Infrastruktur Timpang, Beratnya Tugas Guru

Penulis: Najma Putri
Komunitas Muslimah Rindu Surga Bandung

IMPIANNEWS.COM

Presiden Indonesia, Joko Widodo menyatakan penyebaran infrastruktur pendidikan belum merata terutama pada daerah dengan status administratif yang berbeda. Ketimpangan ini luas. Mulai dari bangunan, alat peraga, teknologi dan fasilitas dengan gap yang jauh antar sekolah. Pasalnya, infrastuktur berkonsekwensi pada kemajuan kemampuan siswa, kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran, penurunan hasil belajar, peningkatan angka putus sekolah, dan ketidaksetaraan hasil akademik. Dunia luar sekolah sudah lebih maju dalam teknologi, gagap teknologi bisa menjadi sebuah cela dan nilai minus.

Problematika lain selain infrastruktur adalah skill atau kemampuan. Tidak semua pengajar di Indonesia, bisa mengakses teknologi terkini, hal tersebut bersambut dengan fasilitas yang belum tersedia. Ketimpangan seharusnya tidak boleh terjadi karena pendidikan adalah persoalan penting untuk kemajuan bangsa dan seharusnya menjadi perhatian utama.

Pemerintah mengatakan, infrastruktur pembangunan yang tertinggal dikarenakan akses jalan dan geografis yang menjadi penghambat. Pendapatan ekonomi daerah juga berpengaruh terhadap perkembangan infrastruktur sekolah. Bukan hanya kritik yang dilayangkan dari pemerintah pusat, namun pemerintah pusat juga harus bersedia turun tangan memfokuskan dana, pelatihan untuk guru dan perangkat sekolah, kebijakan inklusif sebagai solusi dalam memperbaiki hal tersebut.

Dalam dunia islam, pendidikan dipandang sebagai kebutuhan pokok publik yang menjadi tanggung jawab negara atau Daulah. Oleh karena itu segala sesuatu yang terlibat di dalamnya akan diprioritaskan termasuk pemenuhan sarana dan prasarana. Tata letak sekolah akan dibangun pada daerah dengan geografis yang memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya. Untuk mencapai hal tersebut, khalifah islam juga memfasilitasi infrastruktur lain seperti jalan.

Pada Dunia Islam pembelajaran tidak hanya di sekolah, tapi juga di masjid sebagai pusat peradaban. Pendidikan digalakan secara merata dan berkualitas serta gratis. Hal ini bertujuan untuk menciptakan insan kamil atau manusia paripurna. Pendidikan dalam islam bukan hanya di dalam kelas besar namun dilakukan berkelompok kecil sesuai bidang yang diminati dengan satu pembimbing, sehingga terpantau kemampuan per-siswa dan setara kemampuannya secara akademik. Tergambarnya infrastruktur yang baik yaitu adanya perpustakaan besar pada Bani Umayyah, di berbagai kota Damaskus, Cordoba dan Baghdad. Karya yang dihasilkan mulai dari teknologi hingga sastra.

Keberhasilan negara muslim dalam mengolah Pendidikan terlihat pada Ilmuwan muslim penemu berbagai teori dan kemajuan ilmu. Ibn Sina dengan kesehatan dan pengobatan, Al Farabi penemu notasi music, ibn Khaldun sebagai pakar sosiologi dan ekonomu juga ilmu politik, Ibn Battuta sebagai traveller, Ibn Musa Al-Khwarizmi sebagai penemu angka 0 dan algoritma matematika, Al Jahiz pakar zoologi,  Al Kindi pakar kriptologi dan sandi, Thabit ibn Qurra yang ahli matematika, dokter dan astronom, masih banyak lagi. Sungguh gemilang Pendidikan dalam islam.

Wallahualam bi shawab. Semoga kegemilangan tersebut segera datang Kembali.

Post a Comment

0 Comments