AS Hanya Satu Dukungan Suara, Iran Menang, Pangkalan Militer di Irak Diserang Rudal

IMPIANNEWS.COM (AS)

Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Taji, Irak diserang sejumlah rudal secara tiba-tiba pada hari Sabtu malam, 15 Agustus 2020. Juru bicara Koalisi AS, Kolones Myles B. Caggins menyatakan, insiden penyerangan pangkalan militer koalisi pimpinan AS itu terjadi sekitar pukul 21.15 waktu setempat.

Menurut Kolonel Caggins, dua rudal Katyusha yang jatuh di dalam pangkalan Taji Irak utara kota Baghdad semalam itu tidak mengakibatkan korban jiwa dari pasukan AS.

“Pada tanggal 15 Agustus, sekitar pukul 21:15, dua roket kecil mendarat di dekat pangkalan Taji. Tidak ada pasukan koalisi yang hampir terkena dampak, ”kata juru bicara koalisi pimpinan AS, Kolonel Myles B. Caggins III dikutip impiannews.com lewat  VIVA Militer dari Reuters, Minggu, 16 Agustus 2020.

Meski demikian, Kolonel Caggins tidak merinci secara detail siapa pelaku penyerangan pangkalan militer yang menampung ribuan pasukan militer AS dan sekutunya itu di Irak.

Namun perlu dicatat, serangan roket ke pangkalan militer AS di Irak itu terjadi selang sehari setelah koalisi Iran berhasil mengalahkan usulan Washington di Dewan Keamanan PBB terkait dengan perpanjangan sanksi embargo internasional dari PBB terhadap Iran.

Sebagaimana diketahui, pada hari Jum'at 14 Agustus lalu, Dewan Keamanan PBB telah melakukan pemungutan suara terkait dengan usulan AS untuk memperpanjang sanksi embargo senjata terhadap Iran.

Hasil dari pemungutan suara DK PBB itu telah merubah peta konstalasi politik dan keamanan dunia, ternyata usulan itu ditolak, dan Amerika menerima kekalahan telak dalam proses votting atau pemungutan suara.

Iran bersama koalisinya, China dan Rusia menolak keras usulan Amerika tersebut, sementara 11 anggota DK PBB menyatakan abstain, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman.

Amerika hanya mendapatkan satu dukungan suara, yaitu dari Republika Dominika.

Kekalahan di DK PBB itu merupakan pukulan telak bagi Amerika dan sekutunya di Timur Tengah khususnya. Karena dengan tidak diperpanjangnya sanksi embargo senjata oleh DK PBB itu berarti Iran dan negara-negara koalisinya di Timur Tengah akan semakin menguat dalam memberikan perlawanan terhadap upaya kooptasi timur tengah dari Amerika Serikat selama ini.

Hal itu juga telah diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi. Ashkenazi mengatakan, keputusan Dewan Keamanan PBB untuk tidak memperpanjang embargo senjata di Iran akan menyebabkan ketidakstabilan Timur Tengah lebih lanjut.

“Rezim ekstremis di Iran tidak hanya mendanai terorisme: ia juga berperan aktif dalam terorisme melalui cabang-cabangnya di seluruh dunia dan menggunakannya sebagai alat politik. Perilaku ini membahayakan stabilitas regional dan internasional,”kata Ashkenazi dalam sebuah pernyataanya Sabtu kemarin. ***