Matinya Naluri Kemanusiaan Ditengah Meningkatnya Kemiskinan

Oleh: Risma Ummu Medinah
(Aktivis Muslimah, Pemerhati Sosial)

IMPIANNEWS.COM

Tak bisa dipungkiri kehidupan saat ini begitu sangat sulit. Belumlah usai derita rakyat dari pandemi, pemerintah malah mengurangi biaya subsidi BBM dengan alasan tak dimengerti.

Dampaknya sudah dipastikan angka kemiskinan menjulang tinggi. Indonesia masuk prestasi 100 negara paling miskin di dunia.

Bahkan ketika standar kemiskinan BPS dan Bank Dunia berbeda, 13 juta warga Indonesia yang sebelumnya masuk kategori menengah bawah menjadi jatuh miskin (cnnindonesia, 30/09/2022).

Sementara gfmag.com, melaporkan Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022.

Ironis ditengah prestasi tersebut, segelintir orang membeli mobil mewah Rand Rover seri terbaru seharga 5,9 milyar.

Antusiasme para borjuis terlihat ketika 50 unit mobil yang diluncurkan sudah sold karena stok yang sangat terbatas,  begitu yang dipaparkan  PT JLM Auto Indonesia selaku distributor Indonesia (detikoto.mobil, 27/09/2022).

Individualisme telah berhasil mengejawantahkan nilai kemanusian dan nir empati disisi mereka. 

Kapitalistik telah membuat semakin jauh jurang antara si kaya dan si miskin.

Pamer kekayaan seolah sudah menjadi gaya hidup, mengejar kepuasaan dan  pundi pundi harta.

Tak peduli di sekeliling mereka  kesulitan mengais rezeki untuk menafkahi.

Tak ayal kehidupan  sultan yang mereka pertontonkan secara tidak langsung menekan frustasi bagi orang orang miskin karena selalu disuguhkan pamer kekayaan di media sosial. Iklan iklan barang pelengkap berseliweran, _e-commerce_ selalu jadi incaran konsumtif. Naluri baqo mereka sunatullah terangsang namun apa daya tangan tak sampai sehingga jadilah mereka generasi _sandwich_

Generasi _sandwich_ menurut Sosiolog dari Universitas Islam ( UIN ) Jakarta, Tantan Hermansyah mengatakan yaitu generasi produktif yang sangat bekerja keras seperti mesin namun berpenghasilan minim.

Senada yang disampaikan Dr. Fika Komara ahli geostrategi Institute Muslimah Negarawan, generasi _sandwich_ adalah bentuk ekspresi karena himpitan ekonomi yang sangat sulit, sedangkan gaya hidup liberal sangat kencang menyerang keluarga muslim. Generasi yang rentan frustasi sosial karena terus dirangsang kesenangan, hedonisme dengan  pamer gaya hidup mewah di sosial media (muslimahNews.id)

Wajah buruk sistem sekuler kapitalisme  telah  berhasil menjadikan kehidupan hanya untuk kesenangan dan mencari materi namun peran agama dicampakkan.

Kesenangan duniawi dan foya foya selalu jadi tujuan perbuatan mereka.

Sungguh mereka telah dimiskinkan secara sistemik. Karena sistem kapitalis yang diterapkan saat ini menjadikan keberlangsungan hidup mereka tanpa ada yang menjamin.

Seharusnya negara yang menjamin kebutuhan pokok tercukupi individu per individu serta jaminan pelayanan publik lainnya. Namun saat ini negara abai tak pedulikan kesejahteraan atau ketimpangan yang terjadi.

Dalam sistem kapitalis yang sering diuntungkan sejatinya para pemilik modal yang menguasai perusahaan perusahaan besar.

Sistem ekonomi kapitalis  akan terus memproduksi barang barang selama masih diminati meski oleh segelintir orang.

Karena watak kapitalisme akan terus mencari harta meski dengan berbagai cara atau bertentangan dengan syara.

Kondisi mengingat kematian dan pertanggungjawaban sudah sangat jarang didapatkan.

Apakah kondisi seperti ini layak dipertahankan ?

Maka ketika kita ingin ada perubahan maka hal yang mesti kita lakukan adalah bergantinya sistem dari yang bathil kepada sistem Islam yang shahih. Yang akan melahirkan darinya aturan aturan paripurna untuk kehidupan.

Sudah selayaknya Islam memimpin peradaban untuk kehidupan yang penuh rahmat dan kesejateraan bagi seluruh alam.

Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

0 Comments