Miss Marple dan Analisa Mengagumkannya Dalam Novel "The Mirror Crack’d"

Photo: Getty Images

Oleh: Zalikha Marsya 
(Civitas Academica Universitas Andalas)

IMPIANNNEWS.COM

The  Crack’d merupakan novel bergenre crime dan misteri karya Agatha Christie yang terbit di UK pada tahun 1962.  Tokoh utama dalam novel ini adalah Jane Marple, seorang detektif perempuan yang tinggal di wilayah pemukiman St.Mary Mead. Buku ini menceritakan tentang bagaimana Miss Marple memecahkan misteri melalui pengamatannya terhadap sifat manusia.

Dalam buku ini, Miss Marple digambarkan sebagai seorang perempuan tua yang ramah, konservatif, dan memiliki pengamatan yang tajam. Pada saat pertama kali bertemu dengan Heather Badcock, Marple mampu membaca  karakter Heather dengan cepat melalui interaksi yang singkat dan pengamatan nya terhadap perilaku wanita itu. Kemudian, ia membandingkan karakter Heather dengan teman lamanya. 

Setelah menganalisa karakter Heather Badcock, Miss Marple mampu menyimpulkan karakter dia dengan jelas. “Dia tipe orang yang mengatakan apa yang dilakukannya dan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya dan apa yang didengarkannya. Hidup ini semacam jalan berjalur satu bagi mereka, hidup mereka saja,” ( halaman 92)

Kemampuan Miss Marple yang hebat itu pendapat sorotan. Dalam jurnalnya yang berjudul Agatha Christie a to z: the essential reference to her life and writings, Sova, salah seorang pembaca, memuji kehebatan analisa Miss Marple.

"Dia adalah pengamat tajam sifat manusia. Desanya dan sekitarnya mengandung setiap jenis karakter sifat dan kejahatan dalam sifat manusia. Metode penyelidikan nya adalah menemukan hubungan antara kehidupan dan orang-orang di St Mary Mead dan kejadian di dunia luar, tidak peduli seberapa mengerikannya, "

Saat kasus pembunuhan Heather Badcock terjadi, dengan didorong rasa penasarannya, Miss Marple pun mulai bergerak untuk memecahkan misteri. Dengan cara mengumpulkan informasi dari majalah dan gosip penduduk sekitar, serta berdiskusi dengan orang orang tedekatnya. Marple sering melontarkan berbagai pertanyaan spesifik terhadap hal yang ia rasa penting. 

Dari diskusi tersebut, Christie menjelaskan dengan detail berbagai petunjuk. Dan dengan keahliannya, Miss Marple pun mulai menghubungkan semua informasi yang ada untuk menemukan kesimpulan siapa pembunuhnya. 

Pembaca lainnya, Bema Koseoglu, juga ikut berkomentar mengenai kemampuan Miss Marple. " Fokusnya pada psikologi para tersangka sambil memperoleh informasi dari mereka melalui pertemuan, berkonsentrasi pada gosip di desa mengungkapkan suasana psikologis orang - orang dan dia menyadari sesuatu yang tidak beres ini dengan mempertanyakan pernyataan mereka, membuatnya lebih kuat daripada detektif pria profesional yang tidak mampu untuk mengenali kompleksitas sifat manusia dan hubungan di antara orang-orang ini." tulisnya dalam jurnalnya yang berjudul The Role of Miss Marple in Agatha Christie’s The Body in the Library. 

Bema juga memberikan pujian lainnya. Ia menganggap bahwa kemunculan Miss Marple sebagai detektif amatir memberikan warna baru dalam karya sastra bertema kriminal dan misteri yang pada masa itu didominasi oleh tokoh utama pria. 

"Miss Marple, yang merupakan amatir detektif ini sangat menarik untuk diikuti. Meskipun prasangka masyarakat banyak didominasi oleh detektif pria, dia mampu mengungkap kebenaran tentang misteri pembunuhan. Bagaimana dia mencapai pengetahuan tentang kejahatan ini, dia mengambil setiap detail dan memikirkannya dengan matang,”

Selain karakter Miss Marple yang menarik, plot dari novel ini juga tak kalah menarik. Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, Christie banyak memunculkan tokoh yang mencurigakan serta teka-teki untuk membingungkan pembaca. Berkat kesukesan buku ini, pada tahun 1980 The Mirror Crack’d diadaptasi ke dalam film dan disutradarai oleh Guy Hamilton.

Post a Comment

0 Comments