Mendukung Program Ketahanan Pangan Dan Hewani, Mahasiswa Pertanian Unand Melakukan Sosialisasi Dan Pelatihan Mengenai Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)


Oleh: Effini Asterindah

IMPIANNEWS.COM

Pessel - 23 Mahasiswa KKN Unand dari berbagai macam jurusan dan fakultas seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, Hukum, Ekonomi, Pertanian, MIPA, Ilmu Sosial dan Politik, Teknik, Ilmu Budaya, Peternakan, Keperawatan, Teknik Informasi serta Teknologi Pertanian menjalani Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Nagari Kambang Barat, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Kedatangan 23 mahasiswa KKN disambut dengan baik oleh sejumlah perangkat Nagari di kantor wali Nagari Kambang Barat.

“Salah satu pemekaran dari Nagari Kambang yaitu Nagari Kambang Barat yang kemudian terdiri dari lima kampung yaitu Kampung Pasar Kambang, Kampung Pasar Gompong, Kampung Rangeh, Kampung Tebing Tinggi, dan Kampung Talang, dan untuk mata pencaharian penduduknya yaitu ada yang sebagai petani, nelayan, pedagang, pekebun dan lain sebagainya.” jelas Drs. Yusman, Sekretaris Nagari Kambang Barat.

Wali Nagari Kambang Barat, Bapak Awwaluddin menjelaskan bahwa tahun ini program yang akan dijalankan di Nagari Kambang Barat yaitu mengenai Ketahanan Pangan dan Hewani. Adapun contoh kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembuatan kolam ikan, pekarangan rumah, rumah bibit, demplot, dan peternakan ayam. Mereka berharap mahasiswa KKN bisa membantu masyarakat dengan bekal ilmu yang didapat selama proses belajar di kampus Unand.

Dengan keadaan geografis dan alam yang terbentang luas yang terdiri dari rumahz penduduk, lahan-lahan pertanian dan pesisir pantai membuat sebagian besar penduduk di Nagari Kambang Barat bermata pencaharian sebagai petani, pedagang dan nelayan. Salah satu aktivitas sehari-hari yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Nagari Kambang Barat yaitu bertani.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh petani yaitu penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Walaupun pupuk kimia sendiri memiliki manfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman petani, namun penggunaan secara berlebihan tentu tidak baik untuk keberlanjutan generasi dimasa mendatang dan juga terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Pupuk kimia adalah zat aditif yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman namun apabila penggunaannya secara berlebihan maka akan menimbulkan dampak negatif, diantaranya yaitu kerusakan struktur tanah, menurunkan kualitas tanah, dan pencemaran lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah maka diperlukan kombinasi pupuk kimia dengan pupuk organik.

Meskipun penggunaan pupuk kimia tidak dilarang, namun penggunaan secara cukup dan harus dikombinasikan dengan pupuk organik tentu akan semakin bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman petani. Oleh karena itu salah satu mahasiswa dari Fakultas Pertanian Unand membantu petani dalam mengatasi permasalahan ini dengan memperkenalkan suatu inovasi yaitu pembuatan pupuk organik cair dari limbah kulit pisang.

“Sebagian besar masyarakat di nagari talang, tebing tinggi, dan juga rangeh memiliki kebun atau lahan yang ditanami tanaman pisang, dan dalam pengolahannya kulit pisang akan berakhir menjadi sampah tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu, pemanfaatan kulit pisang ini tentu dapat menjadi kesempatan bagi mahasiswa KKN khususnya fakultas pertanian untuk membuat kulit pisang tersebut menjadi sesuatu yang bernilai guna dan mendapat manfaat bagi masyarakat”. Ujar masyarakat setempat

“Untuk pelaksanaan Sosialisasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair (POC) perlu dilakukan kepada masyarakat khususnya masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani yang terdiri dari 3 kampung yaitu kampung talang, kampung tebing tinggi, dan kampung rangeh dan pelatihannya akan dipraktekkan langsung kepada 2 petani atau masyarakat dari perwakilan masing-masing kampung tersebut”. Ujar Mayke, mahasiswa KKN dari fakultas MIPA, selaku salah satu pendukung dari program ini

Dia menambahkan, sosialisasi dan pelatihan ini tentu akan sangat membantu masyarakat khususnya petani untuk pertumbuhan tanamannya. Selain itu juga alat dan bahan pembuatan pupuk organik cair dari kulit pisang ini yang mudah didapat seperti kulit pisang, gula pasir, air, toples, pisau, blender, saringan, dan larutan EM-4. serta untuk proses pembuatan yang mudah dimulai dari penghancuran kulit pisang dengan blender, kemudian larutan EM-4, air dan gula pasir dilarutkan dan dicampur dalam satu toples, setelah itu campur kulit pisang yang telah halus dengan campuran larutan tadi, selanjutkan lakukan fermentasi selama kurang lebih 8 hari lalu setelah itu larutan diaduk dan disaring, baru kemudian air yang telah bersih dari ampasnya dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair. Oleh karena itu, inovasi ini dapat dijadikan alternatif pengganti pupuk kimia pada petani.

Post a Comment

0 Comments