Jaminan Keamanan Anak Tidak Terjaga dalam Sistem Sekuler

Oleh: Rina Karlina
(Aktivis Muslimah Kab. Bandung)

IMPIANNEWS.COM

Beredarnya isu penculikan anak akhir-akhir ini sangat meresahkan masyarakat, terutama para orang tua yang menjadi khawatir ketika anak-anaknya berada di luar rumah, seperti ketika sekolah, bermain, dan lain-lain. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada 2022, angka kasus penculikan anak mencapai 28 kejadian sepanjang tahun tersebut. Angka ini semakin meningkat setiap tahun dari yang sebelumnya berjumlah 15 kejadian. Menanggapi kasus ini, sekretaris Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Putri Aisyiyah Rachma Dewi mengatakan ada banyak faktor mengapa anak sering menjadi korban penculikan. Dia mengatakan, anak merupakan kelompok yang rentan karena mereka belum mampu melindungi diri sendiri dan menggunakan hak-haknya secara mandiri. Selain itu lemahnya pengawasan orangtua dan orang dewasa menjadi salah satu penyebab anak mudah menjadi korban penculikan. Pengawasan ini penting dilakukan terutama ketika anak sedang berada di luar rumah. Sekarang ini, banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya sehingga kurang memperhatikan lingkungan bermain anak (Tempo.co, Selasa, 31 Januari 2023).

Hampir semua kalangan terutama para orang tua melakukan peningkatan pengawasan terhadap anak ketika mendengar semakin merebaknya berita penculikan anak tersebut. Rasa takut yang berlebihan membuat mental anak terganggu karena terbatasnya ruang gerak mereka ketika berada di luar rumah. Anak-anak juga merasa ketakutan dengan kejadian seperti ini, sehingga mereka tidak merasa.

Tidak dipungkiri memang banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya faktor ekonomi dan kurangnya pengawasan orang tua serta masyarakat, hingga peran negara. Seperti kasus di Makassar, di mana penculikan dilakukan oleh pelaku remaja karena tergiur imbalan Rp1,2 miliar dari tawaran jual beli ginjal di media sosial. Ini membuktikan bahwa kehidupan sekuler sungguh telah melahirkan berbagai tindak kriminal. Masyarakat merasa bebas berbuat tanpa peduli hal tersebut merugikan orang atau tidak.

Maka negaralah yang seharusnya memberikan fasilitas keamanan, kesejahteraan, dan ketenteraman kepada masyarakat. Ketika ada kasus yang berulang, negara harus sigap dalam mengatasinya. Tetapi yang kita lihat, negara dalam sistem sekuler masih saja abai dan tidak serius dalam menanggapinya, padahal keamanan adalah salah satu kebutuhan yang harus diwujudkan oleh negara untuk rakyatnya. Terlebih ini berkaitan dengan keselamatan anak yang merupakan golongan yang rentan. Namun hal ini masih belum menjadi prioritas.

Di dalam Islam, keamanan menjadi kebutuhan utama yang wajib dijamin oleh negara, bahkan harus berada di garis terdepan untuk melindungi rakyatnya. Negara juga akan memberikan sanksi yang menjerakan, termasuk pada pelaku penculikan. Oleh karenanya, kasus penculikan anak akan selesai jika syari'at Islam diterapkan dalam sistem pemerintahan Islam. Wallahu'alam bi shawab.

Post a Comment

0 Comments