Tentara China Dapat Perintah Tembak Langsung Pesawat Amerika Jika Masuk Laut Cina Selatan.

IMPIANNEWS.COM (AS).

Perintah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk menutup konsulat China di Houston tak hanya mendapat balasan hal serupa dari Negeri Tirai Bambu. 

Ternyata, armada militer China di Laut China Selatan punya balasan yang lebih mengerikan.

Dalam laporan yang dikutip dari laman DW, Senin (27/7/2020) Trump memerintahkan penutupan konsulat China di Houston. 

China tak tinggal diam. China juga menutup konsulat Amerika di Chengdu sebagai langkah balasan.

Yang lebih mengejutkan, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ternyata mendapat instruksi untuk mengambil tindakan tegas terhadap aksi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) di Laut China Selatan.

Dikutip dari laman Nikkei Asian Review, armada militer China diperintahkan untuk melakukan tembak langsung jika ada pesawat atau kapal militer Amerika yang masuk ke wilayah Laut China Selatan.

Guna memaksimalkan hal itu, armada tempur Tentara Pembebasan Rakyat China menggelar latihan tembak langsung di Laut China Selatan, Sabtu (25/7) lalu. 

Latihan perang armada militer China ini digelar di Kepulauan Spratly, yang diketahui jadi sengketa antara China dan Vietnam.

Tak cuma soal penutupan konsulatnya di Amerika, laporan lainnya dari Global Times yang didukung Partai Komunis China (CPC), militer China mengetahui ada pesawat intai Angkatan Laut AS (US Navy), yang terbang di wilayah udata Laut China Selatan.

Laporan itu menyebut bahwa pesawat P-8A Poseidon milik Angkatan Laut Amerika terbang di atas Laut China Selatan, wilayah selatan perairan Taiwan, Rabu 22 Juli 2020. Akibatnya, armada militer China meningkatkan aktivitas pengintaian juga di kawasan itu.

Tentara Pemebebasan Rakyat China sebelumnya juga sudah menggelar latihan tempur pada awal Juli. Setelah itu, dua kapal induk Amerika, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, jadi sorotan saat jadi pemimpin latihan perang di pertengahan Juli.

Tak cuma dua kapal induk, latihan tempur yang digelar Amerika sebagai respons aksi unjuk kekuatan China juga melibatkan sejumlah kapal perang lain.

Dalam latihan itu Amerika menyertakan dua kapal penjelajah, dua kapal frigate, dan dua kapal perusak. Tidak sendirian, latihan gabungan yang dimulai pada 23 Juli 2020, diikuti juga oleh armada militer Jepang dan Australia. (vv)