Tidak Boleh Ada Tindakan Premanisme di Dunia Pendidikan Sumbar Tegas Ketua DPRD Sumbar Supardi.

IMPIANNEWS.COM

PADANG – Ketua DPRD Sumbar, Supardi kunjungi SMA PGAI, Padang, Jumat (4/11/22). Kunjungan tersebut dilakukan Supardi untuk memberikan support kepada kepala sekolah, guru dan jajaran staf sekolah tersebut pasca pengeroyokan terhadap kepala sekolah, Yurnalis yang dilakukan oleh belasan preman.

Video pengeroyokan tersebut beredar luas di media sosial. Pengeroyokan dilakukan saat jam belajar sehingga membuat proses belajar siswa terganggu. Ada yang mentautkan video tersebut ke akun instagram pribadi Supardi. Karena melihat video itulah Supardi mendatangi sekolah itu.

Supardi amat mengecam dan mengatakan tidak boleh ada tindakan premanisme yang mengganggu proses pendidikan di Sumbar.

“Aksi premanisme tak boleh punya tempat di provinsi ini. Apalagi sampai mengganggu proses pendidikan. Kejadian ini amat mencoreng dunia pendidikan Sumbar,” kata Supardi.

Dia mengatakan akan segera meminta Dinas Pendidikan untuk menyelesaikan dan menjembatani masalah itu. Selain itu juga meminta aparat kepolisian memprosesnya sampai tuntas.

“Jika memang benar ada masalah di internal yayasan PGAI. Kami yakin yayasan yang sudah cukup tua dan berpengalaman ini bisa bijak dan arif menyelesaikan masalah yang ada di internal yayasan. Sehingga tak kembali terulang peristiwa yang mengganggu pembejaran siswa,” ujarnya.

Supardi juga mengatakan dirinya akan menyurati dinas pendidikan dan aparat kepolisian.

“Tak boleh ada premanisme mengganggu proses pendidikan. Semua pihak berkewajiban membantu pemerintah yang masih berjuang untuk mengembalikan kejayaan dunia pendidikan provinsi ini,” tegas Supardi.

Sementara itu Kepala SMA PGAI Yurnalis mengatakan, aksi premanisme telah terjadi tiga kali. Yang terakhir, 3 November lalu belasan preman datang mendadak tanpa izin memasuki ruangan saya lalu mengeroyok saya. Saya didoromg,  dipukul, ditendang, dicekik dan tangan saya dijepit di pintu besi sehingga luka dan harus dijahit," ungkapnya

Yurnalis juga mengatakan, satpam penjaga sekolah kitapun yang berusaha untuk melarai, mereka dorong juga.

Selain itu rumah dinas pemberian yayasan diputus air dan listriknya oleh preman itu.

“Dia mengatakan, Saya ini bukan orang yayasan. Saya PNS yang di SK kan Gubernur untuk jadi kepala sekolah di sini, kenapa saya yang diserang Saya malu dipermalukan seperti itu di depan siswa saya dan video juga beredar,” ucapnya.

Menurut keterangan  Yurnalis, anaknya Tofik juga dipukuli preman itu saat datang ke rumah dinas. Dua guru yayasan pernah pula dicegat dan dilarang datang ke sekolah. (**)

Post a Comment

0 Comments