Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kota Payakumbuh menjajaki kerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Kerjasama ini dilakukan dalam upaya Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.
Gubernur Irwan Prayitno bersama Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz menandatangani nota kesepahaman tersebut dengan Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto di Auditorium Gubernuran Padang, Kamis (14/12).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Balitbang Daerah Prov. Sumatera Barat Refti Wafda, Kepala Bappeda Kota Payakumbuh Ridha Ananda, serta instansi dan dinas terkait lainnya.
Disampaikan oleh Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, BATAN merupakan badan nasional yang meneliti dan memanfaatkan tenaga nuklir untuk keperluan orang banyak.
“Akan tetapi, sebagian besar masyarakat hanya tau nuklir itu bahan pembuat bom, radiasi yang berbahaya serta hal-hal aneh lainnya. Seperti di film-film. Padahal, kami di BATAN telah banyak mengkaji dan memanfaatkan teknologi nuklir ini untuk kehidupan sehari-hari. Seperti produksi pangan dan pengawetan makanan,” ujar Djarot.
Djarot mencontohkan, dengan menggunakan teknologi Iradiator Gamma, rendang yang sebelumnya yang hanya bisa bertahan selama 2 bulan, bisa bertahan selama 18 bulan lebih.
“Selain pengawetan makanan, teknologi nuklir juga bisa digunakan untuk bidang pertanian, pangan, hingga kesehatan. Teknologi nuklir ini sebenarnya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, tapi apabila digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, barulah teknologi ini menjadi berbahaya,” jelas Djarot.
Menanggapi penjelasan kepala BATAN itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyambut positif kerjasama dengan BATAN ini. Irwan menilai, pemanfaatan teknologi nuklir di provinsi sumatera barat bisa diterapkan di beberapa daerah, salah satunya di Kota Payakumbuh.
“Sumatera Barat membutuhkan sentuhan teknologi seperti ini. Banyak hasil produksi baik pertanian, pangan, industri makanan dan lainnya yang bisa ditingkatkan kualitasnya dengan teknologi ini,” ujar Irwan
Apalagi mendengar teknologi Iradiator Gamma yang digunakan untuk pengawetan makanan. Teknologi ini bisa diterapkan dalam pengawetan makanan ringan yang menjadi salah satu produksi terbanyak dari UMKM di Sumbar. “Kita bisa adopsi teknologi ini untuk Sumbar,” kata Irwan.
Sementara itu, Wawako Erwin Yunaz mewakili Kota Payakumbuh yang juga menandatangani kerjasama dengan Batan itu, juga mengutarakan ketertarikannya dengan teknologi yang ditawarkan oleh Batan tersebut.
“Di Kota Payakumbuh, produksi industri makanan ringan sangatlah pesat. Terlebih dengan produksi rendang. Sebagai salah satu sentra industri makanan tradisional Minangkabau, Kota Payakumbuh akan bekerjasama dengan BATAN utuk meningkatkan kualitas produksi,” sambut Erwin.
Erwin menambahkan, setelah penjajakan sebelumnya pada bulan September yang lalu, teknologi yang dipunyai oleh BATAN bisa diterapkan dan dimanfaatkan untuk kota Payakumbuh.
“Kita akan bekerjasama secara menyeluruh dengan BATAN ini, meliputi Penelitian, pengembangan, pemanfaatan dan perekayaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kesehatan, industri, energi, sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Serta, penggunaan fasilitas penelitian dan fasilitas lain yang dimiliki dan penyediaan tenaga ahli/teknisi dan atau sumber daya manusia yang diperlukan dalam rangka pemanfaatan teknologi nuklir ini,” tandas Wawako.(rl/ul)