Trump Bela Erdogan atas Pembelian S400 Rusia



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump, di mana keduanya melakukan pembicaraan terkait pembelian sistem pertahanan S-400 Rusia oleh Turki. 

Sebelumnya AS telah mengatakan, mereka berkemungkinan menjatuhkan sanksi terhadap Turki jika Ankara melanjutkan pembelian sistem Rusia tersebut. Namun, setelah pertemuan keduanya Trump mengeluarkan pernyataan yang mendukung Turki, sementara Erdogan mengatakan AS tidak akan menjatuhkan sanksi.

IMPIANNEWS.COM ( Turki).

Oleh: Cagan Koc dan Margaret Talev (Bloomberg)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diperlakukan tidak adil oleh administrasi Obama ketika ia berusaha untuk membeli sistem pertahanan rudal. 

Trump juga mengindikasikan ia bisa jadi akan memeriksa kembali sanksi-sanksi yang sebelumnya ia ancam akan berlakukan seandainya Turki melanjutkan pembeliannya atas sistem pertahanan rudal S400 Rusia.

“Mereka tidak memperbolehkannya membeli rudal yang ingin ia beli, yang adalah Patriot,” ujar Trump kepada wartawan pada hari Sabtu (29/6) pada awal pertemuannya dengan Erdogan di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang.

 “Anda harus memperlakukan orang lain dengan adil. Dan saya rasa ia tidak diperlakukan secara adil.”

Pernyataan Trump tadi tidaklah akurata. Amerika Serikat telah berusaha menjual sistem pertahanan rudal Patriot mereka sejak tahun 2013, tapi Erdogan menekankan pembelian itu harus disertai transfer teknologi sehingga Turki bisa mengembangkan dan membangun rudal-rudalnya sendiri. Administrasi Obama menolak persyaratan itu.

Awalnya Turki berusaha untuk membli sistem rudal China alih-alih Patriot, tapi kesepakatan itu juga gagal akibat persyaratan teknologi yang sama. Kemungkinan Rusia menyetujui persyaratan Erdogan tadi cukup diragukan, mengingat S400 adalah sistem pertahanan udara terbaik mereka.

Setelah pertemuan itu Trump mengatakan Erdogan telah membayar untuk membeli S-400 dan “lebih dari 100” jet tempur F-35 AS.

“Dan sekarang ia menginginkan pengiriman,” ujar Trump. “Ia telah membayarkan uang muka yang sangat besar kepada Lockheed (produsen F-35). Dan sekarang mereka mengatakan ia menggunakan sistem S-400, yang tidak sesuai dengan sistem kami, dan jika Anda menggunakan sistem S-400, Rusia dan pihak-pihak lain bisa memiliki akses ke F-35 yang jenius.”

“Jadi semua ini kacau,” lanjut Trump. “Dan sejujurnya, hal ini bukanlah kesalahan Erdogan.”

“Pertemuan Trump dan Erdogan hari ini adalah hasil terbaik yang tidak terbantahkan untuk pasar Turki,” ujar Orkun Godek, seorang strategis di Deniz Invest yang berbasis di Istanbul. 

“Saya tidak menduga Trump akan bertindak sejauh ini terkait masalah ini. Dunia benar-benar mendengarkan pembenaran Turki dari mulut Trump.”

Amerika Serikat sebelumnya telah mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki jika negara itu tetap memasang sistem S-400. Penalti dari AS bisa menyakiti ekonomi Turki dan menciptakan ketegangan yang sangat parah antara Washington dan mitra pentingnya di Timur Tengah, yang bergantung kepadanya untuk senjata.

Ketegangan di antara para investor terkait pengiriman S-400, yang kemungkinan akan dilaksanakan paling cepat bulan depan, telah berkontribusi pada lemahnya performa aset Turki tahun ini. Lira telah menjadi mata uang pasar negara berkembang terburuk setelah peso Argentina. 

Garis batas Index 100 Borsa Istanbul telah melemahkan Indeks Pasar Negara Berkembang MSCI seiring diskon untuk saham-saham Turki gagal menarik pembeli.

Pada hari Sabtu itu Trump tidak mengatakan apakah ia akan melanjutkan sanksi. “Kesepakatan ini rumit, kami masih mengerjakannya,” ujarnya. “Kita akan lihat apa yang bisa kita lakukan.”

Gedung Putih telah mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan Trump dengan Erdogan yang menyiratkan bahwa Presiden AS itu telah menarik garis yang lebih keras dari apa yang ia indikasikan dalam pernyataannya kepada wartawan.

“Presiden mengungkapkan kekhawatirannya tentang potensi Turki membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, dan mendorong Turki untuk bekerja dengan Amerika Serikat dalam kerja sama pertahanan dalam cara yang akan menguatkan persekutuan NATO,” ujar Gedung Putih.


Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada KTT G20 di Osaka, Jepang, 29 Juni 2019. (Foto: Yuri Kadobnov/Pool/AFP via Getty Images)

Sebelumnya Erdogan mengatakan dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa tidak ada kemunduran dalam kesepakatan pengiriman S-400.

“Saya yakin fokus telah beralih ke proses pengiriman dan tidak ada gangguan dalam kesepakatan kami terkait hal itu,” ujar Erdogan. “Bagi kami prioritasnya adalah untuk melangkah maju dengan produksi bersama dan transfer teknologi.”

Setelahnya Erdogan mengatakan bahwa Trump mengklarifikasi masalah kemungkinan sanksi terhadap Turki. “Kami semua mendengar darinya bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi,” ujar pemimpin Turki itu.

Washington berargumen bawha mengintegrasikan sistem Rusia ke dalam pasukan kedua terbesar NATO bisa membantu Moskow mengumpulkan intelijen penting tentang kemampuan siluman dari jet temput F-35 generasi selanjutnya, yang pembangunannya telah dibantu oleh manufaktur Turki.

Erdogan mengabaikan argumen AS dan mengatakan pakar militer Turki sangat baik dalam menentukan apa yang harus dibeli.

Keterangan foto utama: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Osaka, 

Jepang, 29 Juni 2019. (Foto: Murat Cetinmuhurdar/Kantor Pers Kepresidenan Turki/Diberikan via Reuters)
Trump Bela Erdogan atas Pembelian S400 Rusia
Your email address will not be published. Required fields are marked *