Ruhut Sebut Prabowo Bisa Jadi Tersangka


IMPIANNEWS.COM (Jakarta).

Mantan politikus Partai Demokrat yang kini menjadi salah satu tim pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul meminta, Prabowo Subianto mengakui kekalahan dalam Pilpres 2019. Dia juga meminta Prabowo tidak terus mengompori rakyat.

Ruhut menyoroti reaksi para pendukung Prabowo yang kemudian menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Bawaslu beberapa waktu lalu. Bahkan di antara mereka ada yang mengeluarkan pernyataan ingin memenggal Jokowi.

Dia mengingatkan bila Prabowo tidak mengakhiri sikapnya yang tidak mengakui kekalahan maka bisa berdampak buruk ke dirinya sendiri.

"Pak Prabowo akhirilah tdk Siap Kalah jgn terus mengompor ngompori Rakyat Indonesia, lihat pendukungMu Sudah Liar ada yg Demo ke Bawaslu Pusat mau Memenggal Leher Pak Jokowi Presiden RI ke 7. “Aku ingatkan kalau begini terus kemungkinan Anda bisa menjadi Tersangka” MERDEKA," tulis Ruhut melalui akun Twitternya,

 @ruhutsitompul, dikutip VIVA, Minggu, 12 Mei 2019.
@ruhutsitompul

Pak Prabowo akhirilah tdk Siap Kalah jgn terus mengompor ngompori Rakyat Indonesia, lihat pendukungMu Sudah Liar ada yg Demo ke Bawaslu Pusat mau Memenggal Leher Pak Jokowi Presiden RI ke 7.

 “Aku ingatkan kalau begini terus kemungkinan Anda bisa menjadi Tersangka” MERDEKA
Seperti diketahui, usai pemungutan suara pada 17 April 2019, hasil hitung cepat atau quick count semua lembaga survei memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

 Tapi, Prabowo bersikap lain.
Baik Prabowo maupun seluruh pendukungnya tidak mempercayai hasil quick count, dan menyebut mereka telah merekayasa hasil demi menciptakan opini bahwa kubu petahanalah yang memenangkan kontestasi.

Prabowo lantas tampil ke publik dan dengan percaya diri menyatakan telah memenangkan pilpres dengan perolehan suara sebesar 62 persen. Dia melakukan sujud syukur atas kemenangan tersebut.

Namun, hasil real count dari KPU, melalui sistem penghitungan yang ditampilkan di website resmi lembaga tersebut, menunjukkan situasi yang serupa dengan quick count lembaga survei. Jokowi-Ma'ruf tetap dalam posisi unggul dari Prabowo-Sandi.

Tapi, sejumlah dugaan kecurangan kemudian muncul. Banyak pihak yang menunjukkannya lewat video-video, dan menyebarkannya melalui media sosial seperti Twitter dan juga Whatsapp.

Para pendukung Prabowo meyakini Pilpres 2019 penuh dengan kecurangan. Suara akan muncul people power pun semakin kencang.

Di tengah situasi tersebut, sejumlah tokoh dari pendukung Prabowo itu dilaporkan ke polisi dan dicekal atas tuduhan penyebaran berita bohong (hoax). Polisi dan pemerintah juga menyerukan akan menindak tegas pihak-pihak yang mengacaukan keamanan.

Dan beberapa waktu terakhir ini, para pendukung Prabowo menggelar demonstrasi ke KPU dan juga Bawaslu. Mereka menuntut agar lembaga itu mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf karena diduga berbuat curang dalam pilpres. (*)

sumber : halloriau