909 Orang Meninggal di Amerika Serikat Lakukan Aksi Bunuh Diri Secara Massal



Ilustrasi bunuh diri dengan melompat dari jembatan.

IMPIANNEWS.COM  - Belakangan ini media dihiasi dengan berita kematian, baik tewas karena kecelakaan, positif Covid-19, maupun aksi bunuh diri. Terbaru editor Metro TV, Yodi Prabowo menurut rilis kepolisian diduga kuat tewas karena bunuh diri.

Aksi bunuh diri juga pernah dilakukan beberapa artis terkenal dunia, diantaranya Daul Kim yang merupakan model internasional ini ditemukan tewas gantung diri di apartemennya di Paris, Lucy Gordon yang merupakan bintang film Spiderman 3. 

Dirinya tewas gantung diri di Paris karena depresi. Mindy McCready tewas dengan cara menembak kepalanya sendiri dengan pistol. Jonathan Brandis ditemukan tak bernyawa setelah menggantung dirinya sendiri.

Selain itu, ada juga Robin Williams ditemukan tewas setelah menggantung dirinya sendiri, Tim Bergling, atau yang lebih akrab disapa Avicii juga meninggal dunia karena bunuh diri, Tommy Page melakukan bunuh diri karena depresi yang dideritanya, Alexander McQueen diketahui melakukan bunuh diri seminggu setelah ibunya meninggal dunia.

Selain mereka, ternyata tercatat dalam sejarah pernah terjadi aksi bunuh diri fenomenal di Amerika Serikat Selatan pada 18 November 1978.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah perkebunan di Guyana, sebuah wilayah terpencil di Amerika Selatan dan menewaskan sebanyak 909 orang.Aksi bunuh diri dengan cara meminum racun itu dipimpin Jim Jones, pendiri Peoples Temple terhadap ratusan pengikutnya.

Dikutip dari History, Jim Jones merupakan pemimpin karismatik yang mendirikan Peoples Temple (Kuil Rakyat), sebuah sekte yang mendeklarasikan diri sebagai pecahan Kristen di Indianapolis pada 1950-an.

 Jim berkhotbah menentang rasisme, dan jemaatnya yang terintegrasi menarik banyak orang Afrika-Amerika.
Pada tahun 1965, ia memindahkan kelompok itu ke California Utara, menetap di Ukiah dan setelah 1971 di San Francisco. Lima tahun setelah itu, sektenya dituduh telah melakukan penipuan keuangan, penganiayaan fisik terhadap anggotanya dan penganiayaan anak-anak.

Menanggapi kritik itu, Jones yang semakin paranoid mengajak pengikutnya untuk pindah ke Guyana. Tiga tahun sebelumnya, beberapa orang pengikutnya telah lebih dulu pergi ke negara terpencil itu untuk mendirikan apa yang mereka sebut dengan surga Jonestown di sebuah bidang tanah.
Pada kenyataannya, Jonestown tak pernah menjadi surga seperti yang dijanjikan oleh pemimpin mereka. 

Para anggota Peoples Temple setiap hari bekerja di ladang dan akan mendapat hukuman ketika mereka mempertanyakan wewenang Jones. Paspor mereka disita dan surat-surat mereka disensor. Jones seringkali meminta para anggotanya untuk ikut dalam latihan bunuh diri pada tengah malam.

Pada tahun 1978, beberapa mantan anggota Peoples Temple meyakinkan anggota Kongres Amerika Serikat dari California, Leo Ryan untuk pergi ke Jonestown dan menyelidiki pemukiman itu. Pada 17 November 1978, Ryan bersama sejumlah jurnalis dan pengamat tiba di Jonestown. 

Awalnya, kunjungan tersebut berjalan dengan baik. Namun, ketika rombongan Ryan hendak meninggalkan daerah itu, beberapa warga Jonestown meminta agar ikut pulang beserta rombongan.

Mengetahui pengkhianatan pengikutnya, Jones merasa tertekan dan menyuruh bawahannya untuk menyerang Ryan dengan pisau. Beruntung, Ryan berhasil melarikan tanpa terluka. 

0Jones kemudian meminta beberapa pengikutnya untuk menyergap dan membunuh rombongan Ryan di landasan udara ketika mereka berusaha pergi. Kali ini, nasib Ryan beserta rombongannya tak tertolong. 

Ryan beserta empat orang lainnya dibunuh ketika mereka naik pesawat sewaan.

Setelah peristiwa itu, Jones meminta semua pengikutnya untuk berkumpul di gedung utama dan melakukan apa yang disebutnya sebagai tindakan revolusioner. Mereka yang meninggal pertama-tama adalah anak-anak.

 Mereka diracun menggunakan campuran sianida, obat penenang dan jus buah yang disemprotkan ke dalam tenggorokan mereka dengan jarum suntik.

Setelah semua anak meninggal, giliran orang dewasa yang meminum sebuah ramuan bercampur racun. Saat meminum racun itu, para penjaga bersenjata lengkap telah mengelilingi mereka dan bersiap untuk menembak siapa pun yang enggan meminumnya.

Ketika para pejabat Guyana tiba di kompleks Jonestown pada hari berikutnya, mereka menemukan tumpukan ratusan mayat. Banyak orang tewas dengan tangan mereka saling berpelukan.

Beberapa penduduk berhasil melarikan diri ke hutan ketika bunuh diri terjadi, sementara setidaknya beberapa lusin anggota Peoples Temple, termasuk beberapa putra Jones, selamat karena mereka berada di bagian lain Guyana pada waktu itu.

Tragedi Jonestown mengakibatkan kerugian nyawa terbesar dalam insiden tunggal yang disengaja, dalam sejarah kehidupan sipil Amerika Serikat rekor yang kemudian dipecahkan oleh tragedi teror 11 September 2001.**