China Siap untuk 'Berikan Pembelajaran' Terhadap AS

Ilustrasi bendera China. (shutterstock)

IMPIANNEWS.COM (China).

Menghadapi sikap Amerika Serikat yang semena-mena, China nyatakan akan bersikap tegas dan rasional.
Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri sekaligus anggota Dewan Negara China, Wang Yi saat berdiskusi melalui telepon dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, Selasa, 28 Juli 2020.

Menurut Wang Yi, saat ini hubungan China-AS telah menjadi sumber keprihatinan bagi komunitas internasional. Perkembangan seperti itu, lanjut dia, dipicu oleh faksi politik tertentu di AS.

Faksi itu, sebut dia, ada dalam kampanye mempertahankan hegemoni unipolar dengan mengabaikan sejarah hubungan dengan China. Bahkan berupaya menekan China dari berbagai sisi, memprovokasi China, serta menyerang sistem sosial yang dipilih rakyat China.

"Serta menjelek-jelekkan partai yang berkuasa dalam kaitan yang tidak terpisahkan dengan rakyat China," tegas Wang Yi

"Mereka telah mengabaikan norma dasar dalam interaksi antarnegara," tambah dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 Juli 2020.

Atas kondisi itu, Wang Yi menyampaikan tiga hal penting kepada Menlu Prancis terkait hubungan China-AS.

Pertama, katanya, China akan mengambil tindakan tegas terhadap perilaku AS yang merusak hak dan kepentingan China yang sah karena selama ini China selalu menahan diri.

Belum lama ini, AS secara paksa memerintahkan penutupan Konsulat Jenderal China di Houston. Sebagai balasannya, China pun 'memberikan pelajaran' dan melakukan hal sama terhadap Konsulat Jenderal AS di Chengdu.

"Kedua, kami tidak akan pernah membiarkan beberapa elemen anti-China untuk menghilangkan keberhasilan pertukaran dan kerja sama China-AS," terang dia.

"Kami juga tidak akan membiarkan prasangka ideologis yang dapat merusak masa depan hubungan China-AS. Kami siap berjuang menjaga stabilitas hubungan China-AS melalui komunikasi yang sepadan," sambungnya.

Ketiga, pihaknya percaya bahwa semua negara akan membuat keputusan yang benar dan bijaksana untuk mencegah dunia terseret ke dalam konflik Perang Dingin baru.

"Menoleransi pelaku intimidasi tidak akan membuat Anda tetap aman. Itu hanya akan membiarkan pelaku menjadi lebih berani dan bertindak lebih buruk," tambahnya.

"Semua negara harus menentang tindakan sepihak atau hegemonik demi terjaganya perdamaian dan pembangunan dunia," ungkap Wang Yi kepada Menlu Prancis.

Wang Yi juga mengajak dunia tetap penuh percaya diri atas masa depan dunia karena bertindak menentang kebenaran dan kebaikan tidak akan pernah populer dan abadi.

"Damai dan kerja sama pasti akan menjadi pilihan setiap orang pada zamannya," pungkasnya.(Lucky M. Lukman/Galamedia News).***