Generasi Remaja Makin Sadis Dalam Sistem Sekuler

Oleh: D Leni Ernita 

IMPIANNEWS.COM

Kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda termasuk pelajar dan jumlahnya semakin hari semakin banyak, bukanya berkurang ,malah semakin beragam.

Baru baru ini Polda Yogyakarta telah menangkap pelaku pembunuhan yang diikuti mutilasi berinisial HP terhadap seorang ibu dua anak, A, di Kaliurang, Sleman, Minggu (19/03).Detik.com

Polisi menyebut, pelaku yang bekerja di bidang jasa persewaan tenda itu memutilasi tubuh korban -dengan pisau hingga gergaji- menjadi 65 bagian.

Polisi mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara dengan korban melakukan pembunuhan untuk mendapatkan harta korban guna melunasi pinjaman online tersangka dari tiga aplikasi.

Polisi juga menemukan surat di tempat tinggal tersangka, yang berisi, “kenapa aku melakukan ini karena aku sering berada di bawah tekanan akibat gengsi."

Semua kasus di atas pada dasarnya bukan satu dua kali saja terjadi. Di daerah - daerah pun terlihat banyak kasus kenakalan anak remaja masa kini. Masyarakatpun  semakin tidak perduli dengan kondisi generasi yang rusak, bahkan menunjukkan perilaku yang makin  mudah melakukan tindakan kekerasan.

Bahkan tawuran antar pelajar menggunakan senjata tajam kerap menghiasi ruang pemberitaan. Kejadian dengan latar belakang yang sebenarnya sepele, mengapa mereka begitu mudah tersulut emosi dan menyelesaikan Masalah dengan cara cara kriminal sungguh miris sekali.

Masa muda merupakan fase ketika manusia berada di titik produktivitas yang tinggi. Semangat mereka tinggi dengan dukungan fisik yang tangguh dan kuat dan kreativitas pemuda selalu mengundang perhatian masyarakat.Sayangnya potensi besar para pemuda ini bertolak belakang dengan berbagai Problem akut yang justru membajak potensi mereka akibat diterapkan sistem sekurel, belum lagi dunia digital yang akrab dengan dunia generasi kita saat ini ibarat dua sisi mata uang.

Peluang jebakannya pun Banyak dunia Maya yang menawarkan banyak kemudahan dan tidak sedikit menjebak pemuda terkena masalah    kasus yg merugikan dirinya.

Belum lagi adanya tontonan video atau film yang membuat remaja mudah banget untuk meniru visualisasi yang mereka saksikan sehingga sikap dan pikiran mereka seakan terformat untuk dipraktekkan di dunia. Nyata.Akhirnya tersulut emosi penyelesainnya dengan kekerasan karena pada dasarnya para pemuda itu emosi nya sangat labil sekali. 

Membahas setiap sisi kehidupan generasi muda tidak lepas dari arah pandang mengenai kehidupan, dan sistem yang melingkupi manusia.Pada dasarnya manusia ditentukan oleh pandanganya mengenai kehidupan. 

Oleh karenanya solusi masalah kerusakan remaja saat ini harus dari sistem pendidikan Islam yang kaffah dimana para remaja mampu memahami apa yang menjadi landasan berpikirnya sehingga setiap hendak melakukan tindakan pasti ada berbagai pertimbangan berdasarkan pemikiran dan pemahamannya.

Jika kembali pada pembetukan pemikiran pada pemahaman yang berdasarkan pada pemahaman mengenai dari mana manusia berasal apa tujuan hidup di dunia dan hendak kemana setelah kehidupan, niscaya tidak akan ada manusia yang berbuat dengan mengedepankan emosi saat bertindak.

Sayangnya sistem sekuler saat ini membuat remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja, padahal Allah SWT bakal meminta pertanggung jawaban manusia kelak di akhirat.

Dalam Islam siapa pun yang telah balig, maka sudah terbebani hukum syarak.

Balig adalah fase ketika manusia sudah memahami apa saja yang terkategori baik dan buruk maupun terpuji dan tercela. Fase ini pula harusnya membuat seseorang hamba menyadari bahwa selaruh amal perbuatannya bakal di hisab kelak pada hari kiamat.

Langkah yang tepat agar remaja tidak memandang bahwa hidup di dunia ini adalah bukan akhir dari segalanya yakni dengan memahami tujuan hidup di dunia ini untuk apa sehingga akan tujuan hidupnya benar benar untuk beribadah hanya kepada Allah saja, dan menuntun remaja untuk 

melakukan perbuatan sesuai dengan hukum syarak dan melakukan perbuatan berlandaskan ridho Allah SWT.

Hanya sistem islam yang mempunyai peran sangat besar yaitu dengan cara meletakan pondasi berpikir dan berperilaku berdasarkan tauhid dan ketakwaan kepada Allah SWT .

Agar kasus  kriminal remaja tidak berulang yuk pahami Islam secara kaffah sebagai solusi hukum yang ideal yaitu sesuai fitrah dan memuaskan akal dan menentramkan jiwa sehingga terwujudnya cita-cita generasi yang rabani .

Wallahu'allam

Post a Comment

0 Comments