Perbandingan Unsur Struktural dalam Novel A Boy From Makkah dan Novel di Indonesia yaitu Sang Pemimpi karya Andre Hirata

Oleh: Rizki Abdul Aziz, mahasiswi aktif Universitas  Andalas

IMPIANNEWS.COM

Sastra bandingan sendiri yaitu ilmu analisis yang berupaya membandingkan suatu karya sastra dengan sastra yang lainya, baik dari segi genre, waktu, pengarang, sejarah, pengaruh. Sastra bandingan juga sering di anggap sebagi studi menganalisis sastra secara keseluruhan. Seperti yang saya ambil ini ada novel luar dengan novel dalam negeri yang sangat mirip intinya.

Sastra adalah tidak hanya sebatas pada sebuah tulisan di lembaran kertas saja, tetapi juga turut berperan penting dalam kehidupan manusia sejak dulu kala. Melalui sastra manusia dapat menyampaikan aspirasinya kepada orang lain, mulai dari masyarakat hingga pemerintah.

Karya sastra yaitu ciptaan yang di disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah, dalam sudut pandang orang ketiga maupun orang pertama dengan plor dan memalui penggunaan berbagai perangkar sastra yang terkait dengan waktu mereka.  

Kedua novel ini mirip alur ceritanya, yaitu sama sama menceritakan seorang anak lahir sederhana taoi  memliki semangat juang sangat tinggi untuk mimpi untuk membangun kehidupan keluarga yang lebih baik lagi.

Sinopsis Novel Sang Pemimpi

Novel Sang Pemimpi Karya Andre hirata ini merupakan novel kedua beliau. Nove ini menceritakan seorang tiga pemuda sma, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. Meraka bertiga bertiga adalah remaja yang berasal dari Belitung dan melanjutkan sekolah di manggar, yaitu sma negeri pertama di manggar.mereka bertiga untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya bekerja di separuh waktu sebagi kuli di pasar ikan. 

Ikal adalah tokoh utama dalam novel ini. Ia digambarkan sebagai seorang remaja dari keluarga miskin yang sangat mengidolakan H.Rhoma Irama. Ia juga senang mengutip kalimat dari lirik lagu penyanyi dangdut tersebut yaitu "Darah muda adalah darahnya para remaja".

Tokoh lain dalam novel ini adalah Arai yang digambarkan sebagai sosok yang paling cerdas di antara mereka bertiga. Tidak jauh berbeda dengan Ikal, Ia juga gemar mengutip kata-kata inspiratif yang ia temukan. Salah satunya adalah "Tak semua yang bisa dihitung bisa diperhitungkan dan tak semua yang     diperhitungakn bisa dihitung."

Di balik sosoknya yang ceria, Ia memiliki kisah hidup yang menyedihkan. Ternaya, Arai yang merupakan saudara jauh dari Ikal telah menjadi yatim piatu sejak kelas 3 SD. Walau demikian, ia adalah sosok yang tabah. Bahkan, Arai lah yang menjadi sosok penghibur di kala Ikal dan ayahnya tengah bersedih.

Unsur Pembangun intrinsik pada Novel Sang Pemimpi karya Andre Hirata:

1. Tema

Tema yang tersirat dalam novel "Sang Pemimpi" ini tak lain adalah "persahabatan dan perjuangan dalam kehidupan serta kepercayaan mengarungi terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan". 

Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.

2. Tokoh:

Ikal: baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka.

Bang Rhoma Arai: pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah.

Jimbron polos, gagap bicara, baik, sangat antusias pada kuda.

Pak Balia: baik, bijaksana, pintar.

Pak Mustar: galak, pemarah, berjiwa keras Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang

Ayah Ikal pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana.

3. Alur

Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

Gaya Penulisan penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.

4. Latar 

 Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.

5. Amanat

Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya.

Sinopsis Novel A Boy From Makkah

Novel A Boy From Makkah ini, awal mula diceritakan seorang anak lelaki bernama Ahmad bin Ayda. Ia merupakan anak yang terlahir di keluarga yang sangat sederhana. Ia bersama sang ayah pergi menuju Mekah untuk mencari dan memulai pekerjaan baru. Ahmad terlihat sangat senang melihat keadaan dan suasana Kota Mekah yang berbeda jauh dengan kondisi tempat ia tinggal, Bani Faham. Gedung-gedung tinggi, bangunan megah, dan semarak kota Mekah hingga makanan-makanan yang biasa disajikan kian membuat Ahmad takjub. Masyaa Allah.

