Nama lengkapnya Aspira Putri Maulani. Umunya baru 3,5 tahun. Masih dalam kategori Balita (bayi dibawah lima tahun).
Setiap hari Aspira ceria. Seperti layaknya seorang anak kecil yang dimanja ayah dan ibunya.
Namun hari itu, sepekan lalu. Keceriaan anak dari Aspi Gunawan, 37 tahun dan Susi Marlina, 30 tahun beruba menjadi kesedihan.
Aspira kecil menangis. Tangisnya pun semakin keras terdengar. Ayah, ibu dan seisi rumah terkejut. Mereka mendekati Aspira. Tapi apa yang mereka lihat mata kiri Aspira mengalir darah. Darah rerus mengucur.
Kontan saja Aspi Gunawan dan istrinya Susi Marlina sangat terkejut.
Melihat kondisi anak mereka, akhirnya Aspira dilarikan ke Rumah Sakit Mata Padang Eye Centere.
Tiba di tumah sakit khusus mata tindakan medis pun dilakukan. Operasi mata dilakukan oleh dokter yang memang ahli di bidangnya.
'Mata anak kami luka berat karena pecahan kaca," timpal Aspi Gunawan menjawab wartawan.
Operasi selesai dilakukan. Aspira sudah dibolehkan pihak rumah sakit pulang.
Nah, masalah muncul. Ternyata biaya operasi Rp.12 Juta. Sedangkan keluarga Aspi Gunawan tidak punya uang sebanyak itu.
"Saya sehari hari bekerja sebagai nelayan di Pasaman. Untuk biaya berangkat saja dari Pasaman sampai ke Padang dan biaya di Padang bantuan dari warga patungan. Ada warga yang menyumbang Rp.2.000, (dua ribu rupuah)" ulas Aspri Gunawan.
Baznas Padang yang mendapat laporan tentang kondisi Aspira Putri dipimpin Wakil Ketua Baznas Padang, H. Syafriadi Autid langsung menuju Rumah Sakit Padang Eye Centere.
Setelah bertemu dengan Aspira bersama kedua orang tuanya serta dokter di rumah sakit mata, Baznas Padang memutuskan membantu biaya operasi Aspira Rp.10 Juta.
"Terimakasih Baznas Padang dan terimakasih para Muzakki. Bila tidak dibantu Baznas Padang, mungkin anak saya masih berada di rumah sakit. Dan saya akan berutang," ujar Aspi Gunawan terharu. Awkar.
