Ance Alfiando : JAMILA Jadi Masalah dan Tak Bisa Dihindari

IMPIANNEWS.COM 
Catatan, --- Pagi ini kami bersiap ke Kantor Pos. Kantor Pos, apa yang terbayang dalam kondisi saat ini?. Bukan lagi tentang pengiriman surat atau paket apalagi wesel atau pranko. Tapi tempat pengambilan bantuan, istilahnya ada yang bansos tunai, ada juga  BLT atau Bantuan Langsung Tunai. 

Hari ini Kota Payakumbuh mendapatkan jadwal penyaluran Bantuan Sosial Tunai Dampak Covid, dengan PT Pos Payakumbuh sebagai lembaga penyalurnya.

Kita bisa lihat, dengar maupun mengikuti hampir di semua pemberitaan saat ini, selalu mengupas tentang Bansos, baik pendataan, penyaluran, manfaat, termasuk tentang sekelumit persoalan dengan segala dinamikanya.

Kenapa dimasa pandemi ini muncul Bantuan Sosial?

Point pertamanya karena kehidupan masyarakat dengan kondisi pandemi yang diiringi oleh kebijakan sebagai upaya penanganan penyebaran Covid, juga menimbulkan dampak pada aspek kehidupan lainnya.

Pandemi Covid telah menyebabkan terganggunya tatanan fisik, sosial dan ekonomi masyarakat.

Kondisi ini terjadi hampir disemua daerah, sebagai salah satu dari dimensi kemiskinan, kemiskinan konsekuensial di depan mata, kemiskinan yang terjadi akibat kejadian dan faktor ekternal diluar diri masyarakat itu sendiri yang salah satunya akibat bencana non alam seperti pandemi ini. 

Lahirnya kelompok "Jamila", Jatuh Miskin Lagi, menjadi masalah yang tidak bisa dihindari. Ditambah kemungkinan masyarakat yang selama ini justru tidak pernah miskin, namun berada pada kondisi poverty trap atau jebakan kemiskinan dengan situasi pandemi ini.

Point selanjutnya adalah amanat konstitusi, yang menjamin bahwa negara harus memberikan perlindungan sosial bagi seluruh warganya, pemerintah harus melakukan suatu bentuk kebijakan dan intervensi publik untuk merespon beragam resiko kerentanan masyarakat, salah satunya akibat pandemi Covid 19.

Tujuannya apa?. Untuk mencegah dan mengurangi resiko yang dialami masyarakat sehingga terhindar dari kesengsaraan yang berkepanjangan. 

Selain itu untuk meningkatkan kemampuan kelompok rentan ini agar memiliki standar hidup yang bermartabat meski terdampak akibat kebijakan dimasa pandemi ini.

Pentingnya skema pengaman sosial dilakukan kepada masyarakat rentan ini, karena munculnya dampak dampak negatif jangka pendek maupun jangka panjang akibat diterapkannya suatu kebijakan pada masa pandemi. Banyak aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat yang terhalang, hilang maupun terhenti, hampir semua segmen aktivitas ekonomi terdampak pada situasi pandemi ini.

Tentang jenis Bansos, kita ketahui dulu sampai kondisi saat ini  terdapat dua macam Bansos.

Pertama, Bansos Reguler yaitu Bantuan Sosial yang memang sudah ada sebelum pandemi ini sebagai salah satu intervensi penanggulangan kemiskinan.

Bansos ini seperti Program Keluarga Harapan, Program Sembako, Asistensi Lanjut Usia, Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan berbagai program Bansos temporer lainnya.

Kedua, kekinian dikenal dengan Bansos Dampak Covid, ini yang lagi sering dibahas saat ini. Kebijakan skala nasional maupun lokal dengan konsep yang sama, perlindungan sosial melalui salah satu instrumennya yakni bantuan sosial (social asistance) baik berupa uang atau barang.

Tentang program Bansos Covid, kita sudah mendengar istilah Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementrian Sosial, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pemprop Sumatera Barat, BLT Dana Desa/Nagari, Bansos sejenis instansi lintas sektor (TNI/Polri/Kementrian), terbaru Jaring Pengaman Sosial dari Pemerintah Kota Payakumbuh. 

Prinsipnya sama, bagaimana menghadirkan negara ditengah tengah masyarakat sebagai wujud memberikan social protection bagi warganya.

Pertanyaan saat ini, apakah Bansos ini efektif?. Kritik pasti sering kita dengar terhadap program ini. Karena  kita tahu bahwa uang sebesar Rp 600.000, -  setiap bulan selama tiga bulan ini tidak akan bisa mencabut akar persoalan masyarakat terdampak pandemi ini. 

Tapi paling tidak mengurangi kerentanan tehadap gejala-gejala kemiskinan tadi, ibaratnya seperti vitamin yang diberikan untuk meningkatkan imun pasien terpapar Covid. Bukan obat, tapi bisa mendukung untuk penyembuhan. 

Sehingga kurang tepat rasanya ketika masih ada pemikiran yang mengaitkan Bansos ini sebagai Tunjangan Hari Raya, semangat BLT berbeda dengan THR.

Apakah pemerintah berhenti sampai bansos saja?. Tidak. 

Perlindungan sosial bentuk lain harus digelorakan, masih ada skema asuransi sosial, penyiapan pasar tenaga kerja, perlindungan sosial berbasis komunitas dan yang tidak kalah pentingnya, perlindungan anak dimasa pandemi ini.

Suatu hal lain yang kita apresiasi adalah pada saat krisis pandemi ini menghantam perekonomian lokal yang secara bersamaan tentunya melemahkan ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat. 

Namun nilai nilai luhur kearifan lokal dan kesetiakawanan sosial tetap masih terbangun di Kota ini. 

Bantuan dan dukungan dalam bentuk lain dapat kita lihat dan rasakan, semua pihak berpartisipasi aktif, pemerintah dari semua tingkatan bersama seluruh pilar pilar sosial bekerja keras, Gugus Tugas dengan semua perangkatnya bekerja tanpa kenal lelah, legislatif pun memberikan atensinya. 

Situasi yang menguras energi dan emosi.
Bukannya tanpa tantangan, namun kolaborasi yang luar biasa ini tentunya dengan komitmen yang sama dengan segala upaya memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat Kota Payakumbuh yang kita cintai dalam masa pandemi ini.

New Normal maupun PSBB, apapun itu, semoga keadaan menjadi lebih baik.

Payakumbuh, 30 Mei 2020

Post a Comment

0 Comments