Australia, Negara Maju Yang Pernah Menjadi Tempat Pembuangan Narapidana Inggris

Ilustrasi Inggris tiba di Australia/Getty Images

Oleh: Ilma Alfi Rahmi
(Mahasiswi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 IMPIANNEWS.COM

Siapa sih yang nggak tahu Australia? Negara yang terkenal dengan keadaan alam yang unik dan juga hewan-hewannya yang eksotis. Australia adalah negara maju dengan pendapatan per kapita tertinggi ke-10 di dunia. Tidak mengherankan jika banyak bangunan-bangunan spektakuler yang terdapat di negara tersebut. Tapi, tahukah kamu? Dulunya Australia pernah dijajah oleh Inggris, loh.

Peristiwa itu berawal pada tahun 1770, dimana Kapten Cook seorang penjelajah Inggris memimpin pelayaran dari Inggris ke Australia atas perintah dari Raja George III. Adapun tujuan Cook hanyalah untuk memetakan wilayah timur pulau tersebut. Kapten Cook dan para awak kapalnya tiba di daratan Australia yang saat itu diketahui bernama Botany Bay, yang kemudian ia beri nama sebagai New South Wales. Lalu, bagaimana bisa Australia menjadi tempat pembuangan narapidana Inggris?

Setelah kembalinya Kapten Cook dari pelayarannya, bangsa Inggris mengalami hal yang sulit terkait dengan populasi kriminal di negara mereka. Alexander Sutherland didalam bukunya yang berjudul History of Australia and New Zealand menuliskan bahwa,“Pada tahun 1776 bangsa Amerika menyatakan kemerdekaannya, dan Inggris menemukan bahwa mereka tidak bisa lagi mengirimkan narapidana ke Virginia seperti yang biasanya mereka lakukan.”

Terkait hal tersebut, perjalanan Kapten Cook tentu membuka peluang baru untuk Bangsa Inggris. Thomas Townshend atau yang dikenal dengan Viscount Sydney, yang saat itu merupakan pemegang kabinet penting Inggris memerintahkan pasukannya pergi ke Botany Bay dengan tujuan untuk mencari lahan penjara baru bagi para narapidana Inggris.

Ilustrasi kapal Inggris yang berlayar ke Australia (Sumber Wikipedia.org)

Pada bulan Mei tahun 1787, akhirnya semua armada siap untuk berlayar. Alexander Sutherland juga menambahkan didalam bukunya, bahwa “Armada itu terdiri dari kapal perang Sirius, yang fungsinya untuk membawa perlengkapan militer, bersama enam angkutan untuk narapidana, dan juga tiga kapal untuk membawa perbekalan. Para terpidana terdiri dari lima ratus lima puluh orang laki-laki, dan juga dua ratus lima puluh orang perempuan. Untuk menjaga para terpidana itu, terdapat dua ratus prajurit diatas kapal.” Walaupun banyak sumber lain mengatakan tahanan yang diangkut dengan jumlah yang berbeda-beda.

Adapun Kapten Phillip ditunjuk sebagai kapten di kapal Sirius dan juga sebagai gubernur pertama di New South Wales. Hingga kemudian ditunjuk lagi seorang kapten lain untuk membantu Kapten Philip dalam bertugas. Pada sumber lain, yaitu pada sebuah buku yang berjudul An Account of the English Colony in New South Wales (Volume 1), David Collins menuliskan, “Karna perintah memimpin koloni serta memimpin Sirius diberikan kepada Kapten Philip, maka dianggap perlu untuk menunjuk kapten lain di kapal Sirius. Dengan sebuah perintah yang ditanda tangani oleh Yang Mulia Dewan, mengarahkan Komisaris Utama Angkatan Laut untuk menunjuk Kapten John Hunter sebagai kapten kedua di kapal Sirius.”

Hingga pada Januari 1788, satu persatu kapal itu tiba di Botany Bay setelah berlayar selama lebih kurang delapan bulan. Sesampainya disana Kapten Phillip menemukan fakta bahwa daerah tersebut kurang cocok sebagai tempat tinggal. Kapten Philip lalu memutuskan untuk mencari tempat baru yang lebih cocok sebagai tempat tinggal. Hingga kemudian ia menemukan Port Jackson.

Para narapidana disana diperintahkan untuk membuka lahan misalnya dengan menebang pohon, bertani, dan membangun infrastruktur. Akan tetapi banyak dari mereka yang menderita penyakit. Hal ini juga dijelaskan Alexander  Sutherland didalam bukunya yaitu History of Australia and New Zealand. Alexander menuliskan bahwa lebih dari sepertiga narapidana itu yang mengalami sakit kudis dan penyakit lainnya, hingga banyak dari mereka yang tidak pernah sembuh. Fakta mengejutkan lainnya adalah, para narapidana itu tidak ada yang mengerti soal pertanian, hingga menyebabkan mereka tidak memiliki sumber pangan. Dengan kondisi pangan yang sulit, tentu saja banyak narapidana bahkan prajurit yang kekurangan makanan.

Pengiriman narapidana ke Australia kemudian berakhir pada tahun 1868. Dalam kurun waktu 1788 hingga 1868 tersebut tercatat bahwa Ingris telah mengirimkan sebanyak 160,000 narapidana ke Australia. “Saya tidak menyangka jumlah narapidana yang dikirim Inggris ke Australia akan sebanyak itu. Bayangkan berapa banyak jumlah kapal yang mengangkut narapidana dengan jumlah besar itu? Sangat menakjubkan mengingat jarak Inggris dan Australia tidak main-main” ucap Salsabilla Aurelia Adinda, seorang mahasiswi Sastra Inggris ketika mengetahui jumlah narapidana yang dikirim Inggris ke Australia.

Post a Comment

0 Comments