakumbuh tercover layanan air minum oleh daerah.

"Meski kita sempat bermasalah di sumber airnya, namun kita sudah dibantu bangun WTP dan embung oleh Dirjen PSDA. Meski fungsi embung baru untuk irigasi dan dijadikan cadangan sumber air baku. Kita juga ingin ada penghijauan dalam setiap infrastruktur, maka kita yang turun langsung menanam dimana-mana supaya keasrian terjaga," pungkas Riza.

Menurut Kepala Dinas Perkim Kota Payakumbuh Marta Minanda, IPLT Payakumbuh sebelumnya sudah berdiri pada 1997 silam di atas area seluas 5000m², saat ini dengan telah di rehab, bisa menampung dengan kapasitas 15m² perhari. Namun masih ada dalam desain zona pengembangan, dimana pada masa yang akan datang kapasitasnya bisa ditingkatkan menjadi 30m² perhari.

"Saat ini berumur 22 tahun, kondisi yang kemarin membuat kita harus merehabnya. Telah lama ada keinginan ini dan baru sekarang bisa terwujud," kata Marta.

Marta menyebut dengan dukungan Wali Kota Riza Falepi di bawah stakeholder dinas perkim, bersama mencoba mengusulkan untuk meminta bantuan kementerian, melalui proses yang panjang dari 2017 hingga 2019, sudah melalui beberapa kali pemutakhiran perencanaan.

"Sekarang kita sudah memiliki IPLT yang representatif dengan beberapa bangunan berbeda, seperti SEC, Aerobik, SDB, kolam, dan bangunan penunjang lain berupa labor, kantor pengelola, pos jaga, serta melakukan perbaikan jalan masuk. Sebagai OPD pengelola, kita akan mengoperasikan sebaik mungkin dan memeliharanya, sehingga fungsi IPLT dapat dimanfaatkan, apalagi kita dibantu juga dengan satu unit truk layanan sedot lumpur tinja oleh kementerian," terang Marta.

Kepala BPPW Sumbar Syafrianti menyebut sebenarnya untuk pemindahan aset dari balai/kementerian menjadi aset daerah, rencananya Dirjen menghadiri langsung. Biasanya kepala daerah yang diundang ke kementerian.

"Namun, karena pandemi Covid-19 maka dilakukan oleh balai-balai di daerah. Berita acara akan kami bawa ke Jakarta untuk ditandatangani oleh Dirjen," ungkapnya.

Menurutnya dengan kementerian yang mengaggarkan rehab IPLT sesuai tepat waktu, meski pandemi Covid-19 sekalipun pelaksana harus menyelesaikan pembangunan sekaligus melaksanakannya dengan protokol kesehatan ketat.

"Mudah-mudahan dengan adanya IPLT yang telah direhab dengan anggaran Rp. 5,2 miliar ini dapat bermanfaat dan dikelola dengan baik. Kita melihat kebulatan tekad serta komitmen kepala daerah dan kepala dinasnya sangat kuat. Katanya dulu lumpur tinja Payakumbuh biasanya dibawa ke Padang, itu kan jauh. Kedepan perlu sosialiasi ke masyarakat bagaimana penyedotan berkala, mulailah dari kantor-kantor OPD terlebih dahulu," kata Syafrianti.

Di tempat terpisah via aplikasi Zoom dari kantornya di Jakarta, Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Prasetio menyampaikan apresiasi atas komitmen Kota Payakumbuh. Hal itu dilihatnya jauh hari ketika 3 tahun lalu ke Payakumbuh dan sempat bersepeda dengan wali kota. 

"Kami apresiasi dan sampaikan terimakasih kepada balai menyelesaikan pekerjaannya, mudah-mudahan apa yang dibangun bermanfaat bagi Pemko dan warga Payakumbuh pencapaian akses sanitasi yang baik," ulasnya.

Menurut Prasetio, sanitasi adalah urusan yang bersifat wajib untuk pelayanan dasar, menjadi tugas pemko untuk memenuhinya. Ada peraturan pemerintah dan menteri terkait SPMnya. Semua warga negara berhak mendapat akses sanitasi.

"Keberadaan IPLT adalah menuju akses sanitasi aman. Di RPJMN 2020-2024 bagaimana akses sanitasi layak dan aman. Tidak cukup masing-masing rumah tangga punya septik tank saja, tapi ada instalasi pengolahan lumpur tinja, dan itu harus diolah di instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Payakumbuh adalah kota yang sudah punya potensi dapat memenuhi akses aman sanitasi, karena ada IPLT. Kalau ada waktu kita ke Payakumbuh lagi nanti," katanya diselingi tepuk tangan hadirin sekaligus dilakukan peresmian oleh wali kota dan penandatanganan penyerahan aset. (014)

Post a Comment

0 Comments