Betapa Nyawa Tak Lagi Berharga di Sistem Kapitalis Sekuler

Oleh: Neng Wati

IMPIANNEWS.COM

Betapa banyak kasus pembunuhan di negeri kita ini. Nyawa manusia dirasa tak ada nilainya. Seakan begitu mudah menghilangkan nyawa seorang cucu Adam, seperti tak ada lagi rasa kemanusiaan. Sudah marak sekali pembunuhan yang berujung mutilasi, dengan alasan sepele maupun alasan yang dianggap besar menurut mereka.

Seperti yang telah terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu, 12 Juli 2023, di mana ditemukan potongan tubuh manusia yang berdasarkan proses identifikasi di RS Bhayangkara, di tambah pengakuan kedua pelaku, polisi memastikan bahwa korban adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung. 

Korban yang dinyatakan berinisial "R" merupakan korban mutilasi di Sleman yang dilakukan oleh orang terdekat yaitu teman dia sendiri. Potongan tersebut ditemukan di lima titik.

Adapun potongan tubuh yang sudah ditemukan sejauh ini berupa tangan kiri, dua potong bagian mata kaki dan dua bagian tubuh lain yang sudah tak berbentuk. Kemudian ada pula bagian potongan tubuh lainnya seperti kepala, yang ditemukan usai polisi menginterogasi kedua pelaku berinisial "RD" dan "W". Pelaku masing-masing merupakan warga DKI Jakarta dan Magelang yang ditangkap di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 15 Juli malam.

Begitu miris, kejadian ini menjadi bukti bahwa sistem Sekularisme dengan konsep HAM yang diterapkan saat ini, nyatanya gagal melindungi kehormatan dan nyawa manusia. 

Semakin nampak adanya pergeseran nilai yang ada di masyarakat, yakni nilai-nilai agama yang terpinggirkan dan terpisahkan dari kehidupan. Orang sudah tidak takut lagi berbuat kejahatan termasuk membunuh. Sikap mengasihi sudah berganti menjadi sikap individualis yang tidak peduli lagi pada sesama. 

Di sisi lain, betapa kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Islam kaffah, sehingga menganggap nyawa manusia tidak berharga dan bisa dihilangkan begitu saja tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

Padahal di dalam Islam setiap nyawa manusia itu berharga, "Sesungguhnya hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim tanpa alasan yang benar" (HR An-Mundziri, lihat shahih At-Targhit wa At-Tarhib); "Sesungguhnya hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim tanpa haq (HR An-Nasai dan Tirmidzi).

Selain itu, dari sisi penerapan hukum, Islam terbukti mampu mencegah kasus pembunuhan, karena sistem hukumnya memiliki fungsi pencegahan dan penebus, agar kejahatan yang sama tidak terulang, dan dengan sanksinya, maka hukuman di akhirat sudah terhapus. 

Sanksinya sudah jelas, seorang pembunuh harus dibunuh kembali, tetapi jika keluarga korban memaafkan, maka bisa diganti dengan diyat sebanyak 100 ekor unta, dengan 40 di antaranya harus dalam keadaan hamil. 

Dengan sanksi yang sangat berat, pasti orang akan takut jika melakukan pembunuhan. Ditambah keimanan individu yang kuat, menjaga mereka dari tindakan maksiat, dan ada pula kontrol dari masyarakat yang saling mengingatkan. 

Hanya saja, semua itu tidak akan berjalan pada sistem Sekulerisme yang diterapkan saat ini. Oleh sebab itu kita membutuhkan penerapan Islam kaffah yang akan menjadi solusi untuk segala permasalahan manusia, termasuk tingginya kasus pembunuhan. Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

0 Comments