Penghapusan Honorer Bukti Nyata Kegagalan Sistem Kapitalisme

Oleh: D.leni Ernita

IMPIANNEWS.COM

Opini - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menyatakan, kebijakan penghapusan pekerja honorer bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sebab, selama ini tenaga honorer direkrut dengan sistem yang tidak jelas, sehingga mereka kerap mendapat gaji di bawah upah minimum regional (UMR). 

"Tenaga honorer sekarang kesejahteraannya jauh di bawah UMR. Pemerintah dan DPR mencari jalan agar kompensasi tenaga honorer bisa setara dengan UMR," kata Tjahjo dalam siaran persnya, dikutip Ahad (5/6/2022). 

Kini, ujar Tjahjo, dengan penghapusan tenaga honorer pada 2023, maka keberadaan pekerja bisa ditata di setiap instansi. "Untuk mengatur bahwa honorer harus sesuai kebutuhan dan penghasilan layak sesuai UMR, maka model pengangkatannya melalui outsourcing," kata politisi PDIP itu. 

Honorer Dihapus 2023, Ratusan Ribu Pegawai Terancam Kehilangan Pekerjaan

Kendati demikian, instansi tak bisa serta merta mengangkat pegawai honorer menjadi pekerja outsourcing. Pengangkatannya harus sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan masing-masing instansi. 

"Yang saat ini statusnya honorer tidak langsung diberhentikan tahun 2023. Tenaga non-ASN tetap dibutuhkan, hanya saja pola rekrutmennya ke depan harus sesuai kebutuhan, mendapat penghasilan layak setidaknya sesuai UMR," kata eks Menteri Dalam Negeri ini. 

Nasib guru honorer di negeri zamrud khatulistiwa ini masih saja mengenaskan. Belum lama ini viral kisah guru honorer yang bergaji tak sampai Rp200 ribu per bulan. Adalah Hafid, seorang guru honorer yang mengunggah video yang memperlihatkan besaran gajinya  membagikan rincian gajinya pada bulan April lalu. Yakni dibayar Rp4 ribu untuk satu jam mengajar. 

Mengapa gaji guru honorer kecil, tentu menjadi sebuah pertanyaan yang menggelitik. Guru yang pada dasarnya memiliki tugas mulia dalam mendidik calon-calon generasi penerus serta sumber daya manusia yang unggul, penopang keberlangsungan umat di masa depan, justru masih menyimpan permasalahan pelik yang tak kunjung berakhir...dan kini nasib buruh honorer akan dihapus 

Bukti Kegagalan Sistem Kapitalisme

Kalau kita mau jujur, yang menjadikan benang kusut penggajian guru honorer ini tidak pernah terurai, tak lain dan tak bukan adalah karena diterapkannya sistem kapitalisme sekuler. Ya, kapitalismelah  sistem hidup yang membawa negeri ini masuk ke dalam jurang kehancuran. Tetap hidup dalam kapitalisme hanya akan membuat para guru menderita dan terhina. Padahal guru adalah tulang punggung pendidikan nasional yang akan menentukan nasib bangsa ini ke depan. Generasi yang akan datang sangat ditentukan oleh peran guru dalam mendidik mereka.

Seandainya  pemerintah memperhatikan peran strategis ini, seharusnya pemerintah tidak abai dalam membuat regulasi yang serius untuk menyejahterakan para pencetak generasi ini. Seharusnya pemerintah peduli dan bertanggung jawab terhadap nasib para guru honorer yang tidak mendapatkan hasil sepadan dengan jasa yang sudah dicurahkan. Ini semua membuktikan gagalnya sistem kapitalisme sekuler dalam memberikan perhatian dan jaminan kesejahteraan bagi para guru honorer.

Berbeda dengan sistem kapitalisme sekuler, dalam sistem Islam, negara berkewajiban mengatur segala aspek kehidupan termasuk berkenaan dengan pendidikan. Dalam sistem pendidikan Islam, negara menetapkan regulasi terkait kurikulum, akreditasi sekolah, metode pengajaran, bahan-bahan ajar, termasuk penggajian tenaga pengajarnya dengan regulasi yang manusiawi bahkan memuaskan. 

Mengubah sistem tidak bisa dilakukan seorang diri. Dibutuhkan jemaah dakwah yang berusaha yang sunggu -sungguh mengembalikan kehidupan Islam dalam kehidupan ini. Maka kita juga terbebani untuk bergabung dalam dakwah jemaah dalam rangka mengubah sistem yang ada menuju sistem Islam yang diridai Allah. Sistem yang akan memberi kesejahteraan bagi para guru dan para pegawai honorer, dan manusia secara keseluruhan.

Wallahu a'lam bi ash shawaab

Post a Comment

0 Comments