Judi Online Perusak Generasi

Oleh : Suci 
(Aktivis Dakwah Muslimah Kabupaten Bandung)

IMPIANNEWS.COM

Negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Sejumlah anak usia sekolah dasar didiagnosis kecanduan judi online dari konten live streaming dan para streamer game sendiri yang secara terang-terangan mempromosikan situs judi slot. Bocah-bocah itu di menjadi lebih boros, uring-uringan, tidak bisa tidur dan makan, menyendiri, dan performa belajar terganggu – indikasi yang mengarah pada kecanduan game online – menurut dokter spesialis yang menangani anak-anak tersebut. Alih-alih untuk membeli fitur gim, uang saku pemberian orang tua mereka gunakan untuk berjudi. Jika uang mereka habis karena kalah judi, perilaku mereka menjadi tak terkendali.

Pengamat keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, mengatakan pemerintah mesti menyeriusi persoalan ini karena target judi online bukan lagi orang dewasa, tapi generasi muda. Jika dibiarkan, Pratama meyakini masa depan mereka bakal hancur. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria, pun mengakui perang terhadap judi online sangat berat sehingga mempertimbangkan membentuk satuan tugas yang terdiri dari kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Sungguh miris, dari fakta di atas disebutkan bahwa pelaku judi online sekarang ini bukanlah orang dewasa lagi melainkan anak-anak  SD. Hal ini mengancam eksistensi generasi sebagai penerus agen perubahan. Bagaimana bisa mengubah dunia jika perilaku anak sekarang mental dan fisiknya rusak karena tergerus permainan haram, dan kehidupan sehari-harinya di penuhi bayang-bayang judi online.

Kenapa ini terjadi? Karena game online pada masa kini menawarkan fitur-fitur yang sangat menarik sehingga rasa penasaran ingin mencoba pun muncul saat ada game terbaru, mirisnya sampai  kecanduan. Kurangnya power dan kontrol orang tua ketika anak-anak  bermain game ikut menjadi penyebab ‘kecolongan’ banyaknya anak-anak kecil terjerat judi online. Orang tua tidak memantau kegiatan anak ketika bermain gadget. Bahkan tidak sedikit justru orang tuanya gagap dalam menggunakan gawai. Sehingga mereka kalah telak dalam masalah teknologi dibandingkan anak-anaknya. Lebih kelirunya lagi, mereka tetap membelikan dan memberikan gawai tanpa aturan yang ketat kepada anak dengan alasan tidak mau ribet dengan anak yang tantrum dan semisalnya.

Parahnya lagi, diakui atau tidak negeri ini menerapkan sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini  membiarkan situs-situs judi online berkembang. Karena situs game online adalah salah satu pemasukan bagi negara, yang jika di tutup maka negara akan kehilangan pemasukan yang sangat besar. Bolehkah hal ini terjadi dalam sistem kapitalisme? Tentu jawabannya sangat boleh. Karena sistem kapitalisme ber asaskan kepada kebebasan dan tujuan utama segala-galanya adalah materi semata. Meskipun tidak dipungkiri juga negara berkomitmen untuk menutup situs game online. Tapi fakta seolah berbicara rasanya ini hanya wacana saja. Karena terlihat jelas komitmen negara tidak kuat.

Sedangkan Islam memandang judi hukumnya haram baik online ataupun offline. Seperti dalam surat Al-Maidah ayat 90 yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya minuman keras, berjudi (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan itu agar kamu beruntung".

Dari pemahaman tersebut, tentu Islam mewajibkan berbagai pihak baik generasinya, keluarga, lingkungan masyarakat dan negaranya agar menjauhi bahkan menghilangkan yang namanya perjudian. Disisi lain kehadiran Negara sebagai pelayan umat akan meriayah umat dengan memenuhi segala kebutuhannya. Sehingga, jalur pemenuhun kebutuhan hidup pada individu-individu masyarakat Negara Islam akan terjamin dan aman dari pengrusakan generasi. Situs-situs judi online seperti sekarang tidak akan menjamur karena negara dengan tegas akan menutupnya. Sehingga akidah anak-anak akan terjaga dari permainan-permainan  yang haram. Terjaga pula mental dan fisiknya.

Maka jelaslah hanya Islam solusi satu-satunya yang mampu menjaga generasi dengan baik dengan sistem yang sempurna dan komprehensif melalui penerapan islam secara kaffah.

Post a Comment

0 Comments