Unjuk Rasa Semakin Meluas, Tuntut PM Netanyahu Mundur karena Diduga Korupsi

IMPIANNEWS.COM (Yerusalem).

Ribuan warga Israel kembali menggelar unjuk rasa di Yerusalem, Minggu (23/8), mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur dari jabatannya atas dugaan kasus korupsi dan lambatnya langkah pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

Benjamin Netanyahu sendiri belum juga muncul dari persembunyiannya. Kabar terakhir muncul, orang kuat di Israel itu disembunyikan tentara nasional setempat. Dan dilarang mengeluarkan pernyataan atas aksi protes yang terus meluas.

”Pemerintah belum memberikan tanggapan atas sikap dan permintaan massa. Kami pun berupaya agar pimpinan kami untuk tetap diam terhadap desakan yang ada,” jelas sumber AFP, Minggu (23/8).

Ya, massa menilai kebijakan penanggulangan Covid-19 pemerintah tidak banyak menuai hasil positif. Sekumpulan massa dalam jumlah besar berkerumun di depan kediaman resmi Netanyahu.

Mereka mengibarkan bendera dan poster-poster aksi yang meminta Netanyahu mundur dari jabatannya.

Beberapa peserta aksi sempat bentrok dengan polisi. Tujuh pengunjuk rasa ditangkap oleh kepolisian, sementara satu polisi terluka akibat bentrok tersebut. Gerakan protes menguat dalam beberapa bulan terakhir di Israel.

 Kalangan oposisi menyebut kinerja Netanyahu tidak maksimal karena dugaan kasus korupsinya, sementara kasus positif Covid-19 di Israel terus naik.

Netanyahu menyangkal seluruh tuduhan yang ditujukan pada dirinya. Jumlah pasien positif Covid-19 di Israel pada Jumat (21/8) melampaui angka 100.000 jiwa. Setidaknya, 809 orang meninggal akibat Covid-19 di Israel, negara dengan jumlah penduduk sebanyak sembilan juta jiwa.

Sementara itu, perekonomian di Israel memasuki resesi dan tingkat pengangguran melonjak tinggi sampai di atas 20 persen.

Netanyahu mengecam aksi protes yang ditujukan terhadap dirinya. Ia menuduh peserta aksi unjuk rasa mengancam demokrasi, sementara media massa mendorong mereka terus turun ke jalan.

Ia berpendapat kondisi perekonomian Israel masih lebih baik apabila dibandingkan dengan banyak negara maju yang terdampak Covid-19.

Aksi protes digelar beberapa hari sebelum tenggat waktu pemerintah mengesahkan rancangan anggaran negara berakhir pada 25 Agustus.

Jika rancangan anggaran itu tidak disahkan, pemilihan umum kemungkinan dapat digelar lebih awal. (fin/ful)