Tokyo Diterjang Badai, Ratusan Gedung Rusak dan Transportasi Lumpuh

IMPIANNEWS.COM (TOKYO). 

Salah satu badai terkuat di Jepang menerjang Tokyo kemarin, hingga menewaskan satu orang, mengakibatkan kerusakan gedung-gedung dan melumpuhkan transportasi. 

Lebih dari 160 penerbangan pesawat dibatalkan dan beberapa jalur kereta ditutup selama beberapa jam akibat badai Faxai itu. Situasi ini membuat jutaan komuter terlantar di wilayah Tokyo dan sekitarnya yang memiliki populasi 36 juta jiwa.

Otoritas memperingatkan warga agar tidak menghindari berada di luar ruangan akibat badai tersebut. Badai Faxai menerjang pesisir dekat kota Chiba, Jepang, sebelum fajar dengan kekuatan angin 207 km per jam. 

“Ini kekuatan angin terbesar yang pernah tercatat di sana,” ungkap laporan kantor penyiaran nasional NHK, dilansir Reuters, kemarin.

Badai yang bergerak cepat itu pun mengarah ke laut. Seorang wanita berusia sekitar 50 tahun meninggal dunia setelah ditemukan di jalanan Tokyo dan dibawa ke rumah sakit.

 “Tayangan dari kamera keamanan terdekat menunjukkan dia terbentur gedung setelah tertiup angin kencang yang dibawa badai itu,” papar laporan NHK.

Wanita lain berusia 20-an tahun diselamatkan dari rumahnya di Ichihara, timur Tokyo, setelah rumahnya rusak terkena tiang besi dari lapangan golf di dekatnya. Wanita itu mengalami luka serius. 

“Ada bunyi pusaran gemuruh, saya tidak dapat mengetahui apa itu. Lalu saya melihat ke atas dan melihat satu lubang besar di atap, tapi saya tetap tidak tahu apa yang telah terjadi,” kata seorang tetangga wanita tersebut.

Beberapa tanah longsor terjadi dan satu jembatan hanyut terbawa banjir. Sebanyak 930.000 rumah mengalami listrik padam akibat badai, termasuk di seluruh kota Kamogawa. 

“Namun jumlah rumah yang mengalami listrik padam berkurang menjadi 840.000 pada siang hari,” ungkap pernyataan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

Sejumlah tiang listrik roboh dan beberapa menara listrik di Chiba runtuh seluruhnya. Beberapa panel surya di pembangkit listrik tenaga surya apung di tenggara Tokyo mengalami kebakaran. Badan Energi Atom Jepang (JAEA) menyatakan, menara pendingin di reaktor riset Oarai roboh tapi tak ada kebocoran radiasi yang berdampak pada para pekerja atau lingkungan sekitar.

Reaktor itu sudah tidak beroperasi sejak 2006 dan akan segera dinonaktifkan secara total. Juru bicara Sony Corp menyatakan, operasi di pabriknya di Kisarazu, tenggara Tokyo, dihentikan karena listrik padam.

 Perusahaan tidak menjelaskan kapan pabrik itu akan kembali dibuka. Pabrik itu merakit konsol game PlayStation.
“Dua pabrik Nissan di barat Tokyo termasuk pabrik di Oppama berhenti beroperasi akibat banjir,” ungkap laporan NHK. 

Badai yang kekuatannya terus melemah itu bergera ke laut tapi hujan lebat masih terjadi selama beberapa jam, termasuk di Fukushima yang pernah mengalami krisis nuklir setelah gempa bumi dan tsunami.

Sekitar empat hingga lima badai menerjang Jepang setiap tahun tapi jarang yang sampai hingga ke Tokyo. NHK menyatakan Faxai merupaka nbadai terkuat di Tokyo dalam beberapa tahun terakhir. 

Jalanan yang biasanya dipenuhi para komuter yang sedang berjalan kaki atau bersepeda tampak sepi kemarin. Sejumlah rambu jalan dan papan iklan roboh dari gedung, truk-truk terbalik, atap gedung lepas dan kaca pecah bertebaran di jalanan.

Beberapa restoran cepat saji di pusat Tokyo tutup dan melindungi kaca toko dengan kayu. Pohon-pohon roboh di berbagai lokasi di Tokyo. Beberapa pohon menimpa jalur kereta sehingga melumpuhkan layanan kereta.

 “Sebanyak 2.000 orang diperintahkan mengungsi karena risiko tanah longsor,” papar laporan NHK.

Beberapa layanan kereta berkecepatan tinggi Tokaido Shinkansen sempat dihentikan operasinya tapi layanan dapat kembali normal beberapa jam kemudian. Membutuhkan waktu beberapa jam bagi jalur kereta lainnya untuk dapat kembali beroperasi. Situasi ini membuat para komuter marah karena harus menunggu kereta selama beberapa jam.

Layanan kereta langsung antara bandara Narita dan Tokyo masih beroperasi secara terbatas hingga malam kemarin. Ribuan pelancong pun memenuhi pusat transportasi utama menjelang ajang kompetisi Rugby World Cup yang dimulai akhir bulan ini dan Olimpiade Tokyo tahun depan itu.

 “Mereka jelas tidak memiliki rencana cadangan,” ujar seorang pelancong yang tinggal di Tokyo dan ikut memadati lokasi pintu keluar bandara Narita.

Makanan pun habis diborong para pelancong di sejumlah toko bandara. Pelancong yang marah itu pun menambahkan, “Mereka mengizinkan pesawat-pesawat mendarat dan ribuan penumpang turun ke bandara yang terisolir. Tak ada bus, tak ada kereta. Koneksi satu-satunya adalah kereta swasta yang beroperasi setiap setengah jam ke Tokyo.”

Pelancong itu tiba di bandara sebelum pukul 4 sore waktu lokal dan baru mendapat bus pada pukul 7.30 sore setelah berdiri antre beberapa jam.

 “Istri saya mengatakan: bagaimana jika ini terjadi selama Olimpiade?” tutur dia pada Reuters. Suhu di Tokyo mencapai 36 derajat Celsius sebelum badai menerjang kota itu. Otoritas pun memperingatkan warganya pada risiko terkena stroke panas.

Kondisi cuaca dan badai ekstrem semakin sering terjadi di berbagai belahan bumi akibat pemanasan global. Emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim secara drastis di berbagai penjuru dunia.

 Sebelumnya, badai Dorian menerjang Bahama, Amerika Serikat dan Kanada. Korea Selatan dan Korea Utara juga diterjang badai Lingling.


Post a Comment

0 Comments