Stok Gula Dengan Impor, Solusi Atau Ilusi?

Penulis: Wida Rohmah

IMPIANNEWS.COM

Harga gula kini terpantau melanjutkan kenaikan, bahkan pecah rekor. Harga rata-rata harian nasional di tingkat eceran naik Rp20 ke Rp18.090 per kg. Sebulan yang lalu, 12 April 2024, harga gula masih di Rp17.950 per kg.

Secara rata-rata bulanan, harga gula saat ini melampaui harga tertinggi tahun 2023 yang tercatat mencapai Rp17.270 per kg di bulan Desember. Pada bulan April 2024, harga rata-rata bulanan nasional tercatat di Rp17.950 per kg, naik dari sebulan sebelumnya di Rp17.820 per kg.

"Harga (di konsumen) naik sekarang ini karena kita nggak pernah pegang stok. Jadi ada kenaikan itu di pedagang. Nah itulah kelemahan kita, karena setiap kita impor kita ini tidak simpan stok untuk cadangan. Karena itulah saya tegaskan, kita ini harus pegang stok dong. Negara sebagai bapaknya rakyat tidak pegang stok ini gimana? Jadi kalau ada kenaikan di pasar, pemerintah tidak bisa intervensi harga," kata Soemitro sebagai Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). (CNBCIndonesia.com, 19/4/2024)

Sungguh ironis, dengan julukan negeri subur yang mampu menumbuhkan sepotong kayu menjadi rimbun namun dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan negeri kita kekurangan.

Bahkan negara kita tidak kekurangan SDM dan SDA didukung dengan wilayah yang luas dan subur, justru lebih masuk akal jika dikatakan stok gula akan senantiasa aman tanpa lonjakan harga yang tinggi. Namun, fakta dilapangan berkata lain. Karena faktanya ada faktor lain yang menyebabkan harga gula yang kian meningkat.

Hal seperti ini tidak mengherankan terjadi dalam sistem kapitalisme. Tidak ada penanganan mutlak yang mampu diterapkan. Pemenuhan stok gula yang terus bersandar pada impor dengan harga yang tinggi. Tidak heran karena ini tidak lain disebabkan oleh pengelolaan pangan yg salah dalam sistem yang digunakan saat ini.

Sistem Kapitalisme hanya mengedepankan keuntugan materi semata tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Apalagi menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

Satu-satunya sistem yang mampu mewujudkan stabilitas harga dan terwujudnya kedaulatan pangan bagi rakyat hanyalah Islam. Hanya Islam yg mampu melahirkan sistem politik dan ekonomi yang benar-benar berorientasi kesejahteraan rakyat. Secara politik, Islam menegaskan fungsi politik kepala negara atau khalifah sebagai penanggung jawab dalam pengurusan urusan rakyat dengan berlandaskan syariat Islam. Negara wajib menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW riwayat Bukhari dan Musim, “Imam atau khalifah itu laksana gembala dan hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap hewan gembalanya.”

Dengan demikian hanya dengan Islam permaslahan kenaikan harga gula ini dapat terselesaikan dengan baik. Pengontrolan, pengawasan, dan penjagaan pada harga pasar, dalam sistem ekonomi Islam sangat diperhatikan dengan serius. Haruslah Islam diterapkan pada institusi negara, yaitu dalam bentuk negara Islam.

Post a Comment

0 Comments