YANCE, TIDAK MENAMPAKKAN KETAJAMAN PENA

IMPIANNEWS.COM 
Payakumbuh, --- Tanggal 1 Juni hari lahirnya Pancasila. Tapi, bagi lelaki pemilik kumis tebal ini, 1 Juni, catatan sejarah baru bagi dirinya. Ia harus mengakhiri pengabdiannya sebagai ASN. Setelah 39 tahun dilakoninya.

"Mohon maaf pak walikota, pak wawako, pak sekdako, pak asisten, seluruh teman-teman pimpinan perangkat daerah serta semua adek-adek PNS di jajaran pemko, Saya harus  pakaian kuning kaki atau seragam khusus putih biru. Ibarat berjalan, Saya sudah sampai di terminal."

"Jika ada yang baik pada diri Saya, ambil dan lanjutkan lah. Sebaliknya, hanyut-kanlah ke Batang Agam, jika ada yang tak baik. Tak ada gading yang tak retak. Kesempurnaan adalah milik Allah SWT," ungkap sumando orang Payakumbuh ini.

Tiga puluh sembilan tahun berkiprah sebagai ASN, cukup bajibun pengalaman kerja yang dihadapinya. Diangkat sebagai pegawai di DLLAJ, tahun 1981, dan disanalah ia diajarkan pertama kali meniup pluit. Mengatur lalulintas diperempatan jalan.

Suami tercinta Sekretaris Dinas PTSP Payakumbuh ini, terbilang visioner. Menyadari dirinya sebagai pegawai rendahan, dengan pangkat pengatur muda II/a, ia lalu membuat keputusan tepat. Kuliah sambil bekerja. 

Hingga akhirnya, beberapa tahun ke depan, gelar sarjana hukum disandangnya. Ia pun menyelesaikan kuliah pasca sarjana nya, meski sisa masa kerjanya tinggal 6 tahun jelang pensiun. Dua tahun lalu, bersama isteri, ia pun menjalani Rukun Islam kelima. Lengkap, namanya diapit gelar muka belakang, H. Adrian, SH, M.Si. 

Kalaupun, ayah satu anak ini harus hijrah ke kota hujan Padangpanjang, berpisah dengan keluarga lebih satu dasawarsa, itu pun demi sebuah karir dan pengabdian. Di DLLAJ Padangpanjang, ia sempat dipercaya sebagai kepala kantor.

Di awal tahun 2002, ia kembali ke Payakumbuh. Beberapa jabatan eselon III disejumlah dinas, dilewatinya. Di antaranya kepala kantor perhubungan, di Dinas Industri Koperasi Perdagangan, di Dinas Tata Ruang dan Dinas Sosial. Di dinas yang mengurus masalah sosial, ia dipercaya sebagai sekretaris hingga kepala dinas. 

Di tahun 2012, lelaki ramah dan senang bergarah ini, dipercaya menjabat Kadis Perhubungan. Ia kembali ke habitatnya. "Saya harus meniup pluit lagi," candanya tersenyum tipis. 

Sesuai kompetensi atau pengalaman kerjanya, penempatan dirinya di Dishub, tak ada yang meragukan. Pilihan pimpinan atau kepala daerah terhadap dirinya, dinilai banyak pihak sangatlah tepat. "Penempatan pak Yance, nama panggilan akrabnya, di Dishub, ibarat janggut pulang ke dagu," kata hampir semua anggota dewan dan pelaku serta pemerhati transportasi.

Semua target pekerjaan ia lakukan dengan penuh tanggung jawab. Dalam serba keterbatasan finansial daerah, ia mampu menggapai prestasi tertinggi di Kementerian Perhubungan. Yaitu gelar bergengsi Wahanan Tata Nugraha atau WTN.

WTN, pembuktian bagi daerah yang mampu mengelola sektor lalulintas dan angkutan kota dengan nilai terbaik. Deretan Piala WTN terpajang di ruang kerjanya. Daerah pun diberi bantuan sarana transportasi berupa bus mini sekolah oleh kementerian. Target PAD, retribusi parkir yang tiap tahun dinaikkan, dari ratusan juta sampai ke milyaran rupiah, mampu diwujudkan buat kepentingan daerah.

Bangga? Tidak juga, kata suami tercinta Lily Seprima Hidayani. Kebanggaan akan membawa kita sombong. "Dan sombong itu milik Allah," kata pak haji ini. Semua yang diukirnya dalam pengabdian, membawa dirinya merasakan kepuasan batin. "Lega hati ini, jika mampu memberikan yang terbaik
buat pimpinan dan daerah," kata lelaki pemilik tinggi 172 cm ini sambil menempatkan kedua telapak tangannya ke dada. 

Saat menjalani pensiun, Yance mangaku, masih punya kesibukan menyelesaikan pekerjaan berat di jalan Allah SWT. "Saya harus menyelesaikan pemugaran Masjid Tafakur bernilai milyaran rupiah di depan rumah anak di Parit Rantang," ungkapnya. Habis itu, selain mengurus masjid ia berencana membuka usaha obat-obatan. Biar tidak cepat uzur, tambah Yance.

Optimistis dengan usaha barunya? Kenapa tidak, jawabnya spontan. "Saya ini tak punya lawan, selama menekuni karir pegawai, saya sangat menghormati semua orang. Apalagi atasan. Ketika di atas, Saya tak pernah memperlihatkan ketajaman pena ini. Takut, jika satu saat di bawah, tak disapa orang. Makanya, saya pilih usaha dagang ini," ucap lelaki berpenampilan rapi dan suka bernyanyi ini. Dan jangan lupa berbelanja di tempat Saya nanti ya, tambahnya berpromosi.

"Benar, kita kehilangan sosok pimpinan seperti pak Yance. Ramah, humoris dan penuh tanggung jawab, ucap Wawako H. Erwin Yunaz dan Ketua Umum Korpri H. Amriul, ketika ditanya soal pak Yance. 
Semoga sukses CPT, doa saya buatmu. 

KULEPAS kepergianmu Dayance. Dijamu makan malam.

Sementara, Usman Radimas selaku staff Adrian Ance di dishub, mengungkapkan perasaannya saat melepas Kadisnya purna bhakti.

"Dari Sekolah Dasar saya tau dengan beliau.
Dan sampai beliau pensiun, saya jadi staffnya. InsyaAllah ngak pernah menyakiti. Makasih atas bimbingannya Pak Adrian SH MSi. Jasa Bapak akan selalu saya ingat sampai akhir hayat saya,"ungkap Usman Radimas. (rel/014)

Post a Comment

0 Comments