Tiongkok Rotasi Pasukan di Hong Kong

IMPIANNEWS.COM (Hongkong).

Beijing menyatakan pasukan Tiongkok yang kemarin tiba di Hong Kong ialah bagian dari pergantian rutin. Namun, kedatangan pasukan itu muncul di saat demonstran antipemerintah akan kembali turun ke jalan.

Kantor berita pemerintah Tiongkok menyiarkan rekaman video yang menunjukkan armada pengangkut pasukan dan sejumlah truk melintasi perbatasan Hong Kong.

 "Garnisun Hong Kong dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok melakukan rotasi ke-22 sejak penempatan pasukan di Hong Kong pada 1997," demikian bunyi laporan kantor berita Xinhua.

Sementara itu, kepolisian Hong Kong telah menolak memberi izin terhadap aksi turun ke jalan pada pekan ini dengan alasan keamanan.

Rapat umum pada Sabtu (31/8) akan menandai lima tahun penolakan Beijing terhadap reformasi politik di Hong Kong yang kemudian memicu munculnya Gerakan Payung di 2014.

Kalangan demonstran antipemerintah diminta berkumpul di pusat kota untuk kemudian bergerak menuju kantor penghubung, departemen yang mewakili pemerintah Tiongkok di Hong Kong.

Polisi khawatir aksi protes akan berujung bentrokan antara petugas kepolisian melawan pengunjuk rasa. Namun, kemungkinan besar massa akan melanggar larangan tersebut.
Dalam sebuah surat kepada organisator gerakan protes, Front Hak Asasi Manusia Sipil (CHRF), kepolisian menyatakan kekhawatiran bahwa beberapa peserta akan melakukan tindak kekerasan dan perusakan.

"Sejauh ini, para pengunjuk rasa telah melakukan pembakaran dan blokade jalan berskala besar. Banyak yang menggunakan bom bensin, batu bata, tombak panjang, tiang logam, serta berbagai senjata buatan sendiri untuk menghancurkan fasilitas publik," bunyi surat tersebut.

CHRF, yang mengoordinasi aksi unjuk rasa terbesar di Hong Kong, menyatakan pihaknya segera mengajukan banding atas keputusan tersebut.

"Anda dapat melihat bagaimana tindakan kekerasan polisi semakin meningkat. Anda juga bisa melihat pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, sebenarnya tidak berniat untuk mengembalikan perdamaian Hong Kong," pungkas pemimpin CHRF, Jimmy Sham.

Sham, misalnya, mengungkapkan dirinya diserang dua pria bertopeng dengan tongkat bisbol dan pisau panjang ketika sedang menikmati makan siang. Namun, dia berhasil meloloskan diri tanpa cedera.

Ekstradisi
Aksi protes warga Hong Kong dipicu langkah pemerintah Hong Kong yang ingin meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang memungkinkan warga diekstradisi ke Tiongkok.

Gerakan protes itu laluberkembang menjadi langkah penegakan hak asasi yang lebih luas, khususnya demokrasi dan investigasi atas kebrutalan petugas kepolisian. Mayoritas generasi muda memandang kebebasan di Hong Kong mulai terkikis berbagai upaya Tiongkok.

Konflik di Hong Kong sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pengunjuk rasa mengecam sikap pemerintah Hong Kong sebab pemerintah tidak mau memenuhi tuntutan pengunjuk rasa.

Lebih dari 850 orang telah ditangkap sejak Juni. Tiongkok dituding melakukan intimidasi, kekuatan ekonomi, dan propaganda, termasuk menyasar maskapai penerbangan Cathay Pacific. Beijing dituding berupaya membatasi dukungan bagi gerakan protes. (AFP/X-11)

Post a Comment

0 Comments