Keberagaman Adalah Suatu Keniscayaan, Bukan Pemicu Perpecahan

IMPIANNEWS.COM (Padang). 

Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa membuka kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang Tahun 2019 di Ruang Bagindo Aziz Chan Balaikota Padang Aie Pacah, Selasa (16/7/2019).

“Konflik antar umat beragama masih terjadi di Indonesia, yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang kerukunan antar umat beragama”, tutur Wawako yang pernah merasakan kehidupan toleransi beragama di negara dengan mayoritas nonmuslim ini.

“Kerukunan umat beragama sangat penting dan perlu dijaga demi tegaknya Indonesia. Sebab itu, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan dinamis. Secara tidak langsung kegiatan ini juga membangun persatuan dan silaturrahim antar anggota”, tuturnya lagi.

Sementara itu Plt. Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang Imral Fauzi mengatakan, maksud diadakan kegiatan FKUB adalah untuk meningkatkan pemahaman arti toleransi antar umat beragama, sehingga tercipta kerukunan umat beragama pascapemilu 2019. 

Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama, terutama dalam menyampaikan informasi dan pendapat di era modernisasi. Sedangkan peserta kegiatan terdiri dari tokoh lintas agama,tokoh masyarakat, ormas dan OKP di Kota Padang yang berjumlah 150 orang.

Kegiatan FKUB 2019 menghadirkan narasumber Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Duski Samad, Kabid Binmas Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat Muzahar, dari Badan Intelijen Nasional (BIN) Daerah Kota Padang Budiman dan dari FKUB Padang Agusrianto.

“Bangsa Indonesia ditakdirkan hadir dengan keanekaragaman, baik etnis, warna kulit dan agama. Namun, sejarah perjuangannya sama. Untuk itu, sudah sepatutnya kita menjaga keutuhannya dengan memupuk kerukunan, karena rembuk dan rukun itu meneguhkan bangsa”, kata Duski.

“Semoga budaya rembuk kembali menjadi budaya bangsa pascapemilu dalam upaya merawat Indonesia yang terpecah-belah dan hanya membangun kekuatan pribadi maupun kelompok, yang melemahkan kekuatan masyarakat, bangsa dan negara”, tutur Duski lagi.

Lebih lanjut Duski mengatakan, rembuk akan mudah berjalan bila beberapa hal dimengerti dengan baik, diantaranya menganggap keragaman sebagai sebuah keniscayaan bukan pemicu perpecahan, menghargai janji untuk hidup luhur yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa, sportif dalam berkompetisi, memiliki titik temu untuk saling menghargai dan menjadi bangsa yang dewasa. (BT/RM)