Buka Pelatihan Carano Basa Balega. Ini Pesan Walikota Payakumbuh

Foto by Jentra 
IMPIANNEWS.COM
Payakumbuh, --- Walikota Payakumbuh Riza Falepi Dt. Rajo Kaampek Suku menjadi narasumber sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Carano Basa Balega yang digelar di GOR M. Yamin, Senin (16/09/2019). Disela materinya, Riza mengungkapkan betapa besarnya keinginan bangsa luar negeri untuk mengetahui budaya Minangkabau. 

Pelatihan itu diikuti oleh sebanyak 100 utusan KAN, Bundo Kanduang, Niniak Mamak, dan Sanggar Adat Budaya se Kota Payakumbuh.

Sebagaimana dikutip dari media semangatnews.com, bahwa Pemko Payakumbuh juga menghadirkan narasumber Nasional seperti Dede Mahardi, kemudian Alis Marajo Dt. Sori Marajo selaku tokoh adat, Ketua LKAAM Kota Payakumbuh W. Dt Paduko Bosa Marajo, dan Ketua Bundo Kanduang Provinsi Sumbar Prof. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib.

Kadisparpora Elfriza Zaharman mengatakan kali ini Pemko Payakumbuh mengonsep Carano Basa Balega dengan cara beda, yang biasanya digelar di kenagarian masing-masing, namun sekarang peserta dari tiap Nagari itu dikumpulkan dalam 1 tempat, dan akan digelar selama 3 hari.

“Banyak masukan dan yang akan kita lahirkan dari setiap peserta, dan juga pada tahun ini akan diterbitkan barih balobeh dari masing-masing nagari di Payakumbuh,” ungkap Cece.

Walikota Riza Falepi memaparkan materi tentang Payakumbuh Sebagai Pusat Literasi Adat Minangkabau, Riza menyampaikan bagaimana tokoh pahlawan nasional diisi oleh orang-orang Minangkabau, disana bentuk bukti eksistensi literasi mereka melalui tulisan-tulisannya, contohnya saja Bung Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka.

“Masalah yang akan kita hadapi bersama adalah menghadirkan kebaikan untuk minangkabau, modal besar kita adalah Budaya, jangan anggap remeh,” kata Riza.

Riza juga bercerita saat dirinya bertemu Duta Besar Negara Swedia, dia meminta Riza bercerita tentang Minangkabau. Dari sana Riza menyimpulkan kalau orang luar negeri saja begitu ingin belajar tentang budaya Minangkabau, dan itu sendiri substansinya sudah ada di diri orang minang, tinggal bagaimana mengeluarkannya dalam bentuk literatur.

“Jangan biarkan substansi kita sebagai orang minang menghilang, karena sebuah negara yang tidak mempunyai karakter akan kesulitan menghadirkan soliditas dan kekuatan kebersamaan untuk membangun bangsa kedepan,” pesan Riza.(rel/014)

Post a Comment

0 Comments