AS dengan China Semakin Pemanas, Delapan Jet Tempur Tiongkok Terpantau Berada Dipulau Woody.


AS dengan China Semakin Pemanas, Delapan Jet Tempur Tiongkok Terpantau Berada Dipulau Woody.

IMPIANNEWS.COM (Washington).

Sebanyak delapan unit jet tempur Tiongkok pada Jumat (17/7) terpantau berada di Pulau Woody yang merupakan pos militer utama di Kepulauan Paracel di perairan sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Keberadaan jet-jet tempur itu seiringan dengan keberadaan dua kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, yang sedang melakukan latihan perang di LTS selama dua pekan dan latihan ini dilaksanakan ditengah semakin memuncaknya ketegangan antara Washington DC dan Beijing.

“Citra satelit yang diperoleh Radio Free Asia (RFA) memperlihatkan sejumlah jet tempur Tiongkok sedang ada di landasan di Pulau Woody,” demikian dilaporkan RFA pada Minggu (19/7).

 “Empat unit jet tempur itu sepertinya adalah J-11B dan 4 unit jet tempur lainnya adalah pesawat bomber tempur JH-7 yang dipergunakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat,” imbuh laman berita itu.

Sejumlah pakar menyebut keberadaan jet-jet tempur itu merupakan yang terbanyak yang pernah terpantau citra satelit berada di Pulau Woody, Paracel, dalam satu waktu bersamaan.

 Sebelumnya hanya terpantau kapal perang Tiongkok bersandar di pelabuhan pulau itu, saat ada latihan perang Tiongkok pada 1-5 Juli lalu. Kepulauan Paracel saat ini dipersengketakan oleh Tiongkok, Vietnam, dan Taiwan.

Sebelumnya Forbes pada Rabu (15/7) sempat melaporkan 4 unit jet tempur J-11 berada di Pulau Woody, namun kemudian pada Kamis (16/7), jet-jet tempur itu tak ada di sana dan kemudian terlihat kembali pada Jumat dengan tambahan 4 jet tempur lainnya.

“Kehadiran jet-jet tempur itu memperlihatkan adanya peningkatan kehadiran militer di fitur-fitur yang dikuasai Tiongkok di LTS, terkait dengan unjuk kekuatan militer antara Tiongkok dan AS,” tulis Forbes.
Ketegangan Regional.

Sementara itu Komandan Armada ke-7 AL AS, Wakil Laksamana Bill Merz, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa latihan militer AS di LTS yang melibatkan kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, dilakukan demi menjaga kebebasan melintas di wilayah udara dan laut yang sesuai dengan aturan internasional.

 “Kapabilitas dan fleksibilitas AL kami merupakan unjuk dukungan penuh bagi keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik,” ucap Merz.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada pekan lalu mengatakan manuver AS di LTS demi menantang klaim sejarah Tiongkok atas wilayah perairan LTS yang amat luas.

Selain menggelar latihan perang di LTS, seorang diplomat utama AS untuk kawasan Asia Timur bernama David Stilwell, mengindikasikan bahwa AS saat ini pun sedang mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan Tiongkok yang dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur di LTS seperti perusahaan yang membangun pangkalan di perairan sengketa.

Atas penegasan dari AS itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada pertengahan pekan lalu mengeluarkan pernyataan yang keras terkait ancaman dari AS dengan mengatakan akan terus menegakkan kedaulatan, keamanan dan hak serta kepentingan sah mereka di LTS.

“Kami berharap AS tak melanjutkan kesalahan mereka,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, dalam konferensi pers di Beijing. “AS selayaknya memperlihatkan perilaku sebagai sebuah negara besar dan berperan konstruktif bagi keamanan dan stabilitas regional,” imbuh Hua.

Sejumlah negara regional seperti Malaysia dan Indonesia, telah menyatakan keprihatinannya atas kian memuncaknya ketegangan di LTS dan meminta semua pihak untuk menahan diri terkait sengketa teritorial di LTS. RFA/I-1 ***