PROFIL PENDIDIK


Oleh: Anas Lubuk

(Guru MAN 1 dan mahasiswa pasca sarjana PAI IAIN Bukittinggi)

Dikala para ahli sibuk berbincang-bincang dengan keberhasilan dan suatu pendidikan dan telah meneranpkan bermacam-macam metode dan teori akan tetapi tetap timbul pertanyaan dari segala pihak sudahkah berhasil pendidikan  saat ini?semua orang akan bisa menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda,akan tetapi kita melihat fakta dan data yang terjadi dalam kehidupan.

Kalaulah berhasil pendidikan sampai kepada tingkat tertinggi,tentu kita tidak  temui gegala hidup masyarakat  seperti hewani yang tidak peduli dengan aturan dan perundang-undangan hidup.

Maka salah satu faktor keberasilan dari pendidikan itu terletak pada tangan para pendidik. Kalau kita mau membuka Al-Quran,timbul kekaguman terhadap wahyu ilahi. Kiranya yang maha kuasa sudah mengabadikan wahyunya tentang profil pendidik,sebagaimana kita temukan didalam alquran surat Ali-Imran ayat 159.

Pertama : seorang pendidik selalu bersikap lemah lembut,sikap lemah lembut sangat dibutuhkan dalam mendidik ini sebuah metode pendekatan antara hati pendidik dan hati peserta didik.  Lemah lembut dalam ucapan,perbuatan,dan sikap hidup yang terkontrol dengan petunjuk ilahi. Salah seorang sastrawan tersohor Buya Hamka,beliau menjelaskan dalam tafsirnya,didalam surat Ali-Imran ayat 159 bertemulah pujian tinggi dari Allah terhadap Rasul-Nya.  Karena sikap lemah lembut tidak lekas marah pada ummat-Nya dengan dituntun dan didikan iman kepada mereka.

Sudah sedemekian kesalahan-kesalahan orang meninggalkan tugasnya,karena loba akan harta itu. Namun Rasulullah tidak marah-marah saja. Melainkan dengan jiwa besar di pimpin. Dalam ayat ini Allah menegaskan sebagai pujian pada Rasulullah bahwa sikap lemah lembut,ialah karena kedalam dirinya telah di masukkan oleh Allah rahmat-Nya,rasa kasih sayang,belas kasihan,penyatun sudah mendarah daging pada diri Nabi Muhammad SAW. Selama 63 tahun beliau menjalani hidup sebagai Nabi,Rasul,pendidi,pemimpin beliau tidak opernah kasar,pendendam,berkasumat,buruk sangka terhdap siapa saja,maka wajar beliau tokoh nomor one. Kalau kita bersikap kasar terhadap manusia,apa yang terjadi? Peserta didik akan jauh dari pendidik, anak akan jauh dari orang tuanya, umat akan jauh ulamanya,rakyat akan jauh dari pemimpinnya. seandainya kondisi diatas terjadi,maka manusia tidak akan dapat meraih sukses dunia akhirat.


Kedua : Pemaaf. Pemaaf adalah sikap hidup tertinggi yang mesti diamalkan oleh setiap umat Nabi Muhammad SAW.

Memaafkan adalah siap memerikan kemurahan kepada orang lain,atas kesalahan orang lain terhadap dirinya,tanpa ada niat membalas dendam,islam mengajarkan kita untuk memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Seorang pendidik memaafkan peserta didik,orang tua memaafkan kesalahan anak,ulama memaafkan umat,pemimpin memaafkan rakyat.
Betapa kejam nya masyarakat Thoif kepada Rasulullah SAW,namun Rasul tetap memaafkan kesalahan mereka bahkan beliau mendoakan masyarakat Thoif agar dapat hidayah dari Allah SWT.. sikap pemaaf yang telah di terapkan beliau dalam hidup untuk mencerdaskan umat manusia,sikap pemaaf membuat fisik dan fisikis manusia menjadi sehat. Sementara pendendam (tidak mau memaafkan kesalahan orang lain) akan menumbuhkan bermacam-macam penyakit jasmani maupun rohani.

Ketiga : Memohon ampun untuk orang lain,yang selama ini kita meminta ampun kepada Allah secara pribadi atau pun bersama-sama. Namun ada yang lebih tinggi sikap hidup yaitu memohon ampun kepada Allah terhadap dosa-dosa orang lain. Disini letak kesucian hati seorang pendidik memohon ampun kepada Allah atas kesalahan peserta didik. Dan begitu juga orang tua memohon ampun kepada Allah atas dosa anak-anaknya, begitu juga seorang pemimpin memohonkan ampun kesalahan rakyatnya.

Keempat : Musyawarah. Untuk memutuskan suatu perkara sangat dibutuhkan. Musyawarah berbincang dengan dada yang lapang,pikiran yang terang,hati yang tenang untuk mencapai sebuah keputusan. 
Betapa indahnya contoh dari Al-Quran , Nabi Ibrahim sebagai ayah dan pendidik ulung,bermusyawarah dengan anaknya, untuk mengambil sebuah keputusan tentang penyemblihan Nabi Ismail As. Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai hamba yang suci dan bersih hati mereka,sehingga menghasilkan keputusan yang diridhai Allah SWT.   Sebagai pendidik untuk menentukan keberhasilan mesti menjalankan asas musyawarah. Pemimpin ingin berhasil,ulama ingin sukses,guru ingin profesional hendaklah merujuk kepada karakter hidup bermusyawarah.     

Kelima : senantiasa bertawakal dengan sabar serta berusaha/ikhtiar. Tawakkal adalah sikap penyerahan diri kepada Allah setelah melakukan seluruh upaya dalam mencapai suatu tujuan. Tawakkal menjadi bukti penghambaan diri kepada Allah dan keyakinan yang tinggi bahwa semua keputusan merupakan hak prerogative Allah yang tidak bisa diatur oleh makhluk.  Dalam segala hal, misalnya musyawarah,tawakal merupakan suatu hal yang harus dialkukan jika terjadi perbedaan pendapat dan perbedaan sudut pandang.jika tidak tercapai kata mufakat hendaknya membulatkan tekad untuk tetap bersabar dan komitmen berusaha terus untuk mencari penyelesainnnya dengan damai, tetap menjaga persatuan. Tidak sebaliknya  melakukan kekerasan atau memprovokasi orang lain yang berpotensi terjadinya permusuhan dan pengrusakan.


Untuk menyongsong tahun 2019 marilah kita merujuk kepada wahyu Allah SWT. Menuju pendidikan yang lebih baik dan bangsa “Baldhatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafuur”.