Mengenal Kehidupan Ernest Hemingway, Sastrawan Amerika Pencetus Teori Iceberg

 
Photo: Ritzau Scanpix

Oleh: Chantika Poppy Afrilia 
(Mahasiswi Sastra Inggris Unand)

IMPIANNEWS.COM

Ernest Miller Hemingway, akrab disapa Hemingway, adalah seorang sastrawan Amerika yang lahir pada 21 Juli 1899, di Cicero (sekarang dikenal dengan Oak Park), Illinois, Amerika Serikat. Hemingway kerap dikenal sebagai sosok penulis yang sangat rupawan dalam sejarah sastra. Hemingway, sebagai seorang sastrawan yang hidup di abad ke-20, acap kali mengangkat isu-isu perang dalam karyanya. 

Ernest Hemingway terkenal sebagai pencipta gaya penulisan "Iceberg Theory". Teori ini dinamakan demikian karena cerita Hemingway hanya menunjukkan sebagian kecil dari apa yang sebenarnya terjadi layaknya sebagian kecil gunung es yang dapat dilihat di atas air. Dalam sebuah artikel berjudul "The Iceberg Technique", disebutkan bahwa "dengan tidak menggambarkan semua yang terjadi, hanya menggambarkan bagian-bagian penting yang mengarah pada emosi dan reaksi, dia bisa membuat pembaca berpikir sendiri dan membuat dunia ceritanya lebih mendalam."  Namun di Indonesia, "Iceberg Theory" ini digunakan dalam berbagai hal, seperti teori gunung es dalam kecelakaan kerja, kebijakan publik, psikologi, hingga kepemimpinan, dengan deskripsi yang tentu berbeda pula. 

Pencetus "Iceberg Theory" ini bukan hanya dikenal sebagai seorang penulis yang cakap, namun juga merupakan ikon dari keperkasaan dan maskulinitas pada abad ke-20. Hemingway pada masanya sempat memenangkan penghargaan. Mary Dearborn, seorang penulis biografi, mencatat dalam bukunya bahwa "Hemingway dianggap pada masanya sebagai penulis Amerika terbesar yang masih hidup, Hemingway adalah pemenang Hadiah Pulitzer dan Hadiah Nobel". Hemingway memenangkan hadiah Pulitzer pada tahun 1953 atas karyanya yang berjudul "The Sun Also Rises", "A Farewell to Arms", "For Whom the Bell Tolls" dan "The Old Man and the Sea". 

Putra dari pasangan Clarence dan Grace Hemingway ini dibesarkan di pinggiran Chicago tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di Michigan Utara, Ketika dia bersekolah di sekolah menengah, Hemingway sudah mulai menulis di koran sekolahnya sebagai penulis pemula, yang disebut Trapeze dan Tabula (terutama menulis tentang olahraga). 

Pada tahun 1918, Hemingway bepergian ke luar negeri sebagai sopir ambulans  selama Perang Dunia Pertama. Seperti dikutip dari buku Henry Seiden, seorang psikolog, yang berjudul Ernest "Hemingway’s World War I Short Stories", tertulis bahwa "Sebagai seorang pemuda, Hemingway mengajukan diri sebagai sopir ambulans Palang Merah dan bertugas dengan Angkatan Darat Italia dalam Perang Dunia I." Ia menerima penghargaan Medali Perak Keberanian Italia atas jasanya.

Tepat pada bulan Juli 1918, Hemingway ditembak dengan mortir Austria. Naas peluru tersebut mengenai kaki, lutut, paha, celana, dan tangannya. Atas jasanya Hemingway diberi penghargaan Croce de Guerre (dalam bahasa Inggris dikenal dengan War Merit Cross, hiasan militer Italia pada masa Perang Dunia I). Pengalaman yang didapatkannya selama di Italia tersebutlah yang ia  gunakan sebagai ide dalam membuat salah satu karya terbaiknya yang berjudul "A Farewell To Arms".

Setelah masa perang, Hemingway kembali dari perang untuk menikahi seorang perawat, Agnes von Kurowsky, namun sayangnya Kurowsky sudah menikah dengan seorang perwira Italia pada saat itu, sehingga Hemingway ditinggalkan. Namun pada tahun 1921 Hemingway bertemu dengan seorang perempuan bernama Hadley lalu menikah dan tak lama kemudian pindah ke Paris.  

Pada tahun 1960-an, kondisi fisik dan mental Hemingway mengalami penurunan yang sangat drastis. Rasa ingin melakukan bunuh diri Hemingway meningkat secara signifikan, dan berakhir dengan Hemingway yang menembak dirinya sendiri memakai senjata pada 2 Juli 1961. Seperti yang dinyatakan oleh sebuah artikel yang berjudul "From the Archives: Novelist Ernest Hemingway Dies of Gun Wounds", diketahui bahwa "Nyonya Hemingway menemukan tubuh "Papa" kesayangannya di dekat rak berisi senjata yang disukai Hemingway". 

Sejak awal, kematiannya dianggap tidak disengaja, tetapi 5 tahun kemudian Mary Welsh Hemingway, istri Hemingway, menegaskan bahwa Hemingway sebenarnya secara sadar menembak dirinya sendiri. Pada saat kematiannya, Hemingway menerbitkan tujuh novel, menikahi empat wanita, bertempur dalam tiga perang, dan selamat dari dua kecelakaan pesawat.  Hemingway dimakamkan Ketchum, Idaho. 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal-hal yang bisa kita contoh dari Ernest Hemingway, terutama dalam dunia tulis-menulis. Beberapa hal yang dilakukan Ernest ketika menulis yang bisa kita contoh adalah pertama, memulai aktivitas menulis di pagi hari, selalu menikmati setiap detail proses saat menulis, rutin melihat ulang tulisannya untuk bisa memperbaiki kesalahan yang ada, bisa memanajemen waktu dengan baik antara menulis dan melakukan aktivitas lainnya, dan menjadi seorang penulis yang jujur dan benar. Seperti dikutip dari buku Hemingway yang berjudul "A Movable Feast", Hemingway mengatakan “Yang harus dilakukan oleh seorang penulis adalah menuliskan kalimat-kalimat kebenaran. Maka, menulislah kalimat-kalimat paling benar yang kamu ketahui.” yang berarti, lewat tulisan, seorang penulis harus mampu jujur dan bisa berbagi kebenaran dengan pembaca.

Post a Comment

0 Comments