Sikapi LGBT Yang Meresahkan, Basnaz Gelar Seminar Sehari Lahirkan Kesepatakan Bersama

Kepala kankemenag, Asra Faber sampaikan materi
IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh). 

Masalah Lesbian Gays, Biseksual dan Transgender lazim disebut LGBT, saat ini sudah menjadi wacana nasional yag mesti disikapi secara tegas. Selain bertentangan dengan kodrat penciptaan, LGBT juga bertentangan dengan nilai dan norma. Padahal Allah Yang Maha Pencipta telah menciptakan makhlukNya secara berpasangan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan KPAI Kota Payakumbuh, setidaknya sudah ada 77 orang warga terjangkit HIV/AIDS, 7 diantaranya adalah pasangan LGBT. 

Menyikapi hal yang meresahkan ini, Basnaz Kota Payakumbuh menggelar seminar sehari yang khusus membahas bahaya LGBT dipandang dari aspek agama, budaya kesehatan dan psikologi. Dipusatkan di aula Gedung Gambir Kota Payakumbuh, Seminar sehari  yang mengangkat " Dengan Ilmu, Iman dan Taqwa Bentengi Diri dari LGBT" dikuti 200 peserta yang terdiri dari pengurus mesjid, karang taruna, lurah, bundo kanduang, siswa, mahasiswa, PKK, KAN, Ormas islam dan tokoh masyarakat, Rabu (07/02/2018).

Sebagaimana diterangkan Ketua Basnaz Kota Payakumbuh, H. Mismardi, LGBT sudah meresahkan masyarakat dan ini adalah PR besar kita semua.

" Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi pengaruh LGBT terhadap masyarakat, khususnya bagi generasi muda di Kota Payakumbuh. Kita harapkan Payakumbuh bebas Lgbt, walau secara data sekitar 2 % warga sudah terjangkit Lgbt. Dan yang terindikasi itu perlu pembuktian oleh pihak terkait. Diakhirnya, kita akan melahirkan suatu kesepakatan bersama dari berbagai unsur untuk menentang LGBT di Payakumbuh. Bahwa kita di Payakumbuh akan bersama sama mencegah pengaruh dan bahaya LGBT. Sebagai Tindak Lanjut diharapkan menjadi penyambung lidah Basnaz, sesuai porsinya. Bahasa lainnya Pesan berantai. Untuk memaksimalkan itu semua, hari ini kita sengaja angkatkan kegiatan ini. Para peserta kita bekali ilmu, pemahaman terhadap bahaya LGBT," terang Mismardi.


"Kita sengaja menghadirkan narasumber dari kemenag, Asra Faber sebagai unsur agama, MUI, dan pembicara Aidil Alvin dari perguruan tinggi. Dari kajian kesehatan dan psikologi kita hadirkan pembicara Kepala Puskesmas dr. Harika Putra dan terkait masalah adat akan disampaikan H. Mismardi. Sedangkan dalam kajian Budaya dipaparkan H. Arman Husni pengurus Basnaz Kota Payakumbuh," sampul Mismardi.


Pandangan LGBT dalam aspek agama dipaparkan Kepala kankemenag, Asra Faber. Menurut Asra Faber, LGBT adalah perbuatan Fahisyah - jelek, yang pernah dilakukan kaum Nabi Luth. Dengan perilaku Liwath - suka sejenis, Allah langsung memberikan azab langsung kepada umat Nabi Luth.

" Dalam islam, orang berzina dihukum dengan hukuman cambuk. Karena perbuatan ini berdampak mudharat kepada 40 rumah yang ada di sekitar, termasuk rumah orang baik. Akankah kita menunggu azab ini ?. Perilaku LGBT akan menghambat pertumbuhan penduduk, mereka tidak lagi mencintai lawan jenis, tapi mereka senang dengan sesama jenis dengan pola mereka tersendiri. Musuh orang baik itu sangat banyak. Kita muslim banyak dari segi jumlah namun dikendalikan sekelompok kecil bahkan jadi budak di negeri sendiri. Untuk Kota Payakumbuh, dari sekitar 200 pasang lebih pasangan nikah sirih yang ikut dalam itsbat nikah tahun 2017, hanya sekitar 60 pasang yang lolos dan bisa diitsbat nikahkan. bagaimana status yang lain. Dan sekarang mencuat hangat LGBT yang lebih hina. Hanya babi yang mau kawin sesama jenis dan itu diterangkan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW," papar Asra Faber yang dilengkapi ayat dan hadits.

"Tidak asing lagi kita dengan pelanggaran norma di sekitar kita. Pergaulan bebas, kumpul kebo, free sex, nikah muthah, LGBT, nikah siri, nikah dibawah tangan dab perselingkuhan. Mereka tidak malu sama sekali dengan sekitarnya. Kepada peserta yang hadir, saat ini kita punya kewajiban untuk jalankan peran kita sebagai pejuang, pembawa berita, nadzir, da'iy, siraaj, munir, tegakkan amar makruf nahi munkar, sehingga terpelihara diri dan keluarga dari azab api neraka. Apakah kita sudah siap dengan datangnya kiamat. Untuk itu, mari kita saling menjaga," pesan Asra Faber.

Salah seorang peserta, H. Yonaldi ketua Pengurus Mesjid Makmur kelurahan Nunang Daya Bangun mengungkapkan bahwa harus ada tindakan oleh yang punya kekuatan.

" Semestinya pemegang kekuasaan dalam hal ini pemerintah mesti arif memandang kejanggalan yang ada ditengah masyarakat. Jangan hanya pikirkan diri sendiri atau bekerja apabila ada dananya. Tapi tengoklah, LGBT, narkoba, HIV/AIDS meraja lela di negeri mayoritas muslim ini. Kalau LPM saja yang berbuat, nanti dibilang main hakim sendiri akhirnya berurusan dengan hukum. Segeralah lahirkan Perda mengatur perilaku maksiat ini secepatnya dengan bekerja sama dan melibatkan seluruh unsur," ungkap Yonaldi.

Seminar sehari ini melahirkan Kesepakatan Bersama para tokoh masyarakat Payakumbuh. Kesepakatan ini ditandatangani oleh unsur KAN, Bundo Kanduang, PKK, karang Taruna, siswa, mahasiswa, GNPF MUI dan unsur pemerintah terkait. Salah satu bunyi dari kesepakatan bersama itu adalah bahwa warga Payakumbuh secara tegas menyadari perilaku LGBT berbahaya secara agama, budaya, kesehatan dan psikologis. Poin penting dari kesepakatan bersama ini adalah " Warga Payakumbuh Menolak LGBT dengan segala bentuk aktifitasnya di Kota Payakumbuh".(ul)