Pada novel ini dijelaskan bahwa Ahmad akan melakukan pekerjaannya sendiri dengan izin dan suruhan dari sang ayah. Ahmad sempat menolak namun sang ayah dengan tegas meyakinkan Ahmad hingga akhirnya ia menurut. Dimulai pada bab dua, diceritakan Ahmad bertemu dengan majikannya yang pertama, Syaikh Salah. Konflik pun muncul sampai pada akhirnya Syaikh Salah menyerah dan melepas Ahmad. Ahmad kemudian tinggal untuk sementara di rumah Syaikh Ba Qays sampai pada akhirnya Ahmad menemukan majikan untuk yang ketiga kalinya, Syaikh Abdul Hamid. Ia adalah teman baik Syaikh Ba Qays sekaligus seorang yang terhormat dan sangat baik perangainya.

Persamaan  dalam Novel A Boy From Makkah dan Novel di Indonesia yaitu Sang Pemimpi

1. Tema

Tema dalam kedua novel ini hampir sama dan sudah mirip, yaitu sama-sama membahas tentang perjuangan hidup. Perjuangan hidup yang keras untuk mengubah sebuah nasib. Hanya saja pada novel A boy fro Makkah yang menjadi titik usahanya adalah cinta, dan menomorduakan pendidikan. Sedangkan novel Sang Pemimpi yang paling utama menjadi titik usahanya adalah pendidikan.

2. Tokoh

Tokoh yang sama dalam novel ini adalah Ikal dengan Ahmad bin Ayda. Mereka sama-sama dilatarbelakangi dengan keluarga sederhana dan kurang mampu. Mereka sama-sama bekerja keras untuk mandiri. Ikal bekerja keras untuk pendidikannya, dan Ahmad bekerja keras untuk penghidupannya di tanah orang lain.

Selain Ikal dan Ahmad, tokoh yang sama karakternya adalah Syaikh Abdul Hamid dengan Pak Balia (guru bahasa Indonesia SMA Bukan Main). Syaikh Abdul Hamid adalah sosok orang yang sangat baik kepada semua orang khususnya Ahmad, dialah yang menjadi motivator Ahmad untuk bisa berpendidikan, motivator dari segi nasihat maupun material. Sama halnya dengan pak Balia, dia adalah seorang guru motivator bagi semua siswa sekolah SMA Bukan Main, dan juga sebagai salah satu motivator dalam mengejar mimpi yang diukir oleh Ikal dan Arai yang ingin bersekolah di luar negeri.

Perbedaan  dalam Novel A Boy From Makkah dan Novel di Indonesia yaitu Sang Pemimpi

1. Lokasi

Dimana lokasi sang pemimpi yaitu di Indonesia sedangkan novel A Boy From Makkah di Makkah sendiri berbeda pulau beda negara akan tetapi memliki makna yang sama

2. Gaya Bahasa

Kedua novel ini meiliki gaya Bahasa sendiri yang dimana novel Sang Pemimpi memliki gaya bahsa Belitung membuat novel tersebut menarik, sedangkan novel A Boy From Makkah di Makkah jelas bisa gaya bahsa di gunakan yaitu arab.

Pengaruh  dalam Novel A Boy From Makkah dan Novel di Indonesia yaitu Sang Pemimpi

Dalam kedua novel ini banyak sekali pelajaran yang bisa kita pakai dimana kedua novel ini memiliki pekerja kerasa bahwa kesuksesan itu harus bekerja keras. Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai pendidikan karakter dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, antara lain religius, displin, mandiri, bekerja keras, tanggung jawab, toleransi, kreatif, menghargai prestasi, peduli sosial, bersahabat/komunikatif. Dan sama seperi novel  A Boy From Makkah yang dimana memilik makna yang terkandung di dalamnya.

Bisa saya simpulkan dari Novel A Boy From Makkah dan Novel di Indonesia yaitu Sang Pemimpi. Dari kedua novel ini meliki motivasi dan semangat juang yang ada di dalam novel ini terutama ke pada anak anak yang pada zaman saat ini bahwa tidak semua anak anak yang sama seperti meraka dan di buat lah novel ini untuk memicu semangat mereka untuk berkarya dan bekerja kerasa untuk mimpinya dan mebahagiakan orang tua mereka.

Begitulah perbandingan yang dapat saya berikan terhadap karya tersebut sebagai penulis artikel ini. Karena sebagai karya sastra pasti memiliki banyak perbandingan yang didapatkan didalamnya setelah kita memahami betul karya karya yang akan kita bandingkan tersebut. Dibalik adanya perbedaan dalam antar karya sastra, tentu saja karya sastra tersebut memiliki persamaan seperti hal nya kedua karya sastra yang telah saya bandingkan diatas. Didapatkan perbedaan nya yaitu satu cerita  pada novel dan satu karya di Indonesia Persamaan yang ditemukan antar kedua karya tersebut ialah sama sama menceritakan tentang dua anak yang memiliki ketebatasan dalam dirinya. Semangat berkarya untuk anda muda.

Post a Comment

0 Comments