Tujuh Santri Inklusi Sukses Laksanakan Ujian Pondok di Ponpes MTI Pakan Sinayan

IMPIANNEWS.COM ( Payakumbuh).

Ponpes MTI Pakan Sinayan sukses laksanakan ujian pondok yang berbasis kitab kuning untuk tingkat wustha dan ulya. Ujian pondok ini diikuti 43 santri wustha dengan 3 orang santri inklusi. Sedangkan ujian di tingkat ulya diikuti 20 santri dengan 4 diantaranya santri inklusi. Ujian ini telah dimulai sejak dengan mapel Nahu dan Feqah pada Senin tanggal 4 Desember dan berakhir hari ini Sabtu tanggal 16 Desember 2017 dengan mapel Tauhid dan Ushul Fiqh.

Ponpes MTI Pakan Sinayan yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta nomor 271 Koto Nan Ompek Payakumbuh didirikan syech Alwi bin Ibrahim tahun 1928, Sekarang ponpes ini dipimpin buya Erman Ali.

Saat kita kunjungi di hari terakhir pelaksanan ujian, Sabtu (16/12) Pimpinan ponpes MTI Pakan Sinayan, Erman Ali menerangkan, bahwa ujian pondok telah sukses kita laksanakan tampa ada halangan yang berarti. Meski bangunan kita sedang rehab ringan.

" Hari ini sedang berlangsung ujian pondok untuk jam kedua yaitu mapel Ushul Fiqh yang diikuti 43 santri wustha dan 20 santri ulya. Dari kesemuanya itu terdapat 7 orang santri inklusi yaitu Izbul Ridho setingkat kelas XII, Lusi Andrika dan Nur Annisa setingkat kelas XI dan Risqa Ananda setingkat kelas X. Di tingkat wustha Riska Amelia Putri dan Erpan Yoranda setingkat kelas VII dan Mutia Khairani setingkat kelas VIII. Mereka semua tingga di asrama SLB Tuna Netra Kelurahan Pakan Sinayan," terang buya Erman Ali.

" Pelaksanaan ujian untuk siswa inklusi sangat beda dengan lainnya. Pelaksanan ujian pondok untuk siswa tuna netra, mereka hanya mengandalkan pendengaran dan ingatan. Kita bacakan soal secara imla perlahan. Jawaban yang mereka berikan kemudian kita tulis. Selain itu, soal ujian yang dipakai adalah jenis Braile. Mereka baca soal dan kemuadian menyebutkan jawabannya. Jawaban itulah yang kita bantu tuliskan dengan huruf abjad biasa. Karena tidak semua guru yang bisa membaca Braile. Kita hanya punya seorang guru yang paham dan telah ikuti pelatihan Braile di SLBN Centre Payakumbuh, yaitunya Jasrial Efendi," terangnya lagi.

Kesempatan itu, pimpinan pondok mengajak kita melihat langsung pelaksanan ujian untuk santri inklusi. Tampak di lokal ulya, seorang santri inklusi Izbul Ridho sedang didampingi ustadzah Atika Pratiwi sedang menjawab soal Ushul Fiqh. Ditempat terpisah juga sedang berlangsung ujian ushul Fiqh yang diikuti Lusi Yandrika bersama Nur Annisa dan dipandu ustadz Wazirudin.

Dipenghujung kunjungan ini, pimpinan ponpes MTI Pakan Sinayan berpesan bahwa kita mesti banyak bersyukur dan ber'ubudiah.

"Motivasi santri inklusi mesti menjadi cambuk bagi kita yang lengkap panca inderanya. Mereka gigih untuk menjadi insan yang berguna walau belajar dengan sistem yang berbeda. Tapi kita yang memiliki indera lengkap, pastinya tidak semuanya bisa membaca Braile. Mari kita bersyukur dan selalu meningkatkan pengetahuan, jangan sampai kalah dengan santri inklusi," tukuk Erman Ali.ul