Pembajakan Potensi dan Perusakkan Generasi Secara Sistematik


Oleh: Ummu Kayra
(Muslimah Peduli Umat)

IMPIANNEWS.COM

Beberapa waktu terakhir masyarakat dikejutkan dengan berbagai tingkah kawula muda. Di antaranya adalah kasus bullying yang terjadi di Tasikmalaya, sampai-sampai korban mengalami depsresi berat lalu sakit keras dan akhirnya meninggal dunia usai dipaksa menyutubuhi kucing oleh teman sebayanya. Astagfirullah sungguh tindakan tersebut sangatlah kejam bahkan di luar nalar dan bisa masuk kategori tindakan yang sangat ekstrim, kenapa? Mengingat pelaku adalah anak-anak usia SD.

Kemudian publik juga di kejutkan dengan mewabahnya Citayam Fashion Week, padahal bukan tentang masalah kreativitas anak muda saja, fenomena CFW ini menampilkan gambaran bahwa generasi muda itu krisis jati diri. Bahkan di tanya niat shalat saja mereka tidak hapal, mereka adalah korban kemiskinan secara sistemik, serta gaya hidup liberal, bahkan bisa menimbulkan bertambahnya bibit-bibit LGBT.

Sederet fenomena baru ini sebenarnya menunjukan bahwa itu adalah cara pandang kehidupan masyarakat yang diadopsi sekarang.

Menurut Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Nidzhamul Islam Bab Qiyadah Fikriyah menjelaskan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang memiliki pemikiran, perasaan, serta peraturan yang sama. Padahal faktanya adalah masyarakat sekarang sudah terpapar oleh sistem sekuler kapitalis,  yang membuat kehidupan itu terpisah dari agamanya. Sekaligus urusan agama itu diserahkan kepada individu masing-masing tanpa ada penjagaan.

Manusia bebas melakukan apapun, dan menilai standar kebahagiaan dan kesuksesannya adalah materialistik, atau materi alias uang, uang, uang.

Kehidupan yang sekuler materialistik ini membuat para remaja yang harusnya terikat dengan hukum Islam, malah bebas mengekspresikan diri. Alhasil muncullah perundungan, LGBT, serta haus akan eksistensi, menjadi viral dan menghasilkan uang, justru menjadi tolok ukur remaja sekarang.

Lalu kemanakah para orang tua, masyarakat, dan negara? Yang harusnya menjaga mereka, menasihatinya ketika salah.

Inilah bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi secara sistemik, sedangkan negara hanya membuat kebijakan dan penyataan normatif saja. Justru malah menyediakan tempat untuk fashion week, memberi beasiswa dan menganggap itu sebuah kreativitas. Bahkan untuk kasus perundungan di Tasikmalaya saja hanya mengeluarkan statemen "Tanggung jawab dan butuh kerjasama dari orang tua, sekolah, tenaga pendidik." 

Di situ tidak ada peran negara yang disebutkan, padahal bukan dari internal dan masyarakat saja. Peran negara justru sangat penting, karena negara bisa mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi.

Jika arah orientasi dan generasi masih terkungkung oleh sekuler kapitalisme, maka jelas kedepannya akan semakin parah. Untuk itu perubahan mendasar dan menyeluruh akan butuh kepada pemberlakuan Islam.

Islam hadir bukan hanya sebagai agama ritual saja, namun Islam hadir sebagai sistem kehidupan yang akan mengatur seluruh kehidupan manusia. Islam akan menyelaraskan pemikiran, perasaan,  serta aturan yang diterapkan di tengah masyarakat agar terikat dengan hukum syari'at (syarak). Dan ini semua bisa terwujud dalam sebuah institusi yang disebut khilafah.

Di dalam Islam, untuk membentuk generasi cemerlang maka khilafah akan memeastikan tiga pihaknya berhasil menjalankan peran masing-masing.

Pihak pertama, adalah orang tua dan keluarga. Karena pemahaman anak berawal dari orang tua. Jika anak di tanamkan akidah dan hukum syariat, maka anak akan bisa membangun tujuan hidupnya untuk kemuliaan Islam.

Pihak ke dua, yaitu masyarakat. Karena masyarakat adalah sebuah entitas yang menjadi tempat belajar dan praktik secara langsung. Masyarakat dalam Islam mempunyai ciri khas, yaitu interaksi mereka adalah amar makruf nahi munkar. Tolak ukur kebahagiaannya adalah keridaan Allah SWT. Bukan materialistik seperti saat ini.

Maka orisntasi generasi akan fokus kepada aktivitas fastabiqul khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

Pihak ketiga, yaitu negara. Peran negara adalah memberikan setiap warga negara termasuk generasi muda terikat dengan hukum syarak. Khilafah akan melakukan pembinaan melalui penerapan sistem pendidikan. Dari sini yang akan melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam (syakhsiyah Islam) yaitu pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan Islam. Sehingga menghasilkan generasi unggul yang siap menjadi problem solver di tengah-tengah masyarakat karena mereka peka terhadap permasalahan.

Selain itu khilafah juga kan menerapkan sistem ekonomi Islam yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Khilafah akan menjamin kebutuhan pokoknya melalui jaminan setiap kepala keluarga harus memiliki pekerjaan. Jaminan ini akan membuat para kepala keluarga bisa memenuhi kebutuhannya secara makruf.

Khilafah juga akan menjamin secara langsung kebutuhan dasar publik seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Artinya khilafah akan menanggung biaya penyelenggaraan fasilitas dan kelengkapannya hingga bisa dinikmanti oleh masyarakat dan itu semua gratis. Alhasil, tidak ada anak-anak yang harus putus sekolah, hanya disebabkan oleh faktor ekonomi.

Khilafah juga tidak akan mengambil keuntungan dari perilaku liberal masyarakat yang dilabeli kreativitas sekaligus menjadi jalan keuntungan bagi kaum kapitalis seperti sistem saat ini.

Khilafah memiliki sistem fiskal berbasis baitul mal untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Baitul mal memiliki tiga pos, yakni:

1. Pos kepemilikan negara

2. Pos kepemilikan umum

3. Pos zakat.

Setiap posnya memiliki pemasukan dan pengeluaran masing-masing. Khilafah juga akan menutup semua celah kerusakan perilaku generasi, seperti LGBT, gaya hidup sekuler liberal, dan sejenisnya. Melalui penerapan sistem sanksi Islam dan pengaturan media. Inilah solusi yang ditawarkan Islam untuk membangun generasi unggul.

Yuk generasi muda, marilah kita jadikan aktivitas remaja untuk sama-sama meraih kembali kemuliaan Islam! Kembali melahirkan generasi terbaik yang akan memimpin dunia. Dengan terus mengkaji Islam secara kafah, membina dan membimbing para generasi muda untuk tetap istiqamah di dalam kebaikan.

Wallahu'alam bisshawab

Post a Comment

0 Comments