Bencana Besar Akan Hantam Indonesia, Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sulawesi dan Sumatera Bagaikan Bom Waktu

 Bencana Besar Akan Hantam Indonesia, Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sulawesi dan Sumatera Bagaikan Bom Waktu



Ilustrasi letusan gunung api bawah laut.portalsurabaya /

IMPIANNEWS.COM  - Indonesia dan Amerika pernah melakukan ekspedisi bersama di lautan dalam di perairan Sangihe, Sulawesi Utara. Dari ekspedisi tersebut, berhasil memetakan sebuah gunung api bawah laut.

Penelitian dengan menggunakan sonar multicahaya kapal penelitian Okeanos milik NOAA, berhasil menemukan gunung api yang memiliki ketinggian sampai 10 ribu kaki atau lebih dari 3.000 meter.

Dengan mengguanakan kamera yang dikendalikan dari jarak jauh oleh kapal tersebut untuk mengambil gambar dengan definisi tinggi (high definition) di kawasan Kawio Barat yang mengacu pada wilayah perairan barat Kepulauan Kawio, Kabupaten Sangihe.

“Ini adalah sebuah gunung berapi yang besar dan lebih tinggi daripada semua gunung di Indonesia kecuali tiga atau empat lainnya, dan menjulang lebih dari sepuluh ribu kaki dari dasar laut di dalam perairan dan terletak di kedalaman lebih dari 18 ribu kaki,” kata Jim Holden, Ketua Ilmuwan AS untuk misi awal ekspedisi bersama ini, dan seorang ahli mikrobiologi dari University of Massachusetts di Amherst, yang turut serta dalam ekspedisi dari Exploration Command Center di Jakarta, Indonesia.

Jika membandingkan Gunung Semeru yang tertinggi di Pulau Jawa memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Namun ketinggian ini diukur berdasarkan level permukaan laut, bukan dari dasar lembah dari gunung. Sementara ketinggian gunung bawah laut yang ditemukan di Sangihe ini diukur dari lembahnya.

Petakan Dasar Laut Indonesia

Sejauh ini, Okeanos Explorer telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia, wilayah yang luasnya setara dengan luas Delaware.

Kemudian pada pertengahan Juli, kapal riset dan perikanan milik Indonesia Baruna Jaya IV akan memetakan lebih banyak dasar laut dan menempatkan peralatan di kepulauan Kawio sebelum kedua kapal bertemu di Pelabuhan Bitung.

Mereka akan dikerahkan kembali pada 21 Juli untuk terus mengeksplorasi lebih banyak lagi lautan yang belum terjamah dekat gugus kepulauan Sangihe dan Talaud. Ekspedisi tersebut akan rampung pada 14 Agustus 2004.

“Ini sangat mirip seperti memecahkan teka-teki,” kata Holden.

“Pertama-tama kami memetakan dasar laut, dan jika kami melihat sesuatu yang menarik, ilmuwan yang berada di darat dan staf yang berada di kapal menghentikan kapal untuk meletakkan lebih banyak alat sensor dan sistem di air," katanya.

Investigasi pendahuluan ini mencakup penempatan robot bawah air yang dinamai ROV, atau remotely-operated vehicle, di mana seorang pilot yang berada di kapal mengendalikan ROV yang berada jauh di bawah laut.

Peta lokasi letak gunung api raksasa di pulau Sumatera, yang dipetakan oleh LIPI. Foto: LIPI

ROV tersebut merupakan sebuah sistem berbadan dua yang dapat menyelam hingga ke kedalaman 13.000 kaki, dan apabila lampu dan kamera video berdefinisi tinggi di kedua instrumen dinyalakan, akan dapat dilihat langsung oleh ilmuwan di darat.

Misi NOAA adalah untuk memahami dan memprediksi perubahan-perubahan di lingkungan di muka bumi, mulai dari dasar laut hingga permukaan matahari, serta melindungi dan mengelola sumber daya pesisir dan laut.

Gunung Api Raksasa Penghuni Dasar Laut di Indonesia

Selain diperairan Sahinge, Sulawesi Utara, gunung api raksasa juga ada di perairan barat Sumatera. Letaknya berada 330 km di arah barat Kota Bengkulu.

Gunung ini ditemukan di kawasan perairan barat Sumatera dan berada 330 km di arah barat Kota Bengkulu. Hingga kini masih belum dapat dipastikan apakah masih aktif atau sudah tidak lagi.

Jika masih aktif, gunung ini bisa saja sangat berbahaya. Puncak gunung ini berada di kedalaman 1.380 meter di bawah laut.

Gunung yang berada di Palung Sunda barat daya Sumatera ini diketahui memiliki kaldera yang sudah pasti membuatnya menjadi salah satu gunung api terbesar di Indonesia.

Para ahli geologi yang berhasil menemukan gunung ini, berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas, dan IPG (Institut de Physique du Globe). Deretan ahli geologi ini merupakan campuran peneliti dari Indonesia, Amerika Serikat, dan Perancis.

Menurut para peneliti, gunung api raksasa bawah laut ini hampir menyaingi tingginya Gunung Jayawijaya di Papua. Seram sekaligus menakjubkan ya gunung api raksasa ini.

Berikut beberapa bahaya gunung api bawah laut:

1. Akan Menimbulkan Gelombang Tsunami

Inilah yang menjadi penyebab mengapa gunung api bawah laut berpotensi bahaya jika dibandingkan dengan gunung yang terletak diatas daratan.

Tsunami merupakan efek lanjutan yang berawal dari letusan gunung yang menganggu dan memberikan dampak letusan gunung berapi seperti keseimbangan permukaan air laut sehingga munculnya gelombang yang akan semakin tinggi saat mendekati garis pantai.

Meskipun peristiwa tsunami yang disebabkan letusan gunung api seperti ini jarang terjadi namun perlu diwaspadai terutama bagi masyarakat yang tinggal di pesisir laut yang letaknya dekat dengan gunung api.

Seperti halnya gunung api yang terletak di palung Sunda berjarak 330 kilometer barat daya kota Bengkulu yang diketahui berdiameter 50 kilometer dan memiliki tinggi 4600 meter. Puncak gunung api tersebut berada sekitar 1200 meter dari permukaan laut dan apabila meletus maka akan menimbulkan gelombang tsunami yang diperkirakan bakal menyapu bersih pulau Enggano dan pesisir provinsi bengkulu.

2. Kerusakan Sumber Daya Hayati Yang Ada Di Laut

Sama seperti letusan gunung api pada umumnya, gunung berapi yang terletak di dasar lautan juga dapat menimbulkan berbagai kerusakan seperti terumbu karang dan makhluk hidup yang ada didalamnya. Hal tersebut tentu saja akan menganggu ekosistem lautan sekitar lokasi letusan.

Meskipun dibawah laut, Lava pijar yang dikeluarkan gunung masih bersuhu tinggi yaitu mencapai ratusan derajat celcius. Suhu setinggi itu tidak dapat diterima oleh mahkluk hidup yang ada di laut sehingga akan menyebabkan kematian massal organisme khususnya yang tidak bisa berpindah seperti terumbu karang dan lainnya.**


Post a Comment

0 Comments