FGD Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNP Memetakan Peluang Lulusan yang Berkompetensi Digital.

IMPIANNEWS.COM

Padang-- Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO), Departemen Kepelatihan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang, melaksanakan Focus Group Disscussion Peluang Lulusan sebagai Pelatih di Era Digital. Minggu-Senin (13-14/11).

Ketua Departemen Prodi PKO, Dr. Donie menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sebagai upaya menghadapi tantangan di era digital, serta menyiapkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing.

“Apa yang diandalkan dulunya sekarang sudah mulai hilang, dan apa yang tak pernah terpikirkan sekarang menjadi kebutuhan, semenjak tatanan baru,” ujar Donie.

Selanjutnya, Wakil Dekan II, FIK UNP, Dr. Wilda Welis, dalam sambutannya menyebutkan pentingnya memetakan peluang yang ada bagi lulusan terutama di era yang serba digital.

“Kalau hanya mengandalkan untuk menjadi guru, sekarang sudah jarang (peluangnya). Sehingga harus bisa kreatif dan mengupayakan bidang lainnya,” ujarnya.

Wilda, menyebutkan beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan seperti sebagai personal trainer, sport terapist, tenaga marketing maupun jurnalis olahraga.

Dr. Roma Irawan, Sekretaris Departemen Kepelatihan, menyampaikan terkait dengan profil kurikulum serta arah pengembangan kurikulum Prodi PKO ke depannya. “Untuk saat ini, Prodi PKO mencoba untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar, dunia kerja ataupun dunia industri,” ujarnya.

Roma menjelaskan, bahwa saat ini, kurikulum Prodi PKO fokus kepada penyediaan kompetensi mahasiswa sebagai pelatih cabang olahraga, serta juga untuk menjadi guru sesuai dengan core Prodi PKO. “Akan tetapi tantangan di era digital ini juga harus bisa bersifat dinamis untuk menyiapkan lulusan ke depannya,” ujar Roma.

Pada kegiatan FGD tersebut ada tiga orang ahli di bidangnya yang menjadi expert panel untuk memberikan pemahaman terkait bidang yang ditekuninya, kemudian memberikan rekomendasi tentang peluang seperti apa yang bisa dimanfaatkan oleh lulusan keolahragaan.

Seperti yang disampaikan oleh Revolusi Riza, Wakil Pemimpin Redaksi CNN TV Indonesia. Dia menjabarkan bahwa untuk bisa bekerja sebagai jurnalis tidak membutuhkan skill tertentu. Tetapi hanya cukup sikap skeptis terhadap sesuatu.

“Jurnalis tidak boleh mudah percaya dengan suatu informasi, dengan demikian, berarti jurnalis harus mencari tahu dan menggali kebenaran dari informasi tersebut. Ini modal dasar untuk menjadi jurnalis,” ujar Revolusi.

Selanjutnya Revolusi menyampaikan bahwa untuk peluang lulusan olahraga itu pun juga sangat besar dalam bidang jurnalis olahraga. Terutama lebih bisa menjadi expert (ahli) terkait bidang tersebut. “Sehingga dalam penyampaian informasi atau berita menjadi lebih berisi,” ujarnya.

Nara sumber berikutnya Eko Nuryanto, S.Pd., dari staf marketing, PT Gading Raya Propetindo yang menyampaikan materi terkait peluang lulusan olahraga sebagai Digital Marketing. Eko menjelaskan bahwa profesi sebagai digital marketer masih sangat terbuka lebar. 

“Apalagi keseharian kita tidak terlepas dari peran sosial media. Sehingga, jika lulusan olahraga dapat memanfaatkan hal tersebut, bisa menjadi profesi yang menjanjikan,” ujarnya.

Selain itu, eko juga menyampaikan terkait tentang pentingnya seorang mahasiswa untuk mulai mem-branding dirinya melalui sosial media. Sehingga dapat lebih mudah menjual skill yang dimiliki, karena bisa diketahui oleh masyarakat luas.

“Harus bisa manfaatkan peluang, jika tidak maka akan tertinggal. Karena kompetisi di dunia digital sekarang sangat keras,” ujar Eko.

Narasumber berikutnya Dr. Astri Ayu Irawan dari Perkumpulan Terapis Olahraga Indonesia menyampaikan bahwa peluang lulusan olahraga adalah sebagai tenaga sport recovery trainer atau dulu sering disebut sebagai masseur. 

“Ini adalah salah satu peluang yang sangat menjanjikan bagi para lulusan, karena keahliannya sangat dibutuhkan masyarakat. Terutama para pelaku olahraga,” ujarnya.

Oleh karena itu, Astri memberikan rekomendasi agar PKO menyediakan mata kuliah sport recovery trainer  yang merupakan pengembangan dari massage karena juga harus menguasai kinesiotaping dan pemulihan pasca latihan ataupun pertandingan.

Pada kesempatan lainnya, salah seorang dosen PKO, Romi Mardela menyebutkan bahwa saat ini, tantangan mahasiswa lebih berat karena harus bersaing di era digital. “Sekarang pelatih harus bisa membuat konten olahraga, jika tidak maka masyarakat tidak akan kenal dengan pelatih tersebut,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, khusus sebagai konten kreator juga merupakan sebuah peluang pekerjaan yang menjanjikan ke depannya. Seseorang yang bisa memanfaatkan ilmunya melalui digital platform maka akan lebih berpeluang untuk mendapatkan pemasukan yang lebih.

Melalui kegiatan FGD ini, maka diharapkan ke depannya, Prodi PKO dapat kembali memetakan peluang ataupun potensi lulusan. Sehingga selanjutnya Prodi juga akan menyiapkan dan memfasilitasi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa agar memiliki kompetensi yang cukup dalam menghadapi era digital. (Humas UNP)

Post a Comment

0 Comments