Mukhtamar IPHI, Perkokoh Persaudaraan Sesama Umat Islam dan Tingkatkan Amalan

Kalau kita mengkaji lagi kenapa organisasi orang yang telah menunaikan Ibadah haji dengan nama “Ikatan Persaudaraan” karena terbentuknya persaudaraan Islam didahului oleh Iman yang kuat dari setiap umat Islam. 

IMPIANNEWS.COM (Limapuluh Kota).

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) merupakan keinginan para haji untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa, keimanan dan ketaqwaan serta amal nyata dalam upaya melestarikan kemabruran hajinya. Persaudaraan Haji Indonesia didirikan melalui Muktamar pada tanggal 22-24 Sya’ban 1410 H bertepatan dengan tanggal 20-22 Maret 1990 M, yang diprakarsai oleh Organisasi Persaudaraan Haji Indonesia untuk waktu yang tidak ditentukan yang tahun 2019 telah berusia 29 tahun.

“Kalau kita mengkaji lagi kenapa organisasi orang yang telah menunaikan Ibadah haji dengan nama “Ikatan Persaudaraan” karena terbentuknya persaudaraan Islam didahului oleh Iman yang kuat dari setiap umat Islam. Karena yang dapat bersaudara menurut Alquran adalah orang-orang yang beriman. “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujuraat (49) : 10).” Ujar Ustad Dr. H. Muslim Tawakal,SH, M.Pd dalam tausyiahnya dihadapan para anggota IPHI Kabupaten Limapuluh Kota pada pertemuan dua bulanan 31 Maret 2019 bertempat di gedung IPHI Center Limapuluh Kota yang dihadiri lebih dari 350 orang anggota.

Ditambahkannya “Mungkin kalau seke Label dar seorang muslim dengan seorang muslim lainnya bisa juga bersaudara sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam menyebutkan , “Seorang muslim saudara muslim yang lainnya”. Bukan hanya satu dua orang muslim, akan tetapi meliputi persaudaraan seluruh muslim. Maka yang dijamin bersaudara adalah al-mu’minuun. Jadi apabila persaudaraan Islam belum terbentuk, yang dilakukan adalah menguatkan iman umat Islam. Iman yang bersih dari fanatisme golongan dan kepentingan golongannya saja.

Jadi, kunci persaudaraan dan persatuan Islam pada dasarnya ada pada orang-orang yang beriman. Maka, sudah selayaknya kita berusaha menaikkan derajat keimanan dan kualitas keimanan kita. Agar memahami hakikat persaudaraan Islam sehingga kita mudah untuk bersaudara. Dan sudah selayaknya setiap aktivis organisasi Islam mana pun meningkatkan keimanannya, menjaga pergaulan dengan aktivis organisasi Islam yang lain. “ Tukuk Muslim Tawakal yang juga di kenal sebagai Wakil Ketua Pengurus Wilayah IPHI Provinsi Sumbar.

Kemudian Muslim Tawakal yang juga dosen pada Universitas Bung Hatta juga mengingatkan “ ada tujuh langkah yang harus kita lakukan untuk meningkatkan amalan adalah :
Pertama Mau menambah ilmu. Iman yang benar akan didahului oleh Ilmu dan pemahaman yang benar. Ilmu dan pemahaman yang benar akan melahirkan amal, dan amal yang terus menerus dilakukan. Semoga menjadi jalan terus bertambahnya iman bersama iman yang telah ada sebelumnya. Sehingga keimanan kita makin kuat bertambah dan ketika berkurang dengan mudah dapat segera ditambah.

Makin luas ilmu dan pemahaman seorang muslim, maka makin mudah untuk dapat menerima. Maka menjadi salah satu tugas kita sebagai organisasi IPHI meningkatkan, meluaskan ilmu dan pemahaman Islam dari anggotanya. Sehingga anggotanya menjadi orang Islam yang mukmin dan bersaudara.
Kedua adalah Sabar dalam setiap menghadapi cobaan.Ketiga selalu mencari ridha Allah.Keempat selalu bertawakal kepada Allah. Kelima selalu berjihad di jalan Allah, Keenam selalu memakmurkan masjid dan yang ketujuh adalah banyak berzikir membaca ayat-ayat Allah. “ terang Muslim Tawakal.

Sementara Ketua IPHI Daerah Limapuluh Kota dalam laporannya menyebutkan “ Visi IPHI adalah meningkatnya implementasi haji mabrur di tengah-tengah masyarakat sehingga tercapai kondisi umat dan bangsa yang sejahtera lahir dan batin. Dengan Misi IPHI adalah Memberdayakan para haji dalam melestarikan kemabruran hajinya menjadi teladan, panutan dan pilar peningkatan kualitas umat dan bangsa Indonesia. Tujuan IPHI adalah untuk memelihara dan mengupayakan pelestarian haji mabrur, guna meningkatkan partisipasi umat dalam pembangunan bangsa dan negara yang diridhoi Allah SWT.

H. Saiful juga menjelaskan “ IPHI Kabupaten Limapuluh Kota selama ini telah memprakasai berdirinya gedung sebagai Pusat Kegiatan Haji (IPHI Center) yang telah dimulai pembangunan sejak 5 April 2015 pada tanah wakaf dari Almarhumah Hj. Nurbaya dengan luas 1.630 m2 berada di jalan masuk SMAN 1 Harau telah bernilai Rp.± 1 milyar. Pembangunan gedung Serba Guna (12 x 22 m) , Kantor (8 x8 m) dan Mushalla (11 x 11). Sejak tahun 2016 sampai 2019 kegiatan manasik haji mandiri telah dilaksanakan di Gedung IPHI Center ini yang beralamat pada jalan masuk ke SMA Negeri 1 Tanjung Pati dan gedung ini juga dapat dipakai untuk umum dalam kegiatan pertemuan atau pesta perkawinan. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan sosial kemanusiaan antara lain membantu anggota yang tertimpa bencana alam, dan membantu anggota yang rumahnya mendapat bencana kebakaran “ ujar Saiful yang juga dikenal sebagai Kabag Humas DPRD Kabupaten Limapuluh Kota.

“Pembangunan IPHI Center belum selesai 100 %, tinggal lagi meloteng dan pagar, sebagai pengurus berencana untuk tahun 2019 akan meloteng gedung yang berukuran 8 x 22 m serta membuat pagar dan menplaster bagian belakang yang membutuhkan dana Rp.100 juta. Untuk itu perlu bantuan dan sumbangan dari donator yang dapat di transfer melalui Bank Nagari – Cabang Payakumbuh. Nomor Rek: 0100.0210.26012-0 atas nama IPHI Center Limapuluh Kota.” tukuk Saiful

Kemudian H. Saiful mengingatkan kepada anggotanya di masa tua ini untuk mempergunakan sebaik-baiknya nikmat umur dan kesehatan serta bagaimana memanfaat harta untuk mencari ridha Allah “ anggota IPHI yang lebih 90 % berumur di atas 50 tahun, yang sedang menikmati masa-masa tuanya. Hari tua hanyalah sebagian kecil dari perjalanan hidup manusia, yang harus dijalani dengan membekali diri dengan tindakan amal saleh. Hari tua merupakan nikmat ketiga, yaitu selain nikmat keimanan dan nikmat kesehatan, yaitu nikmat kesempatan telah dapat menunaikan ibadah haji rukun Islam ke-5.

Modal yang paling utama dalam menjalani hari tua ialah kesehatan kita. Sabda Nabi Muhammad saw seperti yang diriwayatkan Ibnu Majah: “Mintalah kesehatan kepada Allah, karena sesungguhnya tidak ada nikmat yang paling utama daripada nikmat kesehatan, selain keimanan”
Suatu hari Rasulullah saw. melihat setumpuk kurma di rumah Bilal. Beliau bertanya kepada Bilal : 

“Untuk apa ini? ” Jawab Bilal : “Ya Rasulullah, kurma ini untuk persediaan kebutuhan di masa depan” Mendengar jawaban itu Nabi Muhammad saw berucap : “Apakah kau tidak takut terkena api neraka pada hari perhitungan kelak? Bagikanlah kurma itu, Bilal dan jangan takut Allah akan membiarkan kita kelaparan.”

Nabi saw telah mengingatkan kita untuk senantiasa mengandalkan Allah dan jangan meragukan-Nya dalam memberikan rizki kepada kita. Lebih lanjut mengenai harta ini Nabi saw bersabda: “Barang siapa menumpuk harta melebihi kebutuhannnya berarti dia telah mengambil kematiannya sendiri tanpa disadari.”

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Theosofia Al-Qur’an menegaskan kembali bahwa menumpuk harta melebihi kebutuhan bisa membinasakan diri sendiri ditinjau dari 3 hal.
Pertama, penumpukan harta cenderung menyeret kita ke tebing ma’siat dan kezaliman. Bukankah ujian berupa kenikmatan harta lebih susah lulusnya ketimbang musibah berupa kepailitan dan kemiskinan? Harta berlebihan merupakan kondisi yang subur bagi timbulnya berbagai penyakit hati ; sombong, dengki, hilangnya sikap sabar, rasa ingin menang sendiri serta kesusahan dan kerisauan.
Kedua, harta yang banyak cenderung mendorong kita untuk hidup melebihi yang kita butuhkan. Boros dan bermewah-mewah adalah ciri yang nyata dari kelebihan harta yang digunakan secara salah.
Ketiga, menumpuk harta bisa membuat kita lupa kepada Allah, kita menjadi alpa untuk berdzikir kepada Allah. Padahal dzikrullah adalah azaz untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.

Mengenai harta ini pula, firman Allah dalam Al-Qur’an mengingatkan kita : “Dan mereka yang menyimpan emas dan perak,dan tidak meng-infaq-kannya di jalan Allah,maka sampaikanlah (olehmu Muhammad) berita kepada mereka tentang adanya azab yang pedih. Yaitu, ketika emas dan perak itu dibakar di neraka jahanam, dan dengan harta itu disetrika lambung dan punggung mereka. Inilah harta yang kamu simpan dulu untuk (kepentingan) dirimu sendiri, maka sekarang rasakanlah apa yang telah kamu simpan.” ~ At Taubah - QS 9 : 34-35 ~

Pada ayat-ayat yang lain. Al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana sebaiknya kita memanfaatkan harta yang kita peroleh agar di ridhoi Allah swt. seperti difirmankan Allah : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa.`Yaitu) orang yang menafkahkan (hartanya)baik di waktu lapang maupun sempitdan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” ~ Ali-’Imran – QS 3 : 133-134 ~ “ terang H. #Saiful.(ul)