Tingkat dan Sistem Pendidikan yang Hampir Sama, Mengapa Kualitas Pendidikan Indonesia dan Australia Jauh Berbeda?

Oleh: Asyifa Ratu Az-Zahra
(Mahasiswa Sastra Inggris Unand)

IMPIANNEWS.COM

Layaknya negara maju lain pada umumnya, pendidikan adalah hal yang sangat penting di Australia. Bertahun-tahun pemerintah Australia menggalakkan usaha untuk meratakan pendidikan terhadap seluruh penduduk berusia produktif. Sejak beberapa tahun belakang, Australia berhasil masuk 20 besar peringkat pendidikan terbaik di dunia, bersanding dengan negara Eropa lainnya. 

Di Australia sendiri, terdapat sebuah lembaga bernama Australian Qualifications Framework (AQF) dimana lembaga ini mendukung penuh setiap lulusan pelajar dari berbagai sektor dengan pembelajaran yang fleksibel dan membantu menghubungkan setiap pendidikan dengan pekerjaan yang sesuai. 

Australia juga merupakan salah satu negara yang paling aktif menerima murid luar negeri yang belajar di Australia baik melalui program beasiswa maupun tidak. Menurut Australian Government’s National Strategy, dengan memberikan perhatian penuh pada pendidikan dan sistemnya baik dalam maupun luar negeri, mampu memberikan dampak besar terhadap perkembangan vital dari kemajuan Australia. Hal ini diungkapkan melalui website pemerintahan Australia di tahun 2016.

Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa ada tiga pilar kunci dalam usaha memperhatikan pendidikan yaitu yang pertama memperkuat terlebih dahulu fundamental dari sistem pendidikan di Australia, membuka kesempatan belajar dan menjalin hubungan yang baik dengan alumni, dan bersaing secara global dengan mempromosikan sistem pendidikan yang baik untuk mengembangkan kesempatan untuk dapat menarik siswa internasional.

Dari tahun 2010, tak jauh berbeda dengan Indonesia, Australia mulai menghimbau warganya untuk menyelesaikan sekolah dan pendidikan yang didapatkan berupa pelajaran formal ataupun informal sampai setidaknya berusia siap kerja atau sekitar usia 17 tahun. Di Indonesia, program ini dikenal dengan nama Wajib Belajar 9 Tahun.

Sedikit berbeda dengan Indonesia, Australia memiliki tingkat pendidikan yang sedikit lebih rinci. Terdapat 4 pembagian tingkatan, antara lain:

a. Primary school dimana tingkatan ini dijalani selama 7 sampai 8 tahun, dimulai dari masa taman kanak-kanak. Pada primary school, siswa akan diajarkan untuk memilih bidang yang sesuai dengan minatnya. 

b. Secondary school adalah tingkatan kedua dengan lama belajar 4 sampai 5 tahun.

c. Senior secondary school hanya membutuhkan waktu 2 tahun. 

d. Tertiary education dimana kurang lebihnya setingkat dengan pendidikan vokasi dan perguruan tinggi di Indonesia. 

Perbedaan ini tampak biasa saja, sekilas sama dengan sistem yang ada di Indonesia. Namun, perbedaan signifikan justru bisa dirasakan dari kualitas pendidikan antara Australia dan Indonesia. Hal ini sedikit membingungkan mengingat kesamaan yang dimiliki.

Contohnya, kita bisa melihat dari program wajib belajar 9 tahun yang dimiliki Indonesia, dan membandingkannya dengan program Australia. Hal yang membuatnya memiliki kualitas yang jauh berbeda adalah bagaimana pemerintah Australia peduli bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan minatnya masing-masing, sehingga semakin tinggi pendidikan yang ditempuhnya, maka akan semakin mengerucut pula keterampilan yang harus Ia kuasai.

Dibandingkan dengan Indonesia, dimana setiap siswa dituntut untuk dapat mengerti semua mata pelajaran dan mendapatkan nilai yang sempurna di setiap penilaiannya, tentu saja membuat siswa merasa tertekan dan akhirnya menyerap sedikit saja pengetahuan tanpa keterampilan yang dimiliki, mengingat keterbatasan sokongan dari lingkungan terdekat untuk mengembangkan minatnya sendiri.

Zalikha Marsya, Seorang mahasiswa sastra Inggris 2021, ikut memberikan pendapatnya. “Menurut saya, hal yang paling berpengaruh dan membuat kualitasnya berbeda memang terletak pada bagaimana pemerintah membentuk sistem pendidikan di masing-masing negara. Terlalu banyak beban yang dilimpahkan kepada siswa di Indonesia sehingga mereka kesulitan menentukan satu skill yang bisa mereka kembangkan di masa depan.”

Pendapat ini juga disetujui oleh Fitri Ardila, mahasiswa sastra Inggris 2021, “Seorang siswa di Indonesia dituntut untuk mengerti semua hal tanpa bimbingan yang mumpuni. Hal ini membuat keterampilan mereka hanya bersifat standar. Padahal, dalam persaingan di masa depan, terampil dalam satu kemampuan justru lebih baik daripada rata-rata di semua hal.”

Dengan semua pendapat dan perbandingan ini, hendaknya pemerintah Indonesia dapat mengevaluasi ulang dan meninjau kembali bagian mana dari sistem pendidikan Indonesia yang patut diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang siap bersaing secara nasional maupun internasional.

Post a Comment

0 Comments