Ustadz SUPRIZEN, M.A .: Pengorbanan Mesti Ikhlas Karena Allah

Ibrahim bukan hanya seorang nabi. Namun iya sekaligus seorang suami dan ayah dari anak anaknya," timpal Ustadz Suprizen, M.A
IMPIANNEWS.COM (Padang). 

Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail adalah tiga tokoh dizamannya. Mereka telah memberikan contoh paripurna tentang arti pengorbanan sejati.

"Ibrahim bukan hanya seorang nabi. Namun iya sekaligus seorang suami dan ayah dari anak anaknya," timpal Ustadz Suprizen, M.A., ketika menyampaikan pengajian rutin Kamis, 16 Agustus 2018 di Kantor Baznas Padang.

Sejarah mencatat pengorbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail menjadi bukti pengorbanan terbaik seorang hamba terhadap khaliknya (Allah Ta'ala).

"Lama sekali Ibrahim dan Siti Hajar merindukan kedatangan anak. Namun harapan kedua hamba Allah itu, justeru baru di kabulkan Allah disaat usia keduanya sudah lanjut (tua)," ujar Ustadz Suprizen.

Namun kegembiraan mendapat seorang anak laki laki ini, berubah menjadi datangnya ujian dari Allah. Allah ingin menguji iman Nabi Ibrahim dan Siti Hajar.

Sepertinya, urai Ustadz Suprizen, Allah ingin menguji Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, mana yang mereka cintai anaknya atau perintah Allah.

Melalui mimpinya, Nabi Ibrahim melihat menyembeli anak kandungnya Ibrahim. Mimpi tersebut datang berulang kali.

Setelah menyakini bahwa mimpi adalah  perintah Allah, maka Nabi Ibarim memanggil anak kesayangannya itu. 

"Wahai anak ku, aku melihat engkau dalam mimpiku, aku menyembelimu. Apa pendapat mu?," kata Nabi Ibrahim seperti  ditirukan Ustadz Suprizen.

Lebih jauh dalam kisah sejarah hidup Nabi Ibrahim, diceritakan setelah mendengar  ungkapan ayahnya Nabi  Ibrahim, dengan santun Ismail kecil menjawab pertanyaan ayahnya.

"Wahai ayahku tersayang. Bila itu benar perintah Allah, silahkan sembeli leherku. Aku ikhlas. Semoga engkau ayahku, mendapatkan aku sebagai hamba yang sabar," demikian kira kira jawaban Nabi Ibrahim.

Sebelum leher Ismail  disembeli ayahnya Nabi Ibrahim, Ismail  meminta agar ayahnya menutup matanya dengan kain agar dia tidak melihat darah yang keluar.

Nabi Ibarahim memenuhi permintaan anaknya Ismil. Pisau pun dipersiapkan dengan tajam. Diasa. Kemudian kain penutup mata anaknya juga disiapkan.

Setelah siap semua persiapan, maka waktunya Nabi Ibrahim menyembeli leher anaknya. Tapi apa yang terjadi kemudian? 

Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim, kata Ustadz Sufrizen, karena setelah penyembelihan selesai, ternyata yang terpotong hanya leher seekor kibas/kambing besar. Subhanallah.

Dari mana datangnya kambing tersebut? Wallahu 'alam bis shawaf. Nabi ibrahim dan Nabi Ismail terkejut. Tapi karena mereka beriman kepada Allah, maka mereka sangat yakin 

Selamatlah Nabi Imail dari peristiwa dahsyat tersebut. Kenapa semua ini terjadi? Yang tahu tentu hanya Allah.

"Ini semua kebesaran Allah. Sebagai balasan kepatuhan Nabi Ibrahim terhadap Allah. Jadi tidak beriman seseorang, sebelum dia diuji. Nabi Ibrahim lulus dari ujian Allah," katanya.

Menurut Ustadz Suprizen, tidak ada sebuah kemuliaan dan cinta sejati yang tidak dibaringi dengan pengorbanan. 

Untuk mampu berkorban terhadap perintah Allah, mesti kita memiliki kepahaman yang benar.

Artinya, sedikit kurban sedikit pula paham. Salah korban bisa jadi salah paham. Tidak mau berkorban, tidak akan paham paham. 

HUMAS BAZNAS PADANG