Catatan Feni Efendi, "Bidar Alam Pernah Menjadi Pusat Pemerintahan dan Mensugesti Dunia Internasional".

IMPIANNEWS.COM

Pada akhirnya, sejarah akan menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia untuk membangun peradaban yang lebih baik lagi dengan penuh bijaksana. 

Seperti halnya bulan Januari- April pada 69 tahun yang lalu, Belanda kembali melakukan agresi yang kedua sehingga mengurangi persyaratan sebagai negara yang berdaulat dengan kekosongan kepala pemerintahan dengan diasingkannya Soekarno-Hatta dan kabinetnya ke Bangka.

Mr. Syafrudin Prawiranegara yang berada di Bukittinggi mengungsi ke Halaban dan mendirikan kabinet PDRI di sana. Tiga minggu dalam pelarian dari pengejaran Belanda dan lalu sampai menetap di BIDAR ALAM.

Dari Bidar Alam ini Mr. Syafrudin Prawiranegara yang sebagai Ketua PDRI (Presiden Darurat) menempati sebuah rumah gadang Jama yang dijadikan sebaai Istana Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. 

Dari rumah ini segenap instruksi diberikan kepada pejabat-pejabat PDRI di Koto Tinggi, di Pulau Jawa, di Miyanmar, dan Menlu PDRI, Mr. A. A. Maramis dan perwakilan PDRI Soedarsono di India dan bahkan Mr. Palar di Lake Succes di PBB.

Begitu pentingnya peranan PDRI di Bidar Alam ini, sehingga pemerintah Miyanmar mendesak negara-negara di dunia untuk mendukung kedaulatan kemerdekaan Indonesia. Dan India adalah negara pertama yang mendukung ide Miyanmar dan juga bersedia menjadi tuan rumah untuk mengadakan Konfrensi New Delhi yang dihadiri oleh banyak negara di dunia seperti Afganistan, Arab Saudi, Nepal, Selandia Baru, Thailand dll. 

Ada pun isi dari konfrensi tersebut adalah:

1. Pemulihan Pemerintahan Republik ke Yokyakarta
2. Pembentukan pemerintahan Interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri
3. Penyerahan kedaulatan kepada Pemerintahan Indonesia Serikat pada tanggal 1 Januari 1950.

Konfrensi ini dimulai pada tanggal 20 -23 Januari 1949. Dan hasil perundingan ini menjadi Resolusi PBB 28 Januari sehingga PBB dan negara-negara di dunia mengecam agresi Belanda. Terima kasih Bidar Alam, terima kasih Miyanmar dan terima kasih India.(Tiakar, 20/01/2018)