Jan Pieter Ate "Menampar Keras" Menhan Prabowo, Akan Beli Persenjataan Bekas dari Negara lain

Eurofighter Typhoon AU Austria, bermasalah dan boros anggaran /flugrevue.de

IMPIANNEWS.COM.(Jakarta).

Ketua Harian Perhimpunan Industri Pertahanan Nasional (Pinhantanas) Mayjen TNI (Purn) Jan Pieter Ate "menampar keras" Menteri Pertahanan Prabowo Subianto karena berniat membeli alat utama sistem persenjataan (Alutsista) bekas dari negara lain.

Ate merespons rencana Kementrian Pertahanan (Kemenhan) untuk membeli satu skuadron atau 15 unit pesawat jet tempur jenis Eurofighter Thypoon bekas Austria.

Menurutnya, Thypoon diproduksi belasan tahun lalu oleh Jerman. Bahkan alutsista ini sudah tak lagi dipakai oleh Austria.

"Indonesia kok beli bekas terus. Beli teknologi yang baru, supaya inhan (industri pertahanan) kita itu bisa catch up. Musuhmu itu nanti bukan lawan barang bekas, tapi datang bawa teknologi terbaru," kata Ate dalam webinar yang digelar Jakarta Defence Studies (JDS) dengan tema 'Tantangan Perang Generasi Keenam Versus Kemandirian Industri Pertahanan', Rabu 26 Agustus 2020.

Prabowo sebelumnya diketahui tertarik membeli jet tempur Eurofighter Typhoon milik Austria. Namun, alutsista itu dinilai hanya bekas pakai yang berpotensi memicu insiden kecelakaan pesawat.

Kabar ketertarikan Prabowo ini menyebar setelah surat yang ditanda-tangani olehnya dan ditujukan kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner muncul di beberapa platform media.

Surat itu bercap Kemenhan dan dibubuhi tanda tangan Prabowo. Selain itu, surat bernomor 60/M/VII/2020 dan tertanggal 10 Juli 2020 tersebut diberi subjek 'Proposal About Eurofughter Typhoon Aircraft'.

Selain soal pembelian Jet Temput Thypoon, Ate juga menyinggung konsep minimum essential force (MEF). Konsep ini menurutnya harus diganti lantaran tak merepresentasikan Indonesia sebagai bangsa besar dan mampu bersaing di bidang pertahanan.

Konsep MEF kata Ate tak mampu memenuhi kebutuhan pertahanan yang bisa memperkuat kinerja TNI. Dia merinci selama dua masa rencana strategis (renstra) yakni di 2010-2014 dan 2015-2019 konsep ini hanya menghasilkan pemenuhan fisik sebanyak 63,19 persen dan kesiapan alutsista hanya 58,37 persen.

"Sampai sekarang MEF belum memenuhi kebutuhan kita. Kita negara G-20. Tinggalkan MEF, kita susun kembali pertahanan negara besar," kata Ate mendukung agar Kemhan tidak lagi menggunakan MEF sebagai dasar pembelian dan produksi alutsista TNI.